Sudah due date kelahiran tapi belum ada tanda-tanda persalinan? Mengalami postmatur adalah salah satu penyebabnya. Ini merupakan kondisi dimana ibu hamil telah melewati masa Hari Perkiraan Lahir (HPL) namun bayi belum lahir juga.
Beberapa ibu hamil kadang merasa khawatir karena bayi belum menunjukkan adanya tanda ingin dilahirkan padahal sudah melewati masa due date. Kondisi ini sering disebut dengan istilah postmatur. Lalu apa sebenarnya penyebab postmatur dan apakah ada risikonya? Untuk tahu lebih lanjut, yuk simak ulasan berikut!
Pengertian Postmatur
Postmatur merupakan istilah untuk menyebut kelahiran bayi yang terjadi terlalu lama yakni setelah minggu ke-41. Kondisi seperti ini penting untuk diperhatikan karena beberapa alasan dapat menyebabkan bahaya bahkan bisa berakibat fatal jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Postmatur biasanya merujuk pada kelahiran bayi pada minggu ke-42 kehamilan atau setara dengan 294 hari setelah periode menstruasi terakhir sang ibu.
Perlu diketahui bahwa kelahiran bayi yang normal seharusnya terjadi pada minggu ke-37 sampai ke-41. Jika bayi lahir setelah minggu ke-41, maka kondisi inilah yang disebut dengan postmaturitas atau pasca-matur.
Ciri-Ciri Postmatur
Secara umum, bayi yang lahir postmatur memiliki kondisi kesehatan yang normal. Hanya saja, dalam beberapa kasus, bayi yang lahir postmatur bisa mengalami beberapa ciri khusus. Di bawah ini beberapa ciri-ciri bayi postmatur yang perlu diwaspadai:
- Memiliki rambut kepala sangat banyak.
- Jumlah lemak dalam tubuh bayi sangat sedikit.
- Kulit mengendur, mengelupas, dan kering.
- Bayi terlihat lebih waspada.
- Mata bayi tampak terbelalak.
- Kuku tangan dan kaki panjang.
- Lipatan atau kerutan pada kaki dan tangan bayi terlihat sangat jelas.
- Bayi lahir dengan warna kulit tidak normal seperti kuning, hijau, atau cokelat diakibatkan oleh pewarnaan mekonium, yaitu kondisi tinja yang sudah masuk ke dalam cairan ketuban.
Penyebab Postmatur
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ibu hamil mengalami kehamilan postmatur. Beberapa penyebab postmatur antara lain:
- Kehamilan pertama
- Ada riwayat persalinan postmatur sebelumnya
- Riwayat keluarga yang mengalami persalinan postmatur
- Ibu hamil mengalami obesitas
- Bayi laki-laki
- Penghitungan due date kurang tepat
Risiko Kelahiran Postmatur
Meskipun bayi bisa terlahir dengan normal tanpa cacat, akan tetapi kelahiran postmatur tetap memiliki risiko yang perlu diwaspadai. Beberapa risiko kelahiran postmatur antara lain:
1. Fetal macrosomia
Fetal macrosomia merupakan kondisi dimana ukuran bayi sangat besar dibandingkan dengan rata-rata bayi lainnya. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko persalinan lewat bedah sesar atau C-section karena jika dilakukan secara normal, ada kemungkinan pundak bayi tersangkut di belakang tulang panggul ibu.
2. Sindrom postmaturity
Ciri-ciri bayi postmatur yang mengalami sindrom ini ditandai dengan berat badan bayi tidak bertambah. Selain itu, kulit bayi juga terasa kendur dan kering. Tanda lainnya dari sindrom ini adalah berupa kuku jari tangan dan kaki yang panjang.
3. Ketuban sedikit
Kelahiran Postmatur bisa berakibat pada jumlah air ketuban yang semakin berkurang. Berkurangnya air ketuban secara signifikan bisa berdampak pada denyut jantung bayi. Selain itu, asupan oksigen ke janin juga bisa berkurang karena risiko tali pusat tertekan saat kontraksi.
4. Meconium aspiration syndrome
Sindrom ini dapat terjadi jika bayi menelan mekonium ketika masih dalam kandungan. Jika masuk ke paru-paru, kondisi tersebut bisa berdampak pada pernapasan mereka. Mekonium sendiri merupakan zat pelapis usus bayi berwarna kehijauan.
Selain itu, kelahiran postmatur juga bisa menyebabkan risiko terjadinya kematian bayi atau stillbirth. Sedangkan risiko komplikasi dalam persalinan postmatur biasanya berupa robekan vagina, infeksi, hingga perdarahan pasca-persalinan.
Perbedaan Prematur dan Postmatur
Postmatur merupakan kondisi dimana bayi lahir setelah melewati masa due date kelahiran telatnya lebih dari 41 minggu usia kehamilan. Sedangkan prematur merupakan kondisi lahirnya bayi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Hal ini membuat prematur dan postmatur atau dismatur adalah berbeda.
Kelahiran prematur lebih berisiko menimbulkan masalah kesehatan pada bayi jika dibandingkan dengan kelahiran postmatur. Hal ini karena organ tubuh bayi belum berkembang dengan sempurna. Semakin cepat terjadinya kelahiran prematur maka semakin tinggi juga risiko bayi mengalami gangguan kesehatan.
Bagi ibu hamil sebaiknya selalu rutin memeriksakan kondisi kehamilannya. Hal ini untuk mengetahui jika ada tanda-tanda kelahiran postmatur sehingga bisa mendapatkan penanganan dengan tepat.