Artikel ini telah direview secara medis oleh
Dr. dr. Jimmy Yanuar Annas, Sp.OG, Subsp. F.E.R
Keputihan adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar di dalam vagina dan serviks. Fungsinya adalah untuk membersihkan vagina dari sel-sel mati dan bakteri, sehingga membantu menjaga kesehatan area tersebut. Namun, keputihan juga dapat memberikan petunjuk penting tentang kondisi kesehatan tubuh, terutama ketika ada perubahan dalam jumlah, warna, konsistensi, atau bau. Memahami berbagai jenis keputihan sangat penting untuk mengetahui kapan kondisi tersebut normal dan kapan perlu dikhawatirkan.
- Berapakah Usia Menopause? Ayo Simak Lebih Dalam di Sini
- Apa Itu IUD? Panduan Lengkap Manfaat, Risiko, dan Efektivitasnya
- 5 Dampak Sering Mengeluarkan Sperma Bagi Tubuh dan Cara Mengatasinya!
- Mengatasi Vagina Gatal: Penyebab dan Solusinya
- MRKH Syndrome: Memahami Kondisi yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Perempuan
Jenis-jenis Keputihan
1. Keputihan Bening atau Putih Jernih: Keputihan Normal
Keputihan yang berwarna bening atau putih susu, dengan konsistensi yang lebih cair atau sedikit kental, adalah bagian dari siklus reproduksi yang sehat. Cairan ini sering muncul di antara siklus menstruasi atau selama masa ovulasi, yang berfungsi sebagai pelumas alami.
- Fase Siklus Menstruasi: Selama masa ovulasi, cairan ini mungkin lebih banyak dan lebih kental, mirip dengan putih telur. Ini bertujuan untuk membantu sperma mencapai sel telur selama masa subur.
- Tanda-tanda Normalitas: Cairan ini tidak berbau, tidak menyebabkan rasa gatal, dan tidak disertai iritasi.
Namun, jika keputihan bening disertai dengan rasa gatal atau bau tak sedap, ini bisa menandakan infeksi ringan atau iritasi yang disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penggunaan produk kebersihan yang tidak cocok.
2. Keputihan Putih Kental dan Padat: Tanda Infeksi Jamur
Keputihan yang berwarna putih kental dan padat, menyerupai tekstur keju cottage, sering kali dikaitkan dengan infeksi jamur atau kandidiasis. Infeksi ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jamur Candida albicans di dalam vagina.
- Gejala Tambahan: Selain keputihan kental, wanita yang mengalami infeksi jamur sering merasakan gatal parah, kemerahan, dan iritasi di sekitar area vagina.
- Faktor Risiko: Penggunaan antibiotik, diabetes, kehamilan, dan penggunaan pakaian ketat yang tidak menyerap keringat dapat meningkatkan risiko infeksi jamur. Antibiotik bisa membunuh bakteri baik yang biasanya mengendalikan pertumbuhan jamur di vagina, sehingga menyebabkan infeksi.
Pengobatan untuk infeksi jamur biasanya melibatkan obat antijamur yang tersedia dalam bentuk krim, tablet, atau supositoria vagina.
3. Keputihan Kuning atau Hijau: Waspadai Infeksi Menular Seksual (IMS)
Jenis keputihan yang berwarna kuning atau hijau, terutama jika disertai dengan bau busuk, dapat menjadi tanda adanya infeksi menular seksual (IMS), seperti trikomoniasis atau gonore. Trikomoniasis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit yang dapat menyebar melalui hubungan seksual.
- Gejala Lainnya: Infeksi ini sering disertai dengan gejala seperti rasa nyeri saat buang air kecil, rasa terbakar, atau nyeri saat berhubungan seksual. Keputihan ini juga cenderung lebih berbusa dan berbau amis.
- Pentingnya Diagnosis Dini: Jika tidak segera diobati, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit radang panggul (PID) atau infertilitas.
Pengobatan IMS biasanya melibatkan penggunaan antibiotik atau antimikroba yang diresepkan oleh dokter. Pasangan seksual juga harus menjalani pengobatan untuk mencegah penularan ulang.
4. Keputihan Cokelat atau Bercampur Darah: Siklus Menstruasi atau Tanda Masalah Kesehatan
Jenis keputihan yang berwarna cokelat atau bercampur darah umumnya terjadi sebelum atau sesudah menstruasi, ketika tubuh sedang membersihkan sisa-sisa darah dari periode menstruasi. Namun, jika keputihan ini terjadi di luar siklus menstruasi, hal ini perlu diwaspadai.
- Kemungkinan Penyebab Lainnya: Keputihan bercampur darah di luar siklus menstruasi bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, penggunaan kontrasepsi hormonal, atau adanya polip serviks. Pada kasus yang lebih serius, keputihan berdarah bisa menjadi tanda kanker serviks atau endometriosis.
Jika mengalami keputihan berdarah yang tidak terkait dengan menstruasi, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, seperti pap smear atau USG.
5. Keputihan Abu-abu: Tanda Vaginosis Bakteri
Jenis keputihan berwarna abu-abu dengan bau amis adalah tanda dari vaginosis bakteri, yang merupakan ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di vagina. Vaginosis bakteri sering terjadi pada wanita yang aktif secara seksual, tetapi tidak selalu disebabkan oleh infeksi menular seksual.
- Gejala Tambahan: Selain keputihan berbau, wanita yang mengalami vaginosis bakteri mungkin merasakan iritasi ringan atau rasa terbakar saat buang air kecil.
- Faktor Risiko: Penggunaan douching (pembersihan vagina dengan cairan tertentu) dapat meningkatkan risiko vaginosis bakteri karena dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri di vagina.
Pengobatan vaginosis bakteri biasanya melibatkan antibiotik. Jika tidak diobati, vaginosis bakteri dapat meningkatkan risiko tertular IMS dan komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputihan
Keputihan dapat bervariasi sepanjang hidup seorang wanita tergantung pada beberapa faktor. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk mengidentifikasi perubahan yang mungkin mengindikasikan masalah kesehatan. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jenis-jenis keputihan:
1. Siklus Menstruasi
Keputihan biasanya meningkat selama masa ovulasi, yang terjadi di pertengahan siklus menstruasi. Pada fase ini, kadar hormon estrogen meningkat, merangsang produksi lendir serviks yang berfungsi membantu pergerakan sperma. Keputihan saat ovulasi cenderung berwarna bening dan elastis, mirip dengan putih telur.
2. Kehamilan
Wanita hamil sering mengalami peningkatan jumlah keputihan, dikenal sebagai leukorrhea. Ini disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen dan aliran darah ke daerah panggul, bertujuan melindungi vagina dan rahim dari infeksi. Keputihan saat kehamilan biasanya berwarna putih atau bening dan tidak berbau.
3. Penggunaan Kontrasepsi
Metode kontrasepsi, seperti pil KB atau IUD, dapat mempengaruhi tekstur dan jumlah keputihan. Pil KB bisa menyebabkan peningkatan atau pengurangan keputihan, tergantung pada jenis dan dosisnya. Mengamati perubahan setelah memulai atau mengganti metode kontrasepsi sangat penting untuk kesehatan reproduksi.
4. Kesehatan Vagina
Keseimbangan flora bakteri alami di vagina, yang terdiri dari bakteri baik, penting untuk mencegah infeksi. Douching atau penggunaan produk kebersihan wanita yang mengandung parfum dapat mengganggu keseimbangan ini. Kebiasaan mengenakan pakaian dalam yang ketat atau tidak menyerap keringat juga bisa menyebabkan iritasi. Menggunakan produk yang dirancang untuk area intim dan menjaga kebersihan adalah langkah penting untuk kesehatan vagina.
Baca juga: Metrorrhagia: Memahami Fenomena Pendarahan Abnormal
Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Memahami jenis keputihan yang dialami adalah langkah awal dalam menjaga kesehatan reproduksi. Jika ada perubahan signifikan dalam warna, konsistensi, atau bau keputihan, terutama yang disertai dengan gejala lain seperti rasa sakit atau iritasi, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
Pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk pemeriksaan panggul dan pap smear, penting untuk mendeteksi masalah kesehatan reproduksi lebih dini. Dengan memahami tubuh Anda sendiri, Anda dapat lebih cepat mengenali tanda-tanda yang tidak biasa dan segera mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan.
Apakah Anda mencari solusi untuk kesehatan reproduksi atau program kehamilan? Morula IVF Indonesia dapat membantu Anda dengan layanan konsultasi yang mendalam dan profesional. Dengan lebih dari 26 tahun pengalaman, Morula IVF Indonesia memiliki tim dokter spesialis yang terampil dan berkomitmen untuk mendukung Anda dalam perjalanan menuju kehamilan yang sehat. Morula IVF menawarkan pendekatan yang menyeluruh dan penuh perhatian. Untuk mengetahui lebih lanjut dan merencanakan konsultasi, Anda dapat mengunjungi situs web resmi Morula IVF atau menghubungi mereka langsung.
Referensi:
- Sutter Health. (n.d.). Vaginal discharge: What’s normal and what’s not. Diakses pada 30 September 2024.
- WebMD. (n.d.). Vaginal discharge: What’s abnormal?. Diakses pada 30 September 2024.
- UnityPoint Health. (n.d.). 5 types of vaginal discharge and what they mean. Diakses pada 30 September 2024.
- TopLine MD. (n.d.). Different types of vaginal discharge every woman should know about. Diakses pada 30 September 2024.
- Advanced Gynecology. (n.d.). Vaginal discharge: Conditions & symptoms. Diakses pada 30 September 2024.