Morula IVF

Torsio Testis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan, dan Komplikasi 

October 30, 2024

Torsio Testis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan, dan Komplikasi 

Torsio testis, atau testicular torsion, adalah kondisi medis gawat darurat di mana testis terpuntir pada korda spermatika, saluran yang membawa suplai darah ke testis. Kondisi ini sangat menyakitkan dan membutuhkan penanganan segera. Jika suplai darah terhambat terlalu lama, jaringan testis dapat rusak permanen atau bahkan mati, yang dapat mengganggu fungsi reproduksi dan kesejahteraan psikologis pria. Berdasarkan literatur medis, torsio testis terutama memengaruhi remaja, tetapi bisa terjadi pada semua usia, mulai dari bayi hingga pria dewasa. 

Apa Itu Torsio Testis? 

Secara medis, torsio testis adalah keadaan darurat yang membutuhkan tindakan cepat karena suplai darah ke testis dapat terputus total akibat puntiran korda spermatika. Ketika suplai darah ini terganggu selama lebih dari 6 jam, risiko kerusakan permanen pada jaringan testis meningkat pesat, hingga akhirnya dapat berujung pada kehilangan testis . Menurut data dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), sekitar 65% kasus torsio testis terjadi pada pria berusia antara 12-18 tahun, dan insidennya diperkirakan sekitar 1 per 4.000 pria di bawah usia 25 tahun . 

Torsio Testis
Sumber gambar: Freepik

Penyebab Torsio Testis 

Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko torsio testis, termasuk: 

1. Kondisi Bawaan (Bell Clapper Deformity)

Kondisi ini menyebabkan testis tidak terikat dengan kuat pada skrotum, yang membuatnya menggantung lebih bebas dan mudah terpuntir. Dalam keadaan normal, testis biasanya melekat pada skrotum oleh jaringan penyangga yang mencegahnya berputar atau berpindah posisi. Pada pria dengan bell clapper deformity, testis dapat berputar secara spontan, bahkan saat istirahat atau tidur, dan ini adalah penyebab utama torsio testis pada remaja . 

2. Trauma atau Cedera pada Testis

Cedera yang memengaruhi area genital, seperti benturan atau tekanan berlebihan, bisa memicu puntiran pada korda spermatika. American Academy of Family Physicians (AAFP) menyebutkan bahwa aktivitas fisik yang intens, olahraga, atau kecelakaan fisik bisa berkontribusi terhadap risiko ini . 

3. Perubahan Suhu Ekstrem

Saat suhu tubuh berubah drastis, otot-otot di sekitar testis dapat berkontraksi atau mengendur secara tiba-tiba, yang juga dapat memicu torsio testis. Faktor suhu sering kali tidak disadari sebagai penyebab, tetapi dapat meningkatkan risiko puntiran terutama pada pria muda yang aktif . 

4. Usia dan Perkembangan Hormonal

Torsio testis paling umum terjadi pada masa pubertas, di mana terjadi peningkatan hormon reproduksi yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan testis. Ini mungkin meningkatkan kerentanan testis terhadap puntiran. Meski demikian, torsio testis dapat terjadi pada bayi baru lahir hingga pria dewasa, meski lebih jarang pada pria di luar usia remaja.

Baca juga: Kenali Fungsi Utama Kelenjar Prostat pada Pria

Gejala Torsio Testis 

Torsio testis ditandai dengan beberapa gejala spesifik yang perlu segera dikenali untuk menghindari risiko komplikasi serius: 

  • Nyeri Mendadak dan Intens pada Testis: Gejala utama torsio testis adalah nyeri akut yang muncul tiba-tiba pada salah satu sisi skrotum. Rasa nyeri ini bisa sangat tajam dan terkadang menjalar ke area perut bagian bawah. 
  • Pembengkakan pada Skrotum: Testis yang terkena akan tampak bengkak, merah, dan terasa lembut saat disentuh. Skrotum bisa menjadi lebih besar di sisi yang terpengaruh. 
  • Perubahan Posisi Testis: Pada torsio testis, testis yang terkena sering kali berada di posisi yang lebih tinggi atau terlihat miring dibandingkan dengan sisi lainnya. 
  • Mual dan Muntah: Sensasi nyeri yang intens bisa menyebabkan reaksi tubuh berupa mual atau muntah, yang sering kali terjadi pada kasus torsio testis. 
  • Demam: Pada beberapa pasien, demam mungkin terjadi sebagai respons tubuh terhadap nyeri atau stres fisik yang ekstrem. 

Gejala-gejala ini memerlukan perhatian medis segera karena waktu adalah faktor krusial dalam mencegah kerusakan permanen pada testis.

Torsio Testis
Sumber gambar: Freepik

Proses Diagnosis Torsio Testis 

Dalam proses diagnosis torsio testis, dokter akan melakukan beberapa langkah untuk memastikan torsio, termasuk: 

  1. Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik mencakup penilaian posisi dan kondisi testis, serta mengidentifikasi apakah ada rasa sakit saat testis ditekan. Dokter juga mungkin mengamati apakah testis yang terkena berada di posisi yang lebih tinggi atau lebih miring . 
  2. Ultrasonografi Doppler: Tes ini merupakan pemeriksaan standar untuk memastikan aliran darah ke testis. Health UC Davis menjelaskan bahwa ultrasonografi Doppler akan menunjukkan berkurangnya aliran darah ke testis yang terpuntir, dan hasilnya dapat membantu memastikan diagnosis secara non-invasif. 
  3. Pemeriksaan Urin: Meskipun tidak selalu dibutuhkan, tes urin bisa membantu dokter mengecualikan penyebab lain dari nyeri testis, seperti infeksi saluran kemih atau epididimitis (infeksi pada saluran epididimis). 
  4. Eksplorasi Bedah: Dalam situasi darurat atau ketika diagnosis tidak bisa dipastikan melalui metode non-invasif, eksplorasi bedah mungkin diperlukan. Eksplorasi ini memungkinkan dokter untuk langsung melihat kondisi testis dan melakukan tindakan jika diperlukan. 

Baca juga: Memahami Aglutinasi Sperma: Penyebab dan Dampaknya terhadap Kesuburan Pria

Penanganan Torsio Testis 

Penanganan torsio testis harus segera dilakukan untuk memulihkan suplai darah ke testis. Ada dua metode utama penanganan: 

  1. Operasi Detorsion dan Fiksasi: Operasi ini melibatkan pembukaan skrotum, kemudian dokter akan melepaskan puntiran dan memperbaiki testis ke posisi normal agar tidak berulang. WebMD menekankan bahwa operasi ini paling efektif jika dilakukan dalam waktu 6 jam setelah gejala pertama muncul, dan semakin lama ditunda, semakin tinggi risiko kerusakan testis secara permanen. 
  2. Manual Detorsion: Dalam beberapa situasi, terutama jika pasien tidak segera dapat menjalani operasi, dokter mungkin mencoba metode manual detorsion, yakni dengan cara memutar testis secara manual untuk melepaskan puntiran. Namun, metode ini hanya sebagai solusi sementara dan tidak menggantikan kebutuhan operasi, karena risiko terjadinya puntiran kembali masih tinggi. 

Baca juga: Apa Itu Andropause? Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Komplikasi Torsio Testis 

Jika torsio testis tidak segera ditangani, komplikasi yang serius dapat terjadi, meliputi: 

  • Kerusakan Jaringan Testis: Keterlambatan dalam penanganan dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada testis yang terkena, yang akhirnya akan memengaruhi fungsi reproduksi. 
  • Infertilitas: Torsio testis dapat menyebabkan infertilitas jika tidak segera ditangani, terutama jika terjadi pada kedua testis atau jika kondisi tersebut menyebabkan hilangnya satu testis. 
  • Nyeri Kronis: Beberapa pria yang mengalami torsio testis mungkin mengalami nyeri kronis bahkan setelah pemulihan, yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka. 
  • Peningkatan Risiko Infeksi: Dalam kasus di mana pengangkatan testis (orkidektomi) diperlukan, tubuh dapat bereaksi negatif dan memicu infeksi pada area yang pernah mengalami operasi.

Pencegahan Torsio Testis 

Pencegahan torsio testis tidak selalu dapat dilakukan, tetapi ada beberapa langkah yang bisa membantu mengurangi risiko: 

  1. Penggunaan Pelindung saat Berolahraga: Memakai pelindung khusus pada area genital dapat membantu mencegah cedera atau trauma yang memicu torsio testis. 
  2. Perhatian pada Gejala Nyeri Mendadak: Kesadaran akan gejala torsio testis dan penanganan medis segera bisa sangat membantu dalam mencegah kerusakan permanen. 
  3. Konsultasi Medis untuk Kondisi Bawaan: Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kondisi bell clapper atau torsio testis berulang, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk pencegahan dan penanganan lebih lanjut, termasuk mempertimbangkan prosedur operasi untuk memperbaiki posisi testis. 

Baca juga: Mengupas Tuntas Sistem Reproduksi Pria: Dari Fungsi hingga Penyakit Umum

Torsio testis adalah kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan cepat. Dengan mengenali gejala utama seperti nyeri mendadak pada testis dan pembengkakan skrotum, Anda dapat mencegah komplikasi serius dan menjaga kesehatan testis. Deteksi dini dan penanganan yang tepat bisa menyelamatkan testis dari kerusakan permanen, mengurangi risiko infertilitas, serta mempertahankan kesehatan reproduksi pria. 

Penting bagi setiap orang, terutama orang tua yang memiliki anak laki-laki, untuk memahami gejala torsio testis sehingga dapat merespons dengan cepat jika terjadi kondisi darurat ini. 

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi. 

Referensi: 

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung