Leiomyoma uteri adalah salah tumor jinak yang menyerang bagian otot polos. Jenis tumor ini biasanya terjadi pada leiomyoma atau mioma uteri, alias otot polos uterus. Umumnya, pasien yang terdiagnosa penyakit ini akan datang berkonsultasi dengan keluhan pendarahan uterus abnormal atau berdasarkan temuan insidental ketika melakukan USG kehamilan. Memang leiomyoma bisa terjadi dimanapun letak otot polos berada, namun biasanya tidak berkembang menjadi tumor ganas.
Lebih Lanjut Tentang Leiomyoma Uteri
Leiomyoma uteri atau mioma adalah salah satu bentuk leiomyoma yang paling umum ditemukan. Sekitar 70% kasus tumor jinak pada otot polos uterus terjadi pada organ reproduksi wanita. Bergantung pada ukuran, jumlah, dan lokasinya, mioma uteri bisa mengakibatkan sejumlah gejala dan masalah infertilitas.
Hingga saat ini, etiologi leiomyoma masih belum diketahui secara pasti dan masih membutuhkan penelitian lanjutan. Kendati demikian, sejumlah studi membuktikan bahwa leiomyoma berhubungan erat dengan mutasi genetik. Bahkan, salah satu studi telah mengkonfirmasi adanya mutasi pada gen mediator kompleks subunit 12/MED12 yang terjadi pada 70% kasus mioma uteri.
Gejala Leiomyoma Uteri
Gejala paling umum dari penyakit ini adalah pendarahan berat atau menstruasi berkepanjangan, kedua kondisi tersebut bisa disebut sebagai pendarahan uterus abnormal. Selain itu, penderita leiomyoma bakal mengalami gejala lain seperti rasa sakit pada daerah panggul, anemia, dan meningkatnya frekuensi urine.
Diagnosis Leiomyoma Uteri
Pemberlakuan diagnosis banding leiomyoma sangat dibutuhkan untuk membedakan bentuk keganasan pada otot polos yakni leiomyosarkoma. Tumor ganas otot polos atau leiomyasarkoma pada jaringan lunak menunjukkan adanya aktivitas mitosis dan atypia nuklir. Jika ditilik secara imunohistokimia, leiomyosarkoma wajib memiliki diferensiasi otot polos berdasar pada sitoplasma positif untuk desmin setidaknya 70-80%.
Sementara diagnosis banding mioma uteri mencakup penyakit atau kondisi yang menimbulkan gejala serupa dengan mioma uteri. Adapun diagnosis banding yang paling sering ditemui pada penyakit ini ialah leiomyosarkoma uteri, karsinoma endometrial, karsinosarkoma uteri, kehamilan, adenomyosis, dan endometriosis.
Selain melakukan diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dibutuhkan untuk mengetahui perjalanan penyakit, menentukan langkah pengobatan, serta mengevaluasi terapi. Nah, berikut merupakan beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dijalani penderita leiomyoma uteri.
1. Biopsi
Tak hanya berguna dalam membedakan leiomyoma dan leiomyosarkoma, biopsi juga bermanfaat dalam menentukan jenis leiomyoma pasien. Biasanya, biopsi akan dilakukan dengan teknik FNAB atau fine needle aspiration biopsy.
Tiap-tiap tumor yang dicurigai leiomyoma perlu dievaluasi secara histologis dan menyeluruh, terlebih pada aktivitas atypia, mitosis, dan bukti nekrosisnya. Secara histologis, leiomyoma yang tidak menunjukkan adanya ketika kondisi sebagaimana disebut, dapat dibedakan dari leiomyosarkoma.
2. Ultrasonografi
Konfirmasi diagnosa klinis paling mudah nan murah ialah dengan menggunakan ultrasonografi. Pada gambar hasil jepretan ultrasonografi, angioleiomyoma akan menunjukkan batas yang jelas lengkap dengan struktur homogen yang menggambarkan sifat jinak tumor. Dalam kasus mioma uteri, pasien disarankan melakukan ultrasonografi transvaginal dan transabdominal.
3. MRI
MRI ialah modalitas yang paling sensitif dalam mengevaluasi keberadaan leiomyoma. Tahap pemeriksaan ini berguna dalam mengkonfirmasi degenerasi dan vaskularisasi leiomyoma. MRI juga diyakini memberikan hasil lebih akurat dalam menggambarkan jarak antara leiomyoma dan permukaan mukosa dan serosal pada kasus leiomyoma uteri. Secara umum, hal ini akan sangat bermanfaat dalam penentuan terapi yang akan dilakukan pasien.
Secara garis besar, leiomyoma uteri adalah jenis penyakit tidak membahayakan penderitanya, mengingat sifatnya yang masih jinak. Kendati demikian, jika dibiarkan tanpa konsultasi bersama https://morulaivf.co.id ataupun mengimbanginya dengan olahraga dan pola hidup sehat, kondisi leiomyoma uteri bisa memburuk dan berubah menjadi ganas.