Morula IVF

Primary Ovarian Insufficiency (POI): Penyebab, Gejala, dan Penanganan 

October 8, 2024

Primary Ovarian Insufficiency (POI): Penyebab, Gejala, dan Penanganan 

Dr. Jimmy Yanuar Annas dr SpOGKFer MISArtikel ini telah direview secara medis oleh
Dr. dr. Jimmy Yanuar Annas, Sp.OG, Subsp. F.E.R
Button Buat Janji


Primary Ovarian Insufficiency (POI) atau Premature Ovarian Failure (POF) adalah kondisi medis yang memengaruhi fungsi ovarium wanita sebelum usia 40 tahun. Kondisi ini ditandai dengan menurunnya produksi hormon estrogen secara signifikan dan tidak berfungsinya ovarium untuk melepaskan sel telur secara teratur, yang berujung pada masalah kesuburan. Meskipun POI dapat menyebabkan gejala menopause, ini bukan menopause dini, karena wanita dengan POI masih mungkin mengalami menstruasi tidak teratur dan memiliki kesempatan untuk hamil. 

Penyebab Primary Ovarian Insufficiency 

Primary Ovarian Insufficiency memiliki berbagai penyebab yang beragam, dan pada beberapa kasus, penyebab pastinya mungkin tidak diketahui. Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan POI meliputi: 

  1. Kelainan Genetik: Mutasi genetik, seperti sindrom Fragile X atau sindrom Turner, sering dikaitkan dengan POI. Pada beberapa kasus, perubahan kromosom X dapat mempengaruhi fungsi ovarium. 
  2. Autoimun: Sistem kekebalan tubuh mungkin menyerang ovarium, menyebabkan kerusakan pada folikel yang mengandung sel telur. Ini sering terkait dengan gangguan autoimun lainnya seperti hipotiroidisme atau penyakit Addison. 
  3. Pengobatan Medis: Terapi radiasi atau kemoterapi untuk pengobatan kanker dapat merusak jaringan ovarium, yang dapat menyebabkan POI. Selain itu, beberapa obat untuk gangguan autoimun juga dapat berpengaruh pada fungsi ovarium. 
  4. Faktor Lingkungan: Toksin tertentu seperti asap rokok, bahan kimia industri, atau racun lingkungan lainnya dapat mempercepat penurunan fungsi ovarium. 
  5. Infeksi Virus: Infeksi virus tertentu dapat memengaruhi ovarium dan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada fungsinya. 
Primary Ovarian Insufficiency (POI)
Sumber gambar: Freepik

Gejala Primary Ovarian Insufficiency 

Gejala Primary Ovarian Insufficiency (POI) sering kali menyerupai tanda-tanda menopause, tetapi terjadi jauh lebih awal, yaitu pada wanita di bawah usia 40 tahun. Gejala-gejala ini muncul akibat penurunan produksi estrogen, hormon yang sangat penting bagi fungsi reproduksi wanita. Berikut adalah beberapa gejala utama POI yang perlu diwaspadai: 

1. Menstruasi Tidak Teratur atau Hilangnya Menstruasi (Amenore)

Salah satu tanda awal POI adalah siklus menstruasi yang menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti total selama beberapa bulan. Pada banyak kasus, menstruasi mungkin datang setiap beberapa bulan, atau berhenti tiba-tiba. Siklus yang tidak menentu ini disebabkan oleh gangguan dalam pelepasan sel telur oleh ovarium, yang mengakibatkan ketidakseimbangan hormon. 

2. Hot Flashes

Hot flashes adalah rasa panas tiba-tiba yang menyebar ke seluruh tubuh, terutama di area wajah dan leher. Gejala ini sering diikuti dengan keringat berlebihan, bahkan dalam kondisi dingin. Sensasi panas ini bisa berlangsung selama beberapa detik hingga menit dan sering muncul pada saat yang tidak terduga, mengganggu aktivitas sehari-hari. 

3. Keringat Malam

Wanita dengan POI sering mengalami keringat malam, yaitu keringat berlebihan saat tidur. Hal ini dapat membuat tidur menjadi tidak nyaman dan menyebabkan gangguan tidur yang serius. Akibatnya, penderita mungkin mengalami kelelahan di siang hari, yang juga dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental. 

4. Gangguan Emosional

Penurunan hormon estrogen tidak hanya memengaruhi fisik tetapi juga berdampak pada kesejahteraan mental. Wanita dengan POI sering kali mengalami perubahan suasana hati yang drastis, termasuk perasaan cemas yang berlebihan dan depresi. Gangguan emosional ini dapat memperburuk kualitas hidup, terutama jika dikombinasikan dengan gejala fisik lainnya. 

5. Vagina Kering

Salah satu efek utama dari berkurangnya estrogen adalah kekeringan pada vagina. Kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan, terutama saat berhubungan seksual, dan dapat meningkatkan risiko infeksi pada area genital. Pengurangan pelumas alami pada vagina juga membuat jaringan lebih rentan terhadap iritasi dan robekan. 

6. Penurunan Libido

Estrogen berperan penting dalam menjaga hasrat seksual. Dengan menurunnya kadar hormon ini, banyak wanita dengan POI melaporkan penurunan libido atau ketidakminatan terhadap aktivitas seksual. Hal ini tidak hanya memengaruhi hubungan dengan pasangan tetapi juga bisa berdampak pada rasa percaya diri dan kesejahteraan psikologis. 

Gejala-gejala ini sering kali berkembang secara bertahap, sehingga banyak wanita tidak langsung menyadari bahwa mereka mengalami POI. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis guna mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. 

Baca juga: Berat Badan Ideal untuk Promil: Kunci Kesuburan dan Kehamilan Sehat

Diagnosis Primary Ovarian Insufficiency 

Diagnosis POI dapat dilakukan melalui pemeriksaan menyeluruh oleh tenaga medis. Ada beberapa tes yang biasanya dilakukan untuk mengonfirmasi POI: 

  • Tes Hormon: Kadar FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan estradiol sering diukur. Pada POI, kadar FSH akan lebih tinggi, sedangkan estradiol lebih rendah dari biasanya. 
  • Tes Kromosom: Analisis genetik mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi kelainan kromosom seperti sindrom Turner. 
  • Tes Antibodi: Jika dicurigai adanya gangguan autoimun, tes antibodi juga dapat dilakukan untuk melihat apakah ada serangan dari sistem imun ke jaringan ovarium. 
Vulvodinia
Sumber gambar: Freepik

Penanganan Primary Ovarian Insufficiency 

Meskipun tidak ada cara untuk memulihkan fungsi ovarium yang hilang, ada berbagai pilihan penanganan untuk membantu mengelola gejala POI dan meningkatkan kualitas hidup pasien: 

  1. Terapi Hormon: Salah satu perawatan yang paling umum untuk POI adalah terapi penggantian hormon (HRT). Ini melibatkan pemberian hormon estrogen dan progesteron untuk membantu mengatur kembali kadar hormon dan mencegah komplikasi seperti osteoporosis. 
  2. Suplementasi Kalsium dan Vitamin D: Karena POI dapat meningkatkan risiko osteoporosis, suplementasi kalsium dan vitamin D sering direkomendasikan untuk menjaga kesehatan tulang. 
  3. Pengobatan Fertilitas: Bagi wanita dengan POI yang ingin hamil, opsi fertilitas seperti donor sel telur dan teknologi reproduksi berbantuan seperti bayi tabung atau in vitro fertilization dapat dipertimbangkan. 
  4. Dukungan Psikologis: Karena dampak emosional POI bisa sangat berat, konsultasi dengan psikolog atau konselor dapat membantu mengatasi stres, kecemasan, dan depresi yang mungkin timbul. 
  5. Perubahan Gaya Hidup: Mempertahankan pola makan sehat, berolahraga teratur, dan berhenti merokok adalah cara penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, khususnya bagi mereka yang mengalami POI. 

Risiko dan Komplikasi POI 

Primary Ovarian Insufficiency tidak hanya memengaruhi kesuburan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan lainnya, termasuk: 

  • Osteoporosis: Penurunan estrogen yang cepat dapat menyebabkan kerapuhan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang. 
  • Penyakit Jantung: Estrogen berperan dalam menjaga kesehatan jantung. Dengan rendahnya kadar hormon ini, risiko penyakit jantung juga meningkat. 
  • Depresi dan Kecemasan: Wanita dengan POI sering merasa kesulitan secara emosional, terutama jika mereka berjuang dengan masalah kesuburan dan gejala menopause dini. 

Baca juga: MRKH Syndrome: Memahami Kondisi yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Perempuan 

Primary Ovarian Insufficiency adalah kondisi yang mempengaruhi sekitar 1% wanita di bawah usia 40 tahun, dan dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan fisik dan emosional. Meskipun tidak ada pengobatan untuk mengembalikan fungsi ovarium, terapi hormon, dukungan psikologis, dan perawatan gaya hidup dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup. 

Bagi wanita yang menduga mengalami POI, penting untuk mencari bantuan medis untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Kesadaran akan gejala dan faktor risiko juga dapat membantu mendeteksi kondisi ini lebih awal, memberikan peluang yang lebih baik untuk penanganan yang efektif. 

Untuk Anda yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilias, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi. 

Referensi: 

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung