Hipogonadisme adalah salah satu gangguan kesuburan yang dapat mempengaruhi baik wanita maupun pria. Penyakit ini juga dikenal sebagai defisiensi gonad, yang dapat berakibat pada menurunnya gairah seks. Tanda-tanda yang dapat muncul adalah infertilitas dan juga tidak adanya menstruasi pada wanita. Lantas apa saja penyebab dari hipogonadisme? Berikut adalah ulasan selengkapnya.
Penyebab Hipogonadisme
Di bawah ini adalah faktor yang dapat menyebabkan seseorang dapat mengalami hipogonadisme, yaitu sebagai berikut:
1. Genetik
Penyebab yang pertama dari hipogonadisme primer adalah karena genetik. Salah satu contohnya adalah sindrom Turner.
Melansir Mayo Clinic, sindrom Turner merupakan sebuah kondisi yang hanya dapat mempengaruhi wanita, di mana ketika salah satu kromosom X (kromosom seks) hilang atau hilang sebagian.
Sindrom ini bisa menyebabkan masalah medis dan perkembangan tubuh, termasuk tinggi badan, kegagalan ovarium untuk berkembang dan cacat jantung.
2. Testis Tidak Turun (Kriptorkismus)
Kriptorkismus adalah penyebab hipogonadisme pada pria. Testis merupakan organ seks pria yang berfungsi untuk memproduksi sperma serta hormon. Pada umumnya, testis terbentuk di perut pria dan turun ke skrotumnya selama perkembangan janin.
Biasanya, kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya pada beberapa bulan pertama kehidupan. Namun, jika tidak sembuh ketika 1 tahun, opsi pembedahan dapat dilakukan untuk membuat testis turun, yaitu prosedur ‘orchiopexy’. Hal ini dilakukan untuk menurunkan testis pada posisi yang tepat dengan cara membuat sayatan kecil di selangkangan.
3. Hemochromatosis
Selanjutnya adalah hemochromatosis, yang merupakan kondisi di mana tubuh memiliki terlalu banyak zat besi. Berbagai masalah kesehatan dapat muncul apabila tubuh tidak bisa menghilangkan kelebihan zat besi. Selain dapat menyebabkan hipogonadisme, penumpukan zat besi bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan juga organ tubuh.
Kelebihan zat besi dapat ditemukan pada:
- Hati
- Jantung
- Kulit
- Pankreas
- Sendi
- Kelenjar di bawah otak
Beberapa gejala dari hemochromatosis antara lain kelelahan, berkurangnya berat badan, berkurangnya gairah seks, dan sakit sendi.
4. HIV
Penyebab yang berikutnya adalah virus HIV, yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh antara lain darah, air mani, cairan vagina dan dubur, serta ASI.
Tanpa pengobatan lebih lanjut, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Ketika seseorang telah menderita AIDS, maka sistem kekebalan tubuh tidak mampu untuk melawan penyakit, infeksi dan berbagai kondisi lainnya.
5. Paparan Radiasi
Berbagai paparan yang berlebihan dapat menyebabkan hipogonadisme pada wanita dan pria. Radiasi dengan dosis tinggi bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti:
- Mual
- Lemas
- Rambut yang rontok
- Pingsan
- Diare
- Demam
Selain radiasi yang dapat membuat seseorang mengalami hipogonadisme, radiasi dapat meningkatkan risiko kanker. Hal ini adalah karena radiasi dapat menyebabkan kelainan sel, baik sementara dan permanen.
6. Penyakit Hati
Ada berbagai jenis penyakit hati dan kondisinya. Salah satunya adalah hepatitis, yang diakibatkan oleh virus. Selain virus, dapat dipengaruhi oleh konsumsi narkoba atau minum alkohol yang terlalu banyak.
Gejala yang dapat timbul salah satunya adalah jaundice (kulit kuning).
7. Penyakit Autoimun
Penyebab yang lainnya dari hipogonadisme adalah penyakit autoimun. Contohnya adalah penyakit Addison.
Kelenjar adrenal Anda terletak pada atas ginjal Anda, yang berfungsi untuk memproduksi banyak hormon yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi normal.
Penyakit autoimun ini dapat terjadi saat korteks adrenal rusak, sehingga kelenjar adrenal tidak mampu untuk menghasilkan hormon steroid kortisol dan aldosteron.
Nah, itulah pembahasan kali ini mengenai 7 penyebab hipogonadisme pada pria. Pada dasarnya, hormon seks dibutuhkan agar pasangan suami dan isteri dapat diberi momongan dan untuk kebahagiaan rumah tangga. Bagi Anda yang mengalami hipogonadisme, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi terbaik. Semoga bermanfaat ya.