Morula IVF

Luteinizing Hormone (Hormon Pelutein) – Hormon LH: Fungsi dan Peran Pentingnya dalam Tubuh 

October 9, 2024

Luteinizing Hormone (Hormon Pelutein) – Hormon LH: Fungsi dan Peran Pentingnya dalam Tubuh 

dr. I Gusti Agung Ngurah Santosa Sp.OG Subsp. F.E.RArtikel ini telah direview secara medis oleh
dr. I Gusti Agung Ngurah Santosa, Sp.OG, Subsp. F.E.R
Button Buat Janji


Luteinizing hormone (hormon LH) adalah kunci di balik berbagai proses vital dalam tubuh manusia, khususnya yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Meskipun sering kali terabaikan, hormon ini memiliki peran penting dalam memastikan kesuburan dan keseimbangan hormonal, baik pada pria maupun wanita. Dari memicu ovulasi pada wanita hingga merangsang produksi testosteron pada pria, hormon LH adalah pilar utama yang menopang kesehatan reproduksi kita. Namun, apa sebenarnya fungsi luteinizing hormone dan mengapa penting untuk memahami cara kerjanya? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai hormon yang memiliki dampak besar ini. 

Apa Itu Luteinizing Hormone? 

Luteinizing hormone (hormon LH) adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini memainkan peran vital dalam regulasi sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Bersama hormon lain seperti folikel-stimulating hormone (FSH), hormon LH membantu mengontrol siklus menstruasi pada wanita dan produksi sperma pada pria. Tanpa kadar LH yang seimbang, sistem reproduksi kita tidak dapat berfungsi dengan optimal. 

Luteinizing Hormone (Hormon Pelutein) - Hormon LH: Fungsi dan Peran Pentingnya dalam Tubuh
Sumber gambar: Freepik

Fungsi Luteinizing Hormone 

1. Memicu Ovulasi pada Wanita

  • Salah satu fungsi utama hormon LH pada wanita adalah merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur matang selama siklus menstruasi. 
  • LH surge (lonjakan LH) terjadi di pertengahan siklus dan memicu proses ovulasi, yaitu pelepasan sel telur ke tuba falopi. Ini merupakan langkah kunci dalam kesuburan dan kemungkinan terjadinya kehamilan. 

2. Mendukung Fase Luteal pada Wanita 

  • Setelah ovulasi, LH tetap berperan dengan merangsang pembentukan korpus luteum di ovarium. 
  • Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron yang berperan menjaga lapisan rahim tetap siap untuk implantasi sel telur yang telah dibuahi, serta mempertahankan kehamilan pada tahap awal jika terjadi pembuahan. 

3. Merangsang Produksi Testosteron pada Pria

  • Pada pria, LH memiliki peran penting dalam merangsang sel Leydig di testis untuk memproduksi testosteron. 
  • Testosteron sangat esensial untuk pembentukan sperma (spermatogenesis), yang penting bagi kesehatan reproduksi pria dan kesuburannya. 

4. Mendukung Perkembangan Karakteristik Seksual Pria

  • Testosteron yang dihasilkan sebagai respons terhadap LH juga berperan dalam pengembangan karakteristik seksual sekunder pada pria. 
  • Ini termasuk suara yang lebih dalam, pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh, serta peningkatan massa otot. 

5. Menjaga Keseimbangan Hormon Reproduksi

  • LH, bersama dengan folikel-stimulating hormone (FSH), membantu menjaga keseimbangan hormonal yang sangat penting untuk siklus menstruasi wanita dan spermatogenesis pada pria. 
  • Ketidakseimbangan LH dapat menyebabkan gangguan reproduksi seperti infertilitas, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau masalah hormon pada pria seperti rendahnya produksi sperma. 

Dengan berbagai fungsi vital ini, luteinizing hormone adalah hormon kunci yang memastikan sistem reproduksi bekerja dengan baik pada pria maupun wanita. 

Baca juga: Efek Berhubungan Saat Haid, Apa Saja Risikonya?

Hormon LH dan Siklus Menstruasi 

Pada wanita, luteinizing hormone (LH) memainkan peran utama dalam mengatur siklus menstruasi, terutama dalam memicu ovulasi. Siklus menstruasi biasanya berlangsung sekitar 28 hari, dan di pertengahan siklus, terjadi peningkatan kadar LH yang drastis, yang disebut LH surge. Peningkatan ini sangat penting karena inilah yang memicu ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur matang dari ovarium ke tuba falopi, yang merupakan fase paling subur dalam siklus menstruasi.  

Setelah ovulasi terjadi, fase luteal dimulai, di mana LH membantu merangsang korpus luteum—struktur yang terbentuk di ovarium setelah ovulasi—untuk memproduksi progesteron. Progesteron ini penting untuk mempersiapkan lapisan rahim agar siap menerima dan mendukung perkembangan embrio jika terjadi pembuahan. 

Namun, jika kadar LH tidak seimbang—terlalu rendah atau tinggi—ini bisa menjadi indikasi adanya masalah reproduksi. Sebagai contoh, kadar LH yang tidak normal sering dikaitkan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS), suatu kondisi di mana ovulasi tidak terjadi secara teratur, yang dapat mempengaruhi kesuburan. Kadar LH yang tinggi juga bisa menunjukkan kegagalan ovarium, kondisi yang bisa menyebabkan infertilitas. 

Ejakulasi Dini
Sumber gambar: Freepik

Hormon LH pada Pria 

Pada pria, peran LH sedikit berbeda tetapi sama pentingnya. LH bertanggung jawab untuk merangsang sel Leydig di testis agar menghasilkan testosteron, hormon utama yang diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis). Selain fungsi reproduksi, testosteron juga berperan dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder pada pria, seperti pertumbuhan otot, rambut tubuh, serta perubahan suara yang lebih berat pada masa pubertas.  

Kadar LH yang seimbang sangat penting untuk menjaga produksi testosteron yang optimal, yang berdampak langsung pada kesehatan reproduksi dan fisik pria. Ketidakseimbangan LH pada pria dapat menyebabkan rendahnya produksi testosteron, yang berpotensi mengakibatkan infertilitas serta masalah kesehatan seksual lainnya. 

Baca juga: Waspadai Dampak Kekurangan dan Kelebihan Hormon Testosteron pada Pria

Pemeriksaan Luteinizing Hormone 

Pemeriksaan kadar luteinizing hormone sering kali dilakukan untuk menilai masalah kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Tes darah yang mengukur kadar LH bisa membantu dokter mendiagnosis kondisi seperti menopause, gangguan ovulasi, atau gangguan testis. Misalnya, kadar LH yang rendah pada pria bisa mengindikasikan kegagalan testis, sementara pada wanita, kadar LH yang tinggi bisa menandakan menopause atau PCOS. 

Ketidakseimbangan Hormon LH: Apa Artinya? 

Kadar hormon LH yang tidak normal bisa menandakan berbagai kondisi kesehatan yang mendasar. Pada wanita, kadar LH yang tinggi di luar masa ovulasi bisa menjadi tanda dari gangguan seperti PCOS, yang memengaruhi kesuburan. Sebaliknya, kadar LH yang rendah dapat mengindikasikan kegagalan ovarium atau disfungsi hipofisis. Pada pria, kadar LH yang tinggi dapat mengindikasikan masalah dengan testis, seperti kegagalan testis primer, sedangkan kadar LH yang rendah sering kali dikaitkan dengan disfungsi hipofisis atau hipotalamus. 

Baca juga: Ini 6 Jenis Hormon Kehamilan yang Wajib Diketahui

Luteinizing hormone (hormon LH) adalah hormon kunci dalam regulasi reproduksi manusia. Baik pada pria maupun wanita, fungsi luteinizing hormone sangat penting untuk kesuburan dan kesehatan reproduksi. Pemeriksaan kadar LH dapat memberikan informasi penting mengenai kesehatan reproduksi dan membantu mendiagnosis berbagai kondisi terkait. 

Jika Anda memiliki masalah dengan kesuburan atau siklus menstruasi yang tidak teratur, berkonsultasilah dengan tenaga medis untuk memeriksa kadar hormon LH dan mencari solusi yang tepat. Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi. 

Referensi: 

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung