Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Muhammad Ardianto Airlangga, SpOG
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita di usia reproduktif. Menurut data dari World Health Organization (WHO), PCOS dapat mempengaruhi antara 5% hingga 10% wanita di seluruh dunia, dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kesulitan hamil, diabetes, dan penyakit jantung.
Apa itu PCOS?
PCOS adalah kondisi yang ditandai dengan ketidakseimbangan hormon, di mana ovarium menghasilkan lebih banyak hormon androgen (hormon pria) daripada yang seharusnya. Akibatnya, wanita dengan PCOS sering mengalami ovulasi yang tidak teratur atau bahkan tidak ovulasi sama sekali. Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan pembentukan kista di ovarium, meskipun tidak semua wanita dengan PCOS memiliki kista.
Penyebab PCOS
Meskipun penyebab pasti dari PCOS belum sepenuhnya dipahami, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam tentang penyebab PCOS:
1. Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam pengembangan PCOS. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat keluarga yang memiliki PCOS memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. Jika seorang ibu atau saudara perempuan mengalami PCOS, risiko untuk generasi berikutnya meningkat. Menurut National Institutes of Health (NIH), ada beberapa gen yang terkait dengan PCOS yang telah diidentifikasi, tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami bagaimana gen tersebut berinteraksi dengan lingkungan untuk memicu kondisi ini.
2. Resistensi Insulin
Resistensi insulin adalah salah satu faktor yang paling signifikan dalam perkembangan PCOS. Banyak wanita dengan PCOS memiliki masalah dalam menggunakan insulin secara efektif, yang berarti tubuh perlu memproduksi lebih banyak insulin untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal. Ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan, pada gilirannya, peningkatan hormon androgen (seperti testosteron) yang dapat mengganggu siklus ovulasi.
Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa hingga 70% wanita dengan PCOS mungkin mengalami resistensi insulin, yang seringkali berkontribusi pada masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes tipe 2 dan obesitas. Selain itu, resistensi insulin dapat menyebabkan akumulasi lemak di perut, yang lebih umum pada wanita dengan PCOS. Mengelola resistensi insulin melalui diet yang sehat dan olahraga teratur dapat membantu meringankan gejala PCOS.
Baca juga: Ini 6 Jenis Hormon Kehamilan yang Wajib Diketahui
3. Hormon Tidak Seimbang
Kadar hormon yang tidak seimbang juga berkontribusi terhadap pengembangan PCOS. Dalam kondisi normal, hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi. Namun, pada wanita dengan PCOS, seringkali terdapat kadar LH yang tinggi dan FSH yang rendah. Keseimbangan yang tidak tepat ini dapat mengganggu ovulasi dan menyebabkan ketidaksuburan.
Selain itu, peningkatan produksi androgen dapat menyebabkan gejala seperti hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih) dan jerawat. Menurut Mayo Clinic, ketidakseimbangan hormonal ini dapat juga mempengaruhi metabolisme dan menyebabkan masalah jantung dan kesehatan lainnya.
4. Faktor Lingkungan
Selain faktor genetik dan hormonal, faktor lingkungan seperti pola makan, gaya hidup, dan paparan terhadap racun juga dapat berperan dalam perkembangan PCOS. Pola makan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat memperburuk resistensi insulin. Demikian pula, kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan, yang juga dapat memperburuk gejala PCOS.
Gejala PCOS
Gejala PCOS bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan tidak semua wanita dengan kondisi ini akan mengalami semua gejala. Namun, ada beberapa gejala umum yang sering muncul dan dapat memengaruhi kualitas hidup wanita. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam tentang gejala-gejala tersebut:
1. Menstruasi yang Tidak Teratur
Salah satu gejala paling umum dari PCOS adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Wanita dengan PCOS mungkin mengalami:
- Menstruasi yang Jarang: Siklus menstruasi bisa terjadi setiap beberapa bulan atau bahkan tidak muncul sama sekali.
- Menstruasi yang Berlebihan: Sebaliknya, beberapa wanita mungkin mengalami perdarahan yang sangat berat saat menstruasi, yang dikenal sebagai menorrhagia.
- Ovulasi yang Tidak Teratur: Ketidakpastian dalam ovulasi dapat menyebabkan kesulitan dalam hamil. Wanita dengan PCOS sering mengalami anovulasi (tidak ovulasi), yang dapat mengakibatkan infertilitas.
Gejala ini sering disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, yang mengganggu fungsi ovarium dan siklus menstruasi.
2. Kenaikan Berat Badan
Banyak wanita dengan PCOS mengalami kesulitan dalam mengatur berat badan. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini antara lain:
- Resistensi Insulin: Peningkatan kadar insulin dalam tubuh dapat menyebabkan akumulasi lemak, terutama di daerah perut.
- Metabolisme yang Lambat: Wanita dengan PCOS cenderung memiliki metabolisme yang lebih lambat, sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan meskipun menjalani diet sehat dan rutin berolahraga.
Kenaikan berat badan ini dapat memperburuk gejala PCOS lainnya, menciptakan siklus yang sulit diputuskan. Penurunan berat badan yang moderat (sekitar 5-10% dari berat badan) dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Baca juga: Obesitas dan Infertilitas: Pengaruh Berat Badan Berlebih Terhadap Kesuburan
3. Tumbuhnya Rambut Berlebih (Hirsutisme)
Peningkatan pertumbuhan rambut di area yang tidak diinginkan, dikenal sebagai hirsutisme, adalah gejala yang umum terjadi akibat peningkatan hormon androgen. Gejala ini dapat mencakup:
- Pertumbuhan Rambut di Wajah: Rambut dapat tumbuh di area seperti dagu, pipi, dan bibir atas.
- Rambut Berlebih di Dada dan Punggung: Wanita dengan PCOS mungkin juga mengalami pertumbuhan rambut di area tubuh lainnya yang biasanya tidak terlihat pada wanita, seperti dada, punggung, dan perut.
Hirsutisme dapat menimbulkan masalah emosional dan sosial bagi banyak wanita, sering kali berkontribusi terhadap rendahnya rasa percaya diri dan kecemasan.
4. Jerawat dan Kulit Berminyak
Masalah kulit, termasuk jerawat yang parah dan kulit berminyak, adalah gejala lain yang umum terjadi pada wanita dengan PCOS. Beberapa faktor yang berperan dalam kondisi ini termasuk:
- Kadar Androgen yang Tinggi: Hormon androgen yang meningkat dapat menyebabkan kelenjar sebaceous di kulit menghasilkan lebih banyak minyak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan jerawat.
- Perubahan Kulit: Selain jerawat, wanita dengan PCOS juga mungkin mengalami kondisi kulit lainnya seperti acanthosis nigricans, yang ditandai dengan bercak gelap dan tebal di area lipatan kulit.
Mengelola masalah kulit ini sering kali memerlukan perawatan dermatologis dan, dalam beberapa kasus, terapi hormonal untuk menstabilkan kadar hormon.
5. Kista Ovarium
Meskipun tidak semua wanita dengan PCOS memiliki kista, beberapa mungkin menemukan kista kecil di ovarium saat melakukan pemeriksaan ultrasound. Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terbentuk di dalam ovarium dan bisa menjadi indikator PCOS. Kista ini sering kali:
- Tidak Menyebabkan Gejala: Banyak kista ovarium tidak menyebabkan masalah dan hilang dengan sendirinya.
- Dapat Menyebabkan Nyeri: Dalam beberapa kasus, kista yang besar dapat menyebabkan nyeri panggul atau ketidaknyamanan, terutama saat berovulasi atau menstruasi.
Penting untuk dicatat bahwa keberadaan kista ovarium bukan satu-satunya indikator PCOS, dan diagnosis memerlukan penilaian menyeluruh dari gejala dan faktor lain.
Diagnosis Gejala PCOS
Diagnosis PCOS biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan tes darah untuk mengevaluasi kadar hormon dan kondisi kesehatan lainnya. Mayo Clinic mencatat bahwa penting untuk mengidentifikasi gejala ini dengan tepat agar perawatan yang sesuai dapat diberikan.
Perawatan PCOS
Perawatan PCOS bertujuan untuk mengelola gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup wanita yang terpengaruh. Strategi perawatan ini bervariasi berdasarkan kebutuhan individu dan dapat melibatkan beberapa pendekatan berikut:
1. Perubahan Gaya Hidup
Mengadopsi pola hidup sehat adalah langkah awal yang penting dalam perawatan PCOS. Beberapa perubahan yang dapat membantu meliputi:
- Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan serat, protein, dan lemak sehat, serta rendah karbohidrat olahan dan gula dapat membantu mengatur kadar gula darah dan hormon. Mengurangi asupan makanan tinggi indeks glikemik, seperti roti putih dan makanan manis, dapat mengurangi risiko resistensi insulin dan meningkatkan kesehatan metabolik.
- Rutin Berolahraga: Aktivitas fisik yang teratur, seperti aerobik, latihan kekuatan, dan yoga, dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengurangi gejala PCOS. CDC merekomendasikan bahwa penurunan berat badan sekitar 5-10% dari berat badan awal dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan kemungkinan ovulasi.
- Manajemen Stres: Mengelola stres melalui teknik relaksasi, meditasi, atau hobi dapat membantu menyeimbangkan hormon dan meningkatkan kesejahteraan mental.
2. Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan dapat menjadi bagian penting dari perawatan PCOS. Beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan meliputi:
- Pil KB: Pil kontrasepsi oral sering diresepkan untuk mengatur siklus menstruasi dan mengurangi gejala seperti jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih. Pil ini bekerja dengan menyeimbangkan kadar hormon dan dapat membantu mengatur siklus menstruasi yang tidak teratur.
- Metformin: Obat ini sering digunakan untuk mengatasi resistensi insulin pada wanita dengan PCOS. Metformin dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan insulin, yang pada gilirannya dapat membantu mengembalikan fungsi ovarium dan meningkatkan ovulasi.
- Obat-obatan Lain: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat lain yang membantu mengatasi gejala spesifik, seperti obat untuk mengurangi pertumbuhan rambut berlebih atau jerawat.
3. Terapi Hormonal
Terapi hormonal dapat digunakan untuk mengatasi gejala yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon, seperti hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih) dan jerawat. Beberapa pilihan terapi hormonal meliputi:
- Spironolactone: Obat ini adalah antagonis aldosteron yang dapat mengurangi produksi androgen dan membantu mengurangi gejala hirsutisme. Spironolactone sering digunakan bersamaan dengan pil KB untuk hasil yang lebih efektif.
- Terapi Penggantian Hormon (HRT): Dalam kasus di mana kadar estrogen rendah, terapi penggantian hormon mungkin dipertimbangkan untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
4. Pembedahan
Pada beberapa wanita, prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membantu mengatasi masalah ovulasi yang terkait dengan PCOS. Salah satu prosedur yang dipertimbangkan adalah:
- Drilling Ovarium Laparaskopik: Ini adalah prosedur bedah minimal invasif yang dilakukan untuk menginduksi ovulasi. Selama prosedur ini, dokter akan menggunakan laser atau alat pembedahan lainnya untuk membuat lubang kecil di ovarium, yang dapat membantu mengurangi produksi androgen dan memulihkan fungsi ovarium.
Pembedahan ini biasanya dipertimbangkan setelah pendekatan non-bedah tidak berhasil dan dapat meningkatkan kemungkinan wanita untuk hamil.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Mandul pada Wanita yang Perlu Diketahui
PCOS adalah kondisi kompleks yang memerlukan pemahaman mendalam dan pendekatan perawatan yang holistik. Mengingat bahwa gejala PCOS dapat bervariasi dan dapat mempengaruhi kualitas hidup wanita, sangat penting untuk mencari bantuan medis dan mendapatkan diagnosis yang tepat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang mungkin terkait dengan PCOS, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan informasi dan perawatan yang tepat.
Sebagai penutup, kesadaran tentang penyebab PCOS, gejala, dan pilihan perawatan PCOS yang tersedia adalah langkah pertama untuk mengelola kondisi ini dengan efektif. Dengan pendekatan yang tepat, banyak wanita dapat menjalani kehidupan yang sehat dan produktif meskipun memiliki PCOS.
Untuk Anda yang masih dalam program kehamilan dan tengah mengalami PCOS atau permasalahan infertilias lainnya, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- World Health Organization. (2022). Polycystic Ovary Syndrome. Diakses pada 5 Oktober 2024.
- Mayo Clinic. (2023). PCOS (Polycystic Ovary Syndrome): Symptoms and Causes. Diakses pada 5 Oktober 2024.
- WebMD. (2022). What is PCOS?. Diakses pada 5 Oktober 2024.
- Women’s Health.gov. (2021). Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Diakses pada 5 Oktober 2024.
- National Center for Biotechnology Information. (2018). Polycystic Ovary Syndrome. Diakses pada 5 Oktober 2024.
- Centers for Disease Control and Prevention. (2022). PCOS (Polycystic Ovary Syndrome). Diakses pada 5 Oktober 2024.