Pada dasarnya, uterine fibroid adalah salah satu gangguan yang menyerang bagian rahim wanita. Uterine fibroid juga biasa dikenal dengan nama mioma atau leiomyoma. Gangguan pada wanita ini diderita oleh sekitar 30 persen dari semua wanita yang berusia 35 tahun. Atau 20 persen hingga 80 persen biasanya diderita oleh wanita berusia 50 tahun. Seorang wanita akan terdeteksi menderita gangguan ini apabila melakukan USG di dokter kandungan.
Pengertian Uterine Fibroid
- Cara Mengatasi Keputihan Abnormal: Panduan Lengkap untuk Wanita
- Cegah Anak dari Gangguan Genetik dengan Uji Genetik Prakonsepsi
- Ciri Menopause Dini: Kenali Tanda-Tanda dan Cara Menghadapinya
- 5 Cara Mengatasi Menopause yang Efektif untuk Dilakukan
- Kenali Penyebab Mens Tidak Teratur dan Cara Mengatasinya
Uterine fibroid merupakan daging non-kanker yang tumbuh di bagian rahim, bisa di bagian dalam maupun luar. Uterine fibroid ini dapat muncul pada tahun masa subur wanita. Akan tetapi, sebagian besar tumbuh di dinding rahim. Tidak semua wanita yang menderita gangguan kesehatan ini memiliki gejala. Namun, ada juga wanita yang merasakan gejala seperti merasakan rasa sakit dan pendarahan menstruasi yang baik.
Selain itu, uterine fibroid akan memberikan tekanan pada kandung kemih sehingga membuat penderitanya menjadi sering buang air kecil atau dubur. Jika ukuran fibroid semakin besar bisa menyebabkan area perut menjadi membesar sehingga membuat penderitanya terlihat seperti orang hamil.
Gejala Uterine Fibroid
- Menstruasi dengan rasa nyeri dan juga banyak
- Perdarahan antar periode
- Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah
- Rasa sakit saat berhubungan intim
- Sakit punggung bagian bawah ataupun kaki
- Sembelit
- Gangguan kehamilan
- Gangguan kesuburan
- Risiko abortus lebih tinggi
Penyebab Uterine Fibroid
Sayangnya, hingga saat ini perlu Anda ketahui bahwa belum diketahui secara pasti apa pemicu uterine fibroid. Akan tetapi, para peneliti mengatakan ada beberapa faktor yang menyebutkan faktor apa saja yang menyebabkan gangguan ini. Beberapa faktor penyebab uterine fibroid adalah diantaranya:
- Faktor hormonal, dipicu oleh fluktuasi kadar estrogen dan juga progesteron
- Faktor genetis, berdasarkan garis keturunan
Tidak hanya penyebabnya yang hingga saat ini belum diketahui, faktor apa yang menyebabkan munculnya benjolan non-kanker (fibroid) di rahim juga belum diketahui. Namun, penyebabnya munculnya fibroid berhubungan dengan kondisi hormon estrogen ataupun progesteron.
Perlu diketahui bahwasanya fibroid bisa bertambah besar ketika penderitanya sedang dalam kondisi hamil. Hal ini dikarenakan pada saat hamil kadar hormon mengalami peningkatan. Fibroid tersebut bisa menyusut ketika wanita memasuki masa menopause karena kadar hormonnya menurun.
Faktor Risiko Uterine Fibroid
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan uterine fibroid muncul pada rahim wanita. Salah satu faktor risiko tersebut adalah wanita usia reproduksi. Adapun faktor-faktor risiko yang lainnya adalah sebagai berikut:
1. Faktor Keturunan
Faktor risiko uterine fibroid yang pertama yaitu faktor keturunan. Jika memiliki ibu atau saudara perempuan kandung menderita uterine fibroid maka akan berisiko tinggi menderita gangguan ini.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan baik internal maupun eksternal jika meningkatkan risiko seorang wanita menderita uterine fibroid. Faktor lingkungan tersebut seperti menstruasi pada usia dini, kegemukan, menstruasi pada usia dini, merokok, mengonsumsi alkohol dan melakukan diet rendah sayur, buah, vitamin D dan susu.
3. Ras DNA Usia
Wanita yang memiliki kulit berwarna hitam berisiko lebih tinggi untuk menderita uterine fibroid, bahkan sejak usia muda.
Demikianlah informasi tentang uterine fibroid. Kesimpulannya, uterine fibroid adalah daging non-kanker yang tidak membahayakan, meski begitu bukan berarti keberadaannya diabaikan begitu saja. Jika Anda menderita gangguan ini dan ingin mengatasinya, bisa berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, Anda juga bisa mengunjungi https://www.morulaivf.co.id untuk mendapatkan informasi dan konsultasi mengenai uterine fibroid.