Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Wisnu Setyawan, SpOG, Subsp. FER (K)
Keluar lendir dari vagina adalah hal yang normal dan sering dialami oleh wanita. Salah satu jenis lendir yang mungkin Anda temui adalah lendir yang menyerupai putih telur. Fenomena keluar lendir seperti putih telur dari vagina ini bisa menjadi tanda penting dalam siklus menstruasi Anda, terutama terkait dengan kesuburan.
- Gondongan dan Kesuburan Pria: Apakah Gondongan Bisa Buat Mandul?
- Memahami Warna Darah Haid: Apa Artinya dan Apa yang Perlu Diketahui
- Menunda Kehamilan dan Risikonya pada Kesuburan
- Memahami Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
- Hiperprolaktinemia: Penyebab, Gejala, dan Perawatan
Apa Itu Lendir Seperti Putih Telur?
Lendir serviks yang tampak seperti putih telur biasanya memiliki tekstur yang kental, elastis, dan transparan. Menurut Cleveland Clinic, lendir ini adalah hasil dari perubahan hormonal dalam tubuh wanita, terutama di sekitar ovulasi. Pada fase ini, kadar estrogen meningkat, yang merangsang produksi lendir serviks.
Karakteristik Lendir Seperti Putih Telur
- Tekstur: Elastis dan lengket, memudahkan sperma untuk bergerak melalui saluran reproduksi.
- Warna: Biasanya transparan atau sedikit keruh, mirip dengan putih telur mentah.
- Kuantitas: Peningkatan signifikan dalam volume lendir dibandingkan dengan fase menstruasi lainnya.
Lendir yang mirip putih telur berfungsi untuk memudahkan perjalanan sperma ke dalam rahim, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan. Selain itu, lendir ini juga membantu melindungi saluran reproduksi dari infeksi dan menjaga keseimbangan pH vagina.
Baca juga: Vaginal Douching: Apakah Aman untuk Kesehatan Reproduksi?
Mengapa Lendir Ini Penting?
Lendir serviks memiliki peran penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Berikut adalah beberapa fungsinya:
- Menunjukkan Masa Subur: Menurut Healthline, ketika Anda mendekati masa ovulasi, tubuh Anda memproduksi lebih banyak lendir serviks. Ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang dalam fase paling subur, yang membantu wanita yang ingin hamil untuk merencanakan waktu berhubungan intim.
- Membantu Sperma Berjalan: Lendir serviks yang elastis memungkinkan sperma untuk berenang lebih mudah menuju sel telur. Ini sangat penting untuk meningkatkan peluang pembuahan.
- Melindungi dari Infeksi: Lendir yang lebih kental berfungsi sebagai penghalang bagi bakteri dan patogen lainnya. Ini menjaga saluran reproduksi tetap bersih dan sehat.
- Menjaga Keseimbangan pH: Lendir ini juga dapat mengatur pH vagina, menciptakan lingkungan yang lebih tidak bersahabat bagi bakteri patogen.
Apa yang Perlu Diketahui tentang Perubahan Lendir Serviks?
Lendir serviks akan mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Berikut adalah rincian lebih lanjut tentang fase-fase ini:
1. Fase Menstruasi
Karakteristik: Selama menstruasi, Anda mungkin tidak akan melihat banyak lendir, atau mungkin tidak ada sama sekali. Ini adalah fase di mana lapisan rahim dilepaskan.
2. Fase Folikular
Karakteristik: Setelah menstruasi, tubuh mulai memproduksi estrogen, yang menyebabkan lendir mulai muncul. Namun, lendir pada fase ini cenderung lebih kental dan kurang elastis.
3. Fase Ovulasi
Karakteristik: Ini adalah fase di mana lendir serviks paling banyak diproduksi. Lendir yang menyerupai putih telur muncul, yang sangat elastis dan melindungi sperma.
4. Fase Luteal
Karakteristik: Setelah ovulasi, kadar estrogen mulai menurun, dan lendir serviks biasanya menjadi lebih kental dan berkurang volumenya.
Baca juga: Penyebab Infeksi Jamur Vagina saat Hamil, Cek dan Segera Atasi!
Faktor yang Mempengaruhi Lendir Serviks
Berbagai faktor dapat mempengaruhi perubahan lendir serviks, termasuk:
1. Kehamilan
Selama kehamilan, perubahan hormonal, terutama peningkatan kadar estrogen dan progesteron, menyebabkan produksi lendir serviks meningkat. Lendir ini menjaga saluran reproduksi tetap lembap dan berfungsi sebagai penghalang terhadap bakteri, melindungi janin. Banyak wanita melaporkan peningkatan lendir yang kental dan berwarna putih susu, yang dapat berlangsung sepanjang kehamilan.
2. Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau implan, dapat mempengaruhi produksi lendir serviks. Pil KB mengurangi kadar estrogen, yang sering mengakibatkan berkurangnya volume dan elastisitas lendir. Beberapa wanita mungkin mengalami lendir yang lebih kental dan sulit, yang dapat berdampak pada kesuburan. Namun, efek ini bervariasi pada setiap individu.
3. Infeksi
Infeksi genital, seperti infeksi jamur atau vaginosis bakteri, dapat mengubah karakteristik lendir serviks. Lendir mungkin menjadi lebih kental, berwarna kuning atau hijau, dan disertai bau tidak sedap. Gejala tambahan seperti gatal atau iritasi juga mungkin muncul. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika Anda mencurigai infeksi, agar mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Tanda Bahaya: Kapan Harus Khawatir?
Meskipun lendir serviks seperti putih telur adalah hal yang normal dan dapat menunjukkan kesuburan, ada beberapa kondisi di mana Anda perlu waspada. Mengenali tanda-tanda ini penting untuk menjaga kesehatan reproduksi Anda:
1. Lendir Berlebihan
Jika Anda mengalami peningkatan lendir yang tidak biasa, terutama jika lendir tersebut berlebihan dan disertai dengan gejala lain, seperti bau yang menyengat, ini bisa menjadi tanda infeksi. Lendir yang berlebihan, terutama jika tidak sesuai dengan siklus menstruasi Anda, bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang perlu dievaluasi.
2. Gatal atau Iritasi
Rasa gatal atau ketidaknyamanan pada area genital dapat menjadi tanda infeksi jamur, infeksi bakteri, atau bahkan infeksi menular seksual (IMS). Jika Anda merasakan sensasi terbakar, kemerahan, atau iritasi, ini adalah sinyal bahwa Anda perlu segera mencari bantuan medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
3. Perubahan Warna
Perubahan warna lendir serviks, misalnya jika menjadi kuning atau hijau, bisa menjadi tanda adanya infeksi. Lendir yang normal biasanya transparan atau putih, jadi jika Anda melihat perubahan warna yang mencolok, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Selain itu, lendir dengan warna abnormal sering kali disertai gejala lain, seperti bau tidak sedap atau nyeri.
4. Nyeri Saat Berhubungan Seksual
Nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual bisa menjadi indikator masalah kesehatan, seperti endometriosis, fibroid, atau infeksi. Jika nyeri ini berlangsung terus-menerus atau cukup parah, sangat penting untuk mencari saran medis.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut. Memahami dan merespons perubahan dalam lendir serviks serta gejala lainnya adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan reproduksi Anda dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Baca juga: Kenali Macam-macam Keputihan yang Normal, Wanita Wajib Tahu!
Lendir yang keluar seperti putih telur adalah bagian alami dari siklus menstruasi wanita dan dapat memberikan petunjuk berharga tentang kesuburan Anda. Mengamati perubahan ini dapat membantu Anda memahami lebih baik tentang kesehatan reproduksi dan waktu ovulasi. Jika Anda merasa khawatir atau tidak yakin tentang perubahan dalam lendir serviks Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- Healthline. (2022). Egg White Cervical Mucus: What It Means for Fertility. Diakses pada 28 Oktober 2024.
- Parents. (2021). What Does an Egg White Discharge Mean?. Diakses pada 28 Oktober 2024.
- Cleveland Clinic. (2023). Cervical Mucus: What Is It and What Does It Do?. Diakses pada 28 Oktober 2024.