Apakah terdapat perbedaan autoimun dan lupus secara mendasar? Pertanyaan tersebut perlu dikaji lebih dalam jawabannya karena masih banyak orang yang beranggapan bahwa autoimun itu sama dengan sakit lupus. Agar bisa mengetahui jawaban dari pertanyaan di atas dengan tepat dan benar maka perlu dibahas satu per satu terlebih dahulu mengenai kedua gangguan sistem tubuh tersebut.
Menurut Healthline, penyakit autoimun adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya respon yang berlebihan maupun sangat minimal dari sistem imun yang terdapat pada tubuh kita. Beberapa kalangan ahli mengatakan bahwa autoimun adalah jenis gangguan yang cukup sulit dideteksi sedari awal. Mayoritas penderitanya berjenis kelamin wanita.
Apakah yang Disebut dengan Autoimun?
Pada kondisi orang yang normal sistem imun tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, kuman dan lainnya. Namun hal yang berbeda akan terjadi pada tubuh seseorang yang mengidap autoimun.
Pada pengidap autoimun maka sistem imun atau kekebalan tubuh justru akan menyerang sel dan jaringan yang sehat sehingga memicu munculnya gangguan kesehatan lainnya. Kondisi tersebut bisa terjadi dikarenakan sistem imunitas pada tubuh keliru mengenali sel dan jaringan yang sehat sebagai zat asing sehingga antibodi justru akan menyerangnya.
Penyakit autoimun itu sendiri menurut data yang ada memang lebih sering dialami oleh wanita. Terutama yang masuk golongan usia produktif. Sedangkan untuk faktor penyebab dari autoimun tersebut tidak sama antara satu orang dengan lainnya. Begitu juga dengan gejalanya akan berbeda pada masing-masing penderita, mulai dari ringan hingga berat tergantung kondisi tubuh orang tersebut.
Bahaya yang bisa terjadi pada mereka dengan penyakit autoimun yaitu kerusakan pada sel dan jaringan tubuh. Yang akan memicu terjadinya peradangan serta gangguan cukup serius pada saraf, persendian, kelenjar dan juga organ-organ penting yang lain. Penyakit autoimun terdiri dari beberapa jenis dan beberapa diantaranya bisa dikatakan cukup sering dialami oleh para wanita, yaitu antara lain:
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
- Psoriasis
- Celiac disease
- Hemolytic anemia
- Multiple sclerosis
Apakah Penyakit Lupus Itu?
Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya maka bisa dikatakan bahwa lupus merupakan salah satu dari jenis penyakit autoimun yang sering terjadi pada wanita. Lupus adalah penyakit autoimun dimana sistem imunitas malah menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri. Sistem imun pada penderita lupus akan menyerang berbagai organ yang sehat seperti kulit, sendi, saraf, jaringan mukosa, perut, jantung dan paru-paru.
Penyakit lupus juga terdiri dari beberapa jenis yaitu :
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE), adalah jenis lupus yang paling sering diderita. Biasanya sistem imun akan menyerang kulit, sendi, ginjal, paru-paru dan bisa juga sampai pada pembuluh darah.
- Discoid Lupus Erythematosus (DLE), hanya menyerang pada bagian kulit saja sehingga menimbulkan ruam.
- Subacute Cutaneous Lupus Erythematosus (SCLE), menyebabkan kulit menjadi terbakar sebagai akibat dari paparan sinar matahari.
- Lupus yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, jenis ini akan sembuh dengan sendirinya ketika penggunaan obat dihentikan.
Perbedaan Autoimun dan Lupus
Dari semua penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa lupus merupakan salah satu jenis atau bagian dari penyakit autoimun yang lebih sering diderita oleh wanita. Penyakit autoimun yang paling sering terjadi yaitu lupus jenis SLE dimana sel dan jaringan tubuh yang sehat akan diserang oleh sistem imunitasnya sendiri.
Serangan antibodi dalam tubuh penderita lupus biasanya terjadi pada jantung, ginjal, kulit, jaringan mukosa, persendian, saraf dan organ penting lainnya sehingga memicu terjadinya peradangan dan gangguan yang lebih serius. Sedangkan pada penyakit autoimun pada umumnya jenis dan organ yang diserang oleh sistem imun tubuh lebih banyak lagi dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Itulah penjelasan singkat mengenai perbedaan autoimun dan lupus sehingga diharapkan masyarakat bisa menjadi lebih paham mengenai gangguan sistem imun tubuh tersebut. Dengan begitu, kewaspadaan terhadap dua jenis gangguan kesehatan ini bisa lebih meningkat.