Sudah menjadi hal yang normal saat seorang ibu mengalami kram perut saat hamil. Kram perut yang terjadi saat hamil dapat dirasakan pada saat trimester pertama, kedua, atau ketiga. Keluhan ini akan semakin sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Jika kondisi tersebut diikuti dengan gejala lain, maka ibu patut waspada karena adanya kemungkinan tanda dari penyakit yang serius dan janin ada dalam bahaya. Sebenarnya, apa saja penyebab kram perut saat masa kehamilan? Dan bagaimana cara untuk mengatasinya? Yuk simak penjelasan secara lengkap dibawah ini.
Penyebab Kram Perut Pada Ibu Hamil
1. Posisi Rahim
Posisi rahim normal wanita dapat berubah-ubah sesuai kondisi. Letak rahim tentunya berbeda dari perempuan remaja dan ibu hamil. Ada batas yang membedakan posisi rahim yang normal dan tidak normal pada ibu hamil. Kram di satu atau kedua sisi perut biasanya dirasakan ibu, terutama saat bergerak. Ketika janin berkembang, posisi rahim akan miring ke kanan atau ke kiri. Pada kondisi ini, ligamen yang berperan menyokong sisi rahim dapat mengalami kontraksi dan menjadi kencang. Akibatnya, ibu lebih sering mengalami kram pada perutnya ketika hamil.
- Testpack Positif Tapi Tidak Hamil, Apa Penyebabnya?
- Perbedaan Kista dan Tumor: Memahami Dua Kondisi yang Sering Disalahartikan
- Dokter Spesialis Andrologi: Peran, Kualifikasi, dan Pentingnya dalam Kesehatan Pria
- Kenali Penyebab Oligoasthenoteratozoospermia dan Solusinya!
- 10 Pedoman Gizi Seimbang: Panduan untuk Hidup Sehat
2. Perubahan Ukuran Rahim
Ukuran rahim berbeda pada setiap wanita. Ukuran rahim yang normal tidak lebih besar dari buah pir. Saat hamil, perkembangan janin dalam kandungan akan memperbesar ukuran rahim seiring dengan bertambahnya usia janin. Guna mendukung perkembangan rahim, ligamen/jaringan ikat yang menghubungkan rahim dan tulang panggul akan meregang sehingga rahim terasa lebih kencang. Ketika melahirkan, ukuran rahim akan menyusut ke ukuran normal sama seperti sebelum hamil.
3. Tekanan Pada Otot, Sendi dan Pembuluh Darah
Secara otomatis, ibu hamil akan merasakan peningkatan tekanan pada bagian otot, sendi, dan pembuluh darahnya. Berat badan yang bertambah akan memberi tekanan pada punggung, sehingga ibu akan merasa pegal. Kondisi inilah yang kerap memicu rasa nyeri, apalagi saat ibu hamil melakukan aktivitas fisik atau batuk. Untuk mengurangi tekanan pada punggung, ibu hamil disarankan untuk duduk di kursi yang memiliki penyangga punggung dan selipkan bantal di antara kedua kaki saat tidur.
4. Gas Berlebih Dalam Perut
Gejala kehamilan yang cukup umum yaitu perut kembung. Perut yang terasa kembung saat hamil adalah gas yang berlebih dalam perut. Ini dapat terjadi karena hormon progesteron yang berlebihan demi mendukung kehamilan akibatnya hormon ini akan melemaskan otot-otot di usus dan tubuh. Peningkatan hormon progesteron sering kali menyebabkan otot dinding saluran pencernaan lebih lambat dan rileks dalam mencerna makanan. Ketika makanan berada di dalam usus besar dalam waktu yang lama, gas yang diproduksi pun akan lebih banyak. Terkadang, gas tersebut tidak hanya terasa menggembung di perut, tapi juga menjalar pada bagian dada dan punggung.
5. Setelah Berhubungan Seks
Orgasme dan berhubungan intim saat hamil dapat mengakibatkan kram perut saat mengandung, dan biasanya diikuti dengan rasa sakit pinggang ringan. Ini terjadi karena rahim dan vagina mengalami sensasi seperti berdenyut ketika orgasme dan mungkin akan meninggalkan rasa kram perut setelahnya. Untuk menghindari risiko tersebut, lebih baik baru berhubungan intim pada trimester kedua atau setelah usia kehamilan di atas 20 minggu. Jika dilakukan dengan waktu yang tepat, hubungan intim saat hamil dapat memberi manfaat yang baik untuk ibu dan janin.
Cara Meringankan Kram Perut
Sebagaimana disinggung sebelumnya, meskipun masih tergolong normal, kram perut dapat meninggalkan rasa yang tidak nyaman bagi ibu hamil. Guna meringankan gejala yang dirasakan ibu, beberapa hal berikut mungkin bisa dilakukan.
- Usahakan untuk menghindari gerakan tiba-tiba ketika merasa kram pada area perut. Kemudian bungkukkan badan ke arah sumber sakit untuk meredakan sensasi nyeri yang timbul.
- Mengkonsumsi air mineral dalam jumlah yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Yang mana diketahui, dehidrasi pada ibu hamil dapat memicu timbulnya braxton hicks atau kontraksi palsu.
- Jika kram yang dirasa disebabkan karena adanya gas berlebih di saluran cerna, ibu boleh menggerakkan tubuh atau melakukan olahraga ringan untuk meringankan gejalanya. Selanjutnya, mandi dengan air hangat dan hindari mengkonsumsi berbagai jenis makanan dan minuman yang menghasilkan gas berlebih seperti soda, kubis, atau kacang.
- Usahakan untuk tetap rileks dan tidak panik ketika kram perut melanda.
- Jika penyebab kram perut pada ibu hamil karena usia janin yang sudah memasuki trimester akhir, maka ibu dapat berbaring untuk meredakan rasa nyeri tersebut. Bila rasa nyeri timbul di bagian kiri, ibu dapat berbaring ke arah kanan, atau sebaliknya. Setelah itu, posisikan kaki lebih tinggi dari kepala. Pada tahap ini, ibu dapat mengganjal kaki dengan bantal atau objek lainnya.
Perubahan tubuh yang terjadi saat hamil memang membuat tubuh ibu tidak nyaman. Jadi ingat, jika rasa nyeri yang timbul bersamaan dengan gejala lain, segera konsultasikan kehamilan Anda dengan dokter kandungan langganan atau mengakses layanan dari https://www.morulaivf.co.id. Jangan sampai Anda membahayakan janin di dalam kandungan hanya karena acuh dan menganggap rasa sakit yang dirasakan sebagai hal yang wajar. Itulah sekilas informasi mengenai kram perut saat hamil. Semoga bermanfaat untuk semua ibu hamil!