Sudah menjadi hal umum bahwa banyak pasangan yang memimpikan mempunyai anak segera setelah menikah, terlebih lagi mendambakan kelahiran anak kembar. Bayi kembar sendiri terbagi menjadi 2 macam, yakni kembar monozigot (identik), dan dizigot (fraternal). Persentase kelahiran kembar antar dizigot dan monozigot adalah 80% banding 20%.
Tetapi, di Indonesia sendiri banyak dijumpai anak kembar yang identik dan menjadi impian banyak pasangan agar rumah yang ditempati lebih ramai atau agar anak memiliki teman sejak dia lahir.
Oleh karena itu, kemungkinan besar anak yang terlahir akan tidak identik alias fraternal. Lantas, apa dan kenapa bayi kembar monozigot dan dizigot bisa terjadi? untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini!
Penjelasan dan Ciri-Ciri Kembar Monozigot dan Dizigot
Pada umumnya, perbedaan antara kembar monozigot dan dizigot adalah asal dari sel telur yang dibuahi. Ada yang hanya berasal dari satu telur dan ada yang berasal dari 2 telur yang berbeda. Mari kita cari tahu penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Kembar Monozigot dan Dizigot
1. Kembar Monozigot (Identik)
Kembar monozigot atau identik adalah kembar yang berasal dari satu sel telur yang dibuahi oleh sperma yang sama serta membelah menjadi 2 embrio yang berbeda.
Kedua embrio itu akan berkembang menjadi janin yang saling berbagi pada rahim yang sama. Kembar identik dapat berbagi amnion atau membran janin yang sama (monoamniotic) atau berbeda amnion.
Kembar ini kemungkinan lebih besar akan memiliki jenis kelamin yang sama, kecuali jika terjadi mutasi pada perkembangan salah satu janin dan kemiripan wajah antar bayi yang tinggi.
2. Kembar Dizigot (fraternal)
Berbeda dengan kembar monozigot, kembar yang bisa juga disebut sebagai binovular ini adalah kembar yang berasal dari 2 sel telur yang berbeda tetapi menempel pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel sperma pada saat yang bersamaan.
Setiap bulan, wanita mengalami proses ovulasi. Proses ini umumnya melepaskan satu sel telur setiap bulan. Tetapi, terkadang bisa juga melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang apabila masing-masing terbuahi, akan memunculkan lebih dari satu zigot.
Anak kembar ini kemungkinan lebih besar untuk memiliki jenis kelamin dan wajah yang berbeda. Mereka juga akan tumbuh dan berkembang dalam amnion dan 2 plasenta yang terpisah.
Selanjutnya, setelah mengetahui penjelasan tentang kembar identik dan tidak identik, apa yang membedakan antara kedua kembar tersebut? Berikut perbedaannya.
Ciri-Ciri Kembar Monozigot dan Dizigot
1. Kembar Monogzigot:
- Satu sel telur yang dibuahi oleh sel sperma akan membentuk zigot dan membelah menjadi dua embrio yang berbeda
- DNA yang identik
- Kemungkinan memiliki jenis kelamin yang sama
- Memiliki wajah yang sama
- Memiliki golongan darah yang sama
2. Kembar Dizigot:
- Dua sel telur yang berbeda akan dibuahi oleh sel sperma pada saat bersamaan dan membentuk zigot lalu membelah menjadi dua embrio.
- Berasal dari DNA yang berbeda
- Memiliki jenis kelamin yang bisa berbeda atau sama
- Memiliki wajah yang berbeda
- Memiliki golongan darah yang berbeda
Kemudian, apa yang membedakan kedua kembar di atas dengan kembar siam? Apakah sama ataukah memiliki perbedaan? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Kembar Siam?
Kembar siam adalah kembar monozigot yang mengalami kelainan di mana beberapa bagian tubuh bayi kembar ini saling menempel atau terhubung satu sama lain. Kembar ini termasuk ke dalam kondisi yang langka di dunia.
Kondisi ini terjadi karena embrio telat melakukan pembelahan, yang seharusnya pada usia kurang dari 2 minggu sudah melakukan pembelahan. Tetapi, janin-janin ini melakukan pembelahan lebih dari 2 minggu, sehingga pembelahan menjadi tidak sempurna. Embrio yang membelah sebagian itu akan terus berkembang menjadi bayi kembar siam.
Bagian tubuh yang paling sering menyatu pada bayi kembar siam adalah kepala, dada, perut, punggung, dan panggul.
Bayi kembar monozigot satu ini memiliki potensi meninggal lebih besar saat masih berada dalam kandungan atau meninggal sesaat setelah dilahirkan. Namun, banyak juga yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.
Selanjutnya, kenapa seorang wanita bisa melahirkan anak kembar? Itu karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Seperti apa faktor-faktor tersebut? Yuk kita cari tahu di bawah ini.
Faktor Pendukung Anak Kembar
Memang tidak semua wanita dapat melahirkan bayi kembar, hanya sekitar 1 dari 250 wanita berpeluang memiliki anak kembar. Mungkin Anda berkesempatan untuk hamil bayi kembar, jika memiliki beberapa faktor di bawah ini.
1. Usia
Faktor yang mempengaruhi kehamilan anak kembar pertama adalah usia. Ibu hamil yang berusia 35-40 tahun memiliki kadar hormon estrogen yang lebih tinggi dibandingkan wanita berusia lebih muda. Hal ini membuat indung telur wanita di usia 35-40 dapat menghasilkan lebih dari satu sel telur selama ovulasi.
Peluang mengandung anak kembar fraternal pun semakin tinggi, jika ada dua sel telur yang dibuahi,
2. Keturunan
Selanjutnya ada urusannya dengan keturunan. Ibu hamil yang memiliki saudara kembar dizigot atau riwayat keluarga kembar dizigot akan berpeluang mengandung anak kembar tidak identik.
Sementara itu, berbeda dengan kembar tidak identik, anak kembar yang identik tidak diturunkan dalam keluarga.
3. Jumlah Kehamilan Sebelumnya
Beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa wanita yang pernah beberapa kali hamil sebelumnya akan berpeluang lebih besar memiliki anak kembar. Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kebenarannya.
4. Bantuan Teknologi Reproduksi
Faktor berikutnya adalah program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) yang termasuk ke dalam teknologi reproduksi berbantuan (TRB). Proses ini akan menyuntikkan satu atau lebih embrio ke dalam rahim, sehingga dapat meningkatkan peluang hamil bayi kembar. Tapi, program ini tidak memiliki persentase keberhasilan sebesar 100% untuk menghasilkan anak kembar
5. Bentuk Tubuh Ibu Hamil
Bentuk tubuh dianggap mempengaruhi kehamilan anak kembar. Wanita yang Kembar memiliki postur tubuh tinggi besar dibandingkan yang berbadan kecil memiliki kesempatan untuk hamil anak kembar tidak identik.
Asupan nutrisi pada ibu hamil dianggap dapat meningkatkan peluang kehamilan kembar.
6. Penggunaan Obat
Faktor terakhir yang mempengaruhi kelahiran anak kembar adalah penggunaan obat. Wanita yang mengkonsumsi obat untuk meningkatkan kesuburan dianggap memiliki kesempatan lebih besar untuk hamil anak kembar.
Persentasenya akan meningkat sebesar 20-40% dari wanita yang tidak mengkonsumsi obat tersebut.
Oleh karena itu, perencanaan kehamilan, baik anak kembar maupun tidak, harus dikonsultasikan kepada dokter spesialis yang terpercaya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Seperti itulah penjelasan, ciri-ciri, dan faktor yang mempengaruhi kehamilan anak kembar Dizigot (fraternal) dan Monozigot (identik) yang bisa kita pelajari. Meskipun persentase kelahiran bayi kembar Monozigot adalah 20% banding 80%. Tetapi, tidak sedikit juga anak kembar identik ini yang lebih banyak kita temukan di masyarakat terutama di Indonesia.