Perlengketan rahim, atau yang sering disebut dengan Sindrom Asherman, adalah kondisi medis di mana terbentuk jaringan parut di dalam rahim yang menyebabkan dinding rahim menyatu. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita, menyebabkan berbagai masalah seperti menstruasi tidak teratur, nyeri panggul, hingga kesulitan untuk hamil.
Penyebab Perlengketan Rahim
Salah satu penyebab utama perlengketan rahim atau Sindrom Asherman adalah tindakan medis pada rahim, seperti dilatasi dan kuretase (D&C) yang dilakukan setelah keguguran, persalinan, atau operasi untuk mengatasi perdarahan rahim. Prosedur ini dapat menyebabkan trauma pada lapisan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga terjadi pembentukan jaringan parut. Tindakan bedah lainnya, seperti operasi untuk mengangkat mioma atau polip rahim, juga bisa menjadi pemicu sindrom ini .
Gejala Sindrom Asherman
Sindrom Asherman ditandai oleh berbagai gejala yang terkait dengan perubahan struktur rahim akibat perlengketan atau pembentukan jaringan parut di dalam rahim. Gejala-gejala ini seringkali bervariasi tergantung pada tingkat keparahan perlengketan dan seberapa luas area rahim yang terpengaruh.
1. Amenore (Tidak Menstruasi Sama Sekali)
Gejala paling mencolok pada Sindrom Asherman adalah amenore, yaitu hilangnya siklus menstruasi sepenuhnya. Pada beberapa wanita, hal ini terjadi karena jaringan parut yang terbentuk menghalangi aliran darah menstruasi atau mencegah penebalan endometrium yang diperlukan untuk menstruasi normal . Ini adalah indikasi kuat adanya masalah di dalam rahim, terutama jika wanita tersebut sebelumnya memiliki siklus menstruasi yang teratur.
2. Menstruasi yang Lebih Ringan (Hipomenore)
Bagi sebagian wanita, siklus menstruasi mungkin tidak hilang sepenuhnya tetapi menjadi lebih ringan dari biasanya. Ini disebut hipomenore, di mana aliran darah menstruasi berkurang karena adanya jaringan parut yang mengurangi luas permukaan endometrium, sehingga tidak bisa menebal dan luruh dengan sempurna .
3. Nyeri Hebat saat Menstruasi (Dismenore)
Beberapa penderita mengalami dismenore atau nyeri hebat saat menstruasi. Ini bisa disebabkan oleh darah menstruasi yang terperangkap di dalam rahim karena perlengketan yang menghalangi saluran keluar darah. Kondisi ini disebut hematometra, dan sering kali menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa di perut bagian bawah dan panggul.
4. Kesulitan untuk Hamil atau Keguguran Berulang
Bagi wanita yang masih ingin memiliki anak, salah satu gejala yang paling mengkhawatirkan adalah kesulitan untuk hamil. Jaringan parut yang terbentuk dapat mencegah implantasi embrio di dinding rahim atau menghalangi pertumbuhan normal janin, yang berujung pada keguguran. Keguguran berulang juga merupakan gejala umum pada penderita Sindrom Asherman . Perlengketan ini menyebabkan lingkungan rahim tidak ideal untuk kehamilan, membuat wanita lebih rentan terhadap kehilangan kehamilan atau infertilitas sekunder.
5. Nyeri Panggul Kronis
Beberapa penderita Sindrom Asherman merasakan nyeri panggul kronis yang berkepanjangan. Nyeri ini bisa dirasakan secara terus-menerus atau hanya muncul saat menstruasi. Penyebabnya adalah adhesi di dalam rahim yang mempengaruhi struktur dan fungsi normal organ, menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan rasa sakit yang terus-menerus .
6. Infeksi Berulang pada Rahim
Perlengketan di rahim meningkatkan risiko terjadinya infeksi rahim. Kondisi ini terjadi karena jaringan parut dapat mengganggu pembersihan alami rahim, membuat bakteri lebih mudah berkembang. Infeksi rahim yang berulang dapat menyebabkan rasa nyeri, demam, dan gejala infeksi lainnya, yang jika tidak ditangani dapat memperparah kondisi kesehatan wanita .
Baca juga: Mengenal Penyakit Fibroid Rahim dan Cara Mengatasinya
Diagnosis dan Pengobatan
Untuk mendiagnosis Sindrom Asherman, dokter biasanya melakukan histeroskopi, yaitu pemeriksaan di mana kamera kecil dimasukkan ke dalam rahim untuk melihat adanya jaringan parut. Selain itu, ultrasonografi (USG) dan tes pencitraan lainnya juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi rahim.
Pengobatan sindrom ini biasanya melibatkan prosedur bedah untuk menghilangkan jaringan parut dengan menggunakan histeroskopi. Setelah operasi, dokter mungkin memberikan estrogen untuk merangsang pertumbuhan kembali lapisan endometrium serta merekomendasikan penggunaan kateter khusus untuk mencegah jaringan parut kembali terbentuk.
Dampak pada Kesuburan
Pada wanita dengan Sindrom Asherman, dampak pada kesuburan bisa sangat signifikan. Perlengketan di dalam rahim yang terjadi akibat jaringan parut dapat mengganggu proses implantasi embrio. Hal ini disebabkan oleh kondisi endometrium yang tidak optimal, di mana embrio yang sudah dibuahi kesulitan menempel dan berkembang di dinding rahim. Bahkan jika terjadi implantasi, jaringan parut dapat menghalangi aliran darah yang dibutuhkan untuk menopang kehamilan, sehingga meningkatkan risiko keguguran atau komplikasi lainnya.
Setelah dilakukan pengobatan untuk mengatasi perlengketan, seperti melalui histeroskopi untuk menghilangkan jaringan parut, peluang kehamilan masih bervariasi. Pada kasus dengan adhesi ringan, beberapa wanita dapat hamil secara alami setelah perawatan. Namun, pada kasus yang lebih parah dengan perlengketan rahim yang luas, pemulihan lapisan endometrium bisa menjadi lebih sulit, sehingga mengurangi peluang keberhasilan kehamilan alami.
Dalam situasi di mana kehamilan alami tidak mungkin terjadi, banyak wanita beralih pada teknologi reproduksi berbantuan seperti In Vitro Fertilization (IVF). IVF memungkinkan embrio berkembang di luar tubuh sebelum ditanamkan ke dalam rahim. Namun, keberhasilan IVF pun bergantung pada kondisi rahim pasca-perawatan, terutama seberapa baik lapisan endometrium dapat menebal untuk mendukung kehamilan.
Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kehamilan:
- Tingkat keparahan adhesi: Semakin luas dan dalam perlengketan, semakin rendah peluang untuk hamil secara alami.
- Respons terhadap pengobatan: Efektivitas operasi untuk menghilangkan jaringan parut dan pemulihan endometrium sangat menentukan keberhasilan kehamilan di masa depan.
- Usia dan kondisi kesehatan wanita: Kesuburan juga dipengaruhi oleh usia serta kesehatan umum sistem reproduksi wanita sebelum terjadi sindrom.
Secara keseluruhan, meski Sindrom Asherman atau perlengketan rahim dapat mengganggu kesuburan, diagnosis dini dan pengobatan tepat dapat meningkatkan peluang kehamilan, baik secara alami maupun dengan bantuan teknologi seperti IVF.
Baca juga: Rahim Retrofleksi: Penyebab, Gejala, dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Perlengketan rahim atau Sindrom Asherman adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita, terutama jika tidak didiagnosis dan ditangani dengan tepat. Jika Anda mengalami gejala seperti menstruasi tidak teratur atau kesulitan untuk hamil setelah menjalani prosedur medis pada rahim, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dini dapat membantu mengembalikan fungsi rahim dan meningkatkan peluang untuk hamil secara sukses.
Apakah Anda mencari solusi untuk kesehatan reproduksi atau program kehamilan? Morula IVF Indonesia dapat membantu Anda dengan layanan konsultasi yang mendalam dan profesional. Dengan lebih dari 26 tahun pengalaman, Morula IVF Indonesia memiliki tim dokter spesialis yang terampil dan berkomitmen untuk mendukung Anda dalam perjalanan menuju kehamilan yang sehat. Morula IVF menawarkan pendekatan yang menyeluruh dan penuh perhatian. Untuk mengetahui lebih lanjut dan merencanakan konsultasi, Anda dapat mengunjungi situs web resmi Morula IVF atau menghubungi mereka langsung.
Referensi:
- WebMD. “What is Asherman Syndrome?“. Diakses pada Oktober 2024.
- National Organization for Rare Disorders (NORD). “Asherman’s Syndrome.” Diakses pada Oktober 2024.
- MedlinePlus. “Asherman’s Syndrome.” Diakses pada Oktober 2024.
- Bhandari, S., et al. “Epidemiology of Asherman’s Syndrome: Findings from a Systematic Review.” Reproductive Biology and Endocrinology, 11:118, 2013. Diakses pada Oktober 2024.