Ada satu pertanyaan yang paling sering diajukan oleh pasangan suami istri baru ketika istri sedang mengandung, namun tetap ingin melakukan hubungan intim. Pertanyaan itu adalah, apakah boleh mengeluarkan sperma di dalam saat istri sedang hamil? Apalagi banyak mitos yang mengatakan ini dan itu sampai kita ngeri sendiri. Nah, supaya rasa penasarannya terjawab, yuk kita cari tahu jawabannya.
Bolehkah Sperma Dikeluarkan di Dalam saat Hamil?
Banyaknya mitos yang mengatakan bahwa mengeluarkan sperma di dalam saat istri hamil akan membahayakan janin, membuat banyak pasangan menjadi khawatir. Namun, faktanya tidak seperti itu. Perlu Anda ketahui, menurut penelitian yang dikeluarkan Cleveland Clinic, ketika pria atau suami ejakulasi di dalam vagina, bayi yang ada di dalam kandungan tidak akan kenapa-kenapa.
- Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Pengobatannya
- Ini Dia Penyebab Bayi Kuning dan Cara Mengatasinya
- Mengalami PCOS Tetapi Haid Anda Teratur? Ulik Di Sini
- Memahami Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
- Kenali Macam-macam Keputihan yang Normal, Wanita Wajib Tahu!
Kok bisa? Yup, alasannya, janin di dalam rahim ibu dilindungi oleh selaput dan cairan ketuban. Sperma suami yang masuk ke dalam rahim pun jadi tidak berbahaya untuk janin. Namun, ada pengecualian bagi suami yang mengidap infeksi seksual menular atau AIDS. Jadi, perlu diperhatikan dan perlu melakukan cek kesehatan berkala.
Oh ya, perlu diketahui juga bahwa pada trimester kedua, banyak perempuan yang mengalami peningkatan gairah seks. Hal itu terjadi setelah meredanya lonjakan hormon pada trimester pertama. Kemudian pada trimester ketiga, banyak dokter justru menyarankan untuk lebih rutin melakukan aktivitas seksual, karena akan membantu dan memudahkan vagina membuka jalan lahir.
Lalu, benarkah sperma bisa menguatkan kandungan? Jawabannya, YA. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sperma baik bagi kesehatan ibu hamil, bahkan dapat mencegah keguguran, dan mampu mencegah preeklampsia pada ibu hamil. Gejala preeklampsia bisa dirasakan ketika volume urin berkurang dan terjadinya kenaikan tekanan darah.
Nah, sperma yang mengandung protein HLA-G, dapat berfungsi dalam mengatur sistem kekebalan tubuh serta menurunkan tekanan darah pada ibu hamil. Selain itu, sperma juga dapat dijadikan sebagai induksi alami dalam melancarkan persalinan. Hal itu dapat terjadi karena sperma juga mengandung zat serupa prostaglandin yang mampu mematangkan serviks.
Tips Hubungan Seksual Selama Kehamilan
Nah, kalau faktanya sperma keluar di dalam saat istri sedang hamil itu aman, Anda juga perlu hati-hati, karena terkadang ada kondisi janin yang perlu diperhatikan. Maka, tetap disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.
Supaya aktivitas seksual selama kehamilan tetap aman, simak tips-tips berikut ini.
1. Jangan melakukan hubungan intim saat kehamilan trisemester pertama
Pada saat trimester pertama, kondisi janin masih sangat ringkih. Pada waktu ini tidak disarankan untuk melakukan aktivitas seksual. Karena janin serta plasentanya masih dalam tahap perkembangan awal.
Namun, jika memang ingin melakukan hubungan seksual, sebaiknya dilakukan dengan sangat hati-hati, begitu juga pemilihan posisi yang aman. Janin yang masih baru berusia 1-3 bulan, memang sedang dalam tahap perkembangan awal. Sehingga beresiko jika terkena guncangan yang kencang.
2. Pastikan tidak ada riwayat pendarahan
Pentingnya mengetahui riwayat kesehatan masing-masing, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Apabila ibu memiliki riwayat pendarahan, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis.
Karena jika Anda tidak mengetahui adanya riwayat pendarahan atau tidak, kemudian melakukan hubungan seksual saat kondisi janin masih ringih, itu juga sangat berbahaya. Selain itu, faktor kondisi fisik Ibu juga menentukan apakah riwayat pendarahan itu akan terulang atau tidak ketika melakukan hubungan seksual. Pastikan semua kondisi kesehatan sudah diketahui oleh masing-masing pasangan.
3. Lakukan posisi hubungan intim yang dianjurkan
Ada beberapa posisi hubungan intim yang disarankan berdasarkan trimester kehamilan. Jika sudah memasuki trimester kedua cobalah dengan posisi woman on top, karena posisi ini dianggap paling nyaman dilakukan oleh ibu hamil. Karena ibu akan lebih mudah dalam mengontrol kedalaman penetrasi.
Kemudian saat trimester ketiga, saat janin sudah mulai membesar, disarankan menggunakan posisi Spooning. Posisi ini nyaman bagi ibu hamil, karena tidak ada tekanan pada perut perempuan. Namun, semuanya tetap harus dikomunikasikan agar ibu hamil tetap nyaman.
4. Sebaiknya berhubungan intim tidak lebih dari 3 kali seminggu
Terlalu sering melakukan aktivitas seksual saat hamil sangatlah tidak dianjurkan. Jika terlalu sering, dapat memicu infeksi saluran kemih (ISK) pada ibu yang sedang hamil. Akibatnya, jika tidak cepat ditangani, akan berpengaruh pada kehamilan.
Dokter menyarankan, setiap melakukan hubungan intim, ibu disarankan untuk membersihkan vagina baik sebelum dan sesudah. Kemudian jangan lupa untuk mengosongkan kandung kemih setelah aktivitas seksual selesai. Hal ini dapat mencegah terjadinya ISK.
5. Ibu tidak mengalami plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi saat plasenta atau ari-ari bayi berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan. Maka, tidak disarankan untuk ibu yang mengalami kondisi ini, melakukan aktivitas seksual. Atau, ibu dan suami bisa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter spesialis.
6. Ibu tidak memiliki riwayat melahirkan prematur
Untuk ibu-ibu hamil yang memiliki riwayat melahirkan bayi prematur, sebaiknya berkonsultasi pada dokter spesialis. Karena kondisi ini cukup beresiko dalam kegiatan apapun yang akan dilakukan oleh ibu.
Berkonsultasi dengan dokter, guna melihat faktor apa yang menyebabkan ibu sebelumnya melahirkan bayi prematur. Karena banyak faktor yang bisa menjadi penyebab, salah satunya hubungan seksual yang tidak hati-hati, sehingga membuat terjadinya kelahiran prematur.
Selain melakukan aktivitas seksual aman dilakukan saat hamil, ternyata aktivitas ini juga dapat menyehatkan tubuh ibu lhoo. Hitung-hitung “olahraga”, berhubungan intim juga dapat membantu membakar kalori di dalam tubuh ibu hamil.
Sehingga, ibu tetap bisa menjaga tubuh ideal dan juga tetap bugar. Selain itu, berhubungan intim juga dapat melancarkan sirkulasi darah, membantu tidur agar lebih nyenyak, mengurangi rasa nyeri (asal dilakukan dengan benar), dan juga tentunya membuat ibu merasa lebih bahagia.
Setelah mengetahui informasi ini apakah rasa penasaran Anda terjawab? Ternyata tetap aman kok berhubungan intim bahkan sperma keluar di dalam saat hamil. Apalagi dengan berbagai manfaat yang dapat dirasakan dan khasiat dari sperma itu sendiri. So, semoga bermanfaat yaa!