Insiden kematian janin dalam kandungan (IUFD – Intrauterine Fetal Demise) merupakan suatu kondisi tragis yang sering kali menimbulkan kebingungan dan kesedihan mendalam bagi orang tua serta tenaga medis yang terlibat. IUFD terjadi ketika janin meninggal di dalam rahim ibu sebelum proses persalinan dimulai. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa itu IUFD, faktor penyebab yang dapat menyebabkan kondisi ini, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.
Apa Itu IUFD?
IUFD adalah kondisi kematian janin yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan sebelum proses persalinan dimulai. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering kali tanpa gejala yang jelas sebelumnya. Menurut penelitian, insiden IUFD tercatat sekitar 0.5 – 1.0 per 1000 kelahiran hidup di negara-negara maju (Cincotta et al., 2020).
- USG Janin Usia 5 Bulan: Apa yang Dapat Diketahui dari Pemindaian 20 Minggu Kehamilan?
- Bongkar 5 Manfaat Daun Beluntas untuk Ibu Hamil
- Inilah 5 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan Ibu Hamil
- Mengenal Komplikasi Kehamilan Kembar & Apa yang Harus Dilakukan
- Apa Itu Hormon HCG? Fungsi dan Peran Pentingnya dalam Kehamilan
Faktor-faktor Penyebab IUFD
1. Gangguan Plasenta
Plasenta memainkan peran krusial dalam menyediakan nutrisi dan oksigen untuk janin selama kehamilan. Gangguan pada plasenta seperti placental abruption (pelepasan plasenta sebagian atau sepenuhnya dari dinding rahim sebelum persalinan) dapat menyebabkan IUFD yang mendadak dan sering kali fatal. Placental abruption terkait dengan faktor-faktor seperti hipertensi, trauma abdominal, atau penggunaan narkoba (Smith et al., 2019).
2. Ketidakcukupan Plasenta (Placental Insufficiency)
Ketidakcukupan plasenta dapat terjadi ketika aliran darah ke plasenta tidak memadai untuk mendukung kebutuhan janin. Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit vaskular seperti preeklampsia atau hipertensi kronis pada ibu, yang mengurangi kapasitas plasenta untuk menyediakan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan janin (ACOG, 2021).
3. Infeksi
Beberapa infeksi tertentu yang dialami oleh ibu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko IUFD. Contohnya adalah infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex), yang dapat menyebabkan kerusakan pada janin dan mempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan (WHO, 2017).
Baca juga: Bayi Tabung: Pengertian, Prosedur, Persiapan, Keunggulan dan Biayanya
4. Kelainan Genetik dan Kromosom
Kelainan genetik atau kromosom pada janin dapat menyebabkan IUFD, meskipun hal ini cenderung lebih jarang terjadi. Kelainan seperti trisomi 13, 18, atau 21 (Down syndrome) dapat mempengaruhi perkembangan janin secara fatal (He et al., 2018).
5. Trauma atau Cedera pada Janin
Trauma atau cedera yang dialami janin selama kehamilan dapat menyebabkan IUFD, meskipun kasus ini sangat jarang terjadi. Trauma ini dapat disebabkan oleh kecelakaan atau aktivitas yang berisiko tinggi selama kehamilan.
Langkah-langkah Pencegahan IUFD
Pencegahan IUFD melibatkan berbagai langkah proaktif yang dirancang untuk mendukung kesehatan ibu dan janin sepanjang kehamilan. Dengan meningkatkan kesadaran akan faktor-faktor risiko dan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan yang sesuai, diharapkan dapat mengurangi insiden IUFD secara signifikan. Pentingnya perawatan prenatal yang teratur, pengelolaan kondisi medis yang tepat, dan dukungan emosional yang baik bagi ibu hamil tidak dapat diabaikan.
1. Perawatan Antenatal yang Teratur
Menghadiri semua periksaan prenatal secara teratur sangat penting untuk mendeteksi dini potensi risiko IUFD. Selama perawatan prenatal, dokter dapat memantau pertumbuhan janin, kesehatan plasenta, dan kondisi ibu hamil secara umum. Pemeriksaan rutin ini membantu dalam mendeteksi dan mengelola masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan (ACOG, 2021).
2. Pengelolaan Penyakit Kronis
Pengelolaan kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan autoimun sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi risiko IUFD yang disebabkan oleh komplikasi medis ini. Pengendalian yang baik atas kondisi-kondisi ini membantu menjaga kesehatan plasenta dan aliran darah ke janin (He et al., 2018).
3. Edukasi dan Konseling kepada Orang Tua Calon
Memberikan edukasi yang komprehensif kepada calon orang tua mengenai tanda-tanda peringatan selama kehamilan dapat membantu dalam deteksi dini masalah yang mungkin menyebabkan IUFD. Orang tua perlu dilengkapi dengan pengetahuan tentang pentingnya merespons perubahan-perubahan yang mereka rasakan dan berkonsultasi dengan tenaga medis secara tepat waktu (Cincotta et al., 2020).
4. Penghindaran Faktor Risiko Lingkungan
Menghindari paparan terhadap faktor risiko lingkungan yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan potensi IUFD juga penting. Misalnya, menghindari merokok, konsumsi alkohol, atau obat-obatan terlarang selama kehamilan dapat membantu menjaga kesehatan janin (Smith et al., 2019).
5. Manajemen Stres dan Kesejahteraan Emosional
Stres yang tidak terkendali dapat berdampak negatif pada kehamilan. Manajemen stres yang efektif melalui relaksasi, olahraga ringan, dan dukungan emosional dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan aliran darah yang optimal ke janin (ACOG, 2021).
Baca juga: Mengenal Plasenta Anterior pada Kehamilan dan Cara Mengatasinya
Memahami IUFD merupakan langkah penting dalam meningkatkan keselamatan ibu dan janin selama kehamilan. Dengan mengenali faktor risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai, diharapkan dapat mengurangi insiden IUFD di masa depan. Penelitian lebih lanjut dan kesadaran masyarakat juga diperlukan untuk terus memajukan pengetahuan tentang kondisi ini.
Jika masih membutuhkan informasi lebih dalam mengenai kehamilan ataupun program hamil, konsultasikan dengan tenaga profesional Morula IVF. Morula IVF adalah klinik fertilitas terbaik di Indonesia,menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif dengan dokter-dokter spesialis kandungan berpengalaman. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). (2021). Practice Bulletin No. 233: Management of Stillbirth. Obstetrics & Gynecology, 137(6), e55-e73.
- He, Y., Zhao, X., & Jiming, C. (2018). Risk factors and clinical manifestations of intrauterine fetal demise: a case control study. BMC Pregnancy and Childbirth, 18(1), 483.
- Cincotta, R. B., Gray, P. H., & Phythian, G. (2020). An overview of stillbirth and stillbirth prevention. Current Opinion in Pediatrics, 32(2), 257-263.
- Celebral Palsy Guide, diakses pada 2024: Intrauterine fetal demise
Sumber gambar: Pexels & Freepik