Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Mondale Saputra, Sp.OG, Subsp. F.E.R (K)
Kehilangan kehamilan bisa menjadi pengalaman emosional yang sangat berat, namun memahami apa yang terjadi bisa membantu mengurangi kebingungan dan memberikan kejelasan. Dalam dunia medis, abortus atau keguguran memiliki berbagai bentuk yang masing-masing memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda. Mulai dari abortus spontan yang terjadi tanpa sebab yang jelas, hingga abortus septik yang berbahaya, memahami jenis-jenis abortus ini penting untuk menavigasi kondisi dengan lebih baik.
- Mengalami PCOS Tetapi Haid Anda Teratur? Ulik Di Sini
- Ngidam saat Hamil, Harus Bagaimana?
- Mengenal Apa itu Dokter Spesialis OB/GYN serta Perannya
- Kontraksi Palsu: Mengenal Braxton Hicks dan Cara Membedakannya dengan Kontraksi Persalinan
- MRKH Syndrome: Memahami Kondisi yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Perempuan
Jenis-jenis Abortus
1. Abortus Spontan
Abortus spontan, sering disebut keguguran, adalah hilangnya kehamilan secara alami tanpa adanya intervensi medis. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, abortus spontan umumnya terjadi sebelum kehamilan mencapai usia 12 minggu. Penyebab keguguran bervariasi, termasuk kelainan kromosom pada janin, masalah hormonal, infeksi, atau penyakit autoimun pada ibu.
Gejala Abortus Spontan:
- Pendarahan vagina
- Nyeri kram di perut bagian bawah
- Keluarnya jaringan dari rahim
2. Abortus Imminens
Abortus imminens adalah kondisi ketika kehamilan berisiko mengalami keguguran, namun janin masih hidup dan berpotensi untuk bertahan. Ini adalah tahap awal dari abortus yang diindikasikan oleh pendarahan ringan pada trimester pertama. Pada kondisi ini, serviks tetap tertutup, yang memberi harapan bahwa kehamilan mungkin berlanjut dengan intervensi medis yang tepat.
Faktor Risiko:
- Kelelahan berlebihan
- Trauma fisik
- Kelainan hormon
Penanganan yang tepat, seperti istirahat total dan pengawasan medis, sangat penting untuk menjaga kelangsungan kehamilan.
3. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah tahap keguguran yang sudah tidak bisa dihentikan. Pada kondisi ini, serviks telah terbuka, namun janin belum dikeluarkan sepenuhnya. Ini menandakan bahwa keguguran sedang berlangsung. Penderita abortus insipiens sering mengalami pendarahan berat dan nyeri perut yang signifikan.
4. Abortus Inkomplet
Abortus inkomplet terjadi ketika sebagian jaringan janin atau plasenta masih tertinggal di dalam rahim setelah keguguran. Ini adalah kondisi yang memerlukan tindakan medis segera karena jaringan yang tertinggal bisa menyebabkan infeksi dan komplikasi serius. Biasanya, pasien akan menjalani prosedur kuret untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan dari rahim.
Gejala Abortus Inkomplet:
- Pendarahan hebat
- Nyeri kram yang intens
- Keluarnya jaringan dari rahim secara parsial
Baca juga: Fetal Alcohol Syndrome (FAS): Memahami, Mencegah, dan Mengelola
5. Abortus Komplet
Dalam abortus komplet, seluruh jaringan janin dan plasenta telah dikeluarkan dari rahim, baik secara alami maupun melalui prosedur medis. Pendarahan biasanya berhenti dengan cepat setelah seluruh jaringan keluar, dan kondisi fisik pasien mulai pulih.
6. Abortus Septik
Abortus septik adalah jenis abortus yang disertai infeksi berat. Ini bisa terjadi akibat keguguran yang tidak dikelola dengan baik atau prosedur aborsi yang tidak aman. Abortus septik adalah kondisi medis darurat yang membutuhkan perawatan intensif karena dapat menyebabkan sepsis, infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh dan berpotensi fatal.
Tanda dan Gejala:
- Demam tinggi
- Nyeri perut yang hebat
- Bau busuk dari vagina
- Pendarahan vagina yang tidak normal
Penanganan cepat dengan antibiotik dan pengangkatan jaringan yang terinfeksi dari rahim sangat penting untuk menyelamatkan nyawa pasien.
7. Abortus Habitualis
Abortus habitualis terjadi ketika seorang wanita mengalami tiga kali atau lebih keguguran berturut-turut. Kondisi ini menunjukkan adanya masalah mendasar yang harus diteliti lebih lanjut, seperti kelainan genetika, gangguan imunologi, atau kelainan struktur rahim. Untuk pasangan yang menghadapi abortus habitualis, evaluasi medis secara komprehensif sangat diperlukan untuk menemukan penyebab dan menentukan solusi agar kehamilan berikutnya dapat berlangsung dengan aman.
Baca juga: Mengetahui Jenis-Jenis Kista: Apa yang Harus Anda Waspadai?
Pemahaman mengenai jenis-jenis abortus sangat penting, baik bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan maupun bagi para profesional kesehatan. Setiap jenis abortus memiliki penyebab, gejala, dan penanganan yang berbeda. Dengan mengetahui tanda-tandanya lebih awal, pasien dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat sehingga mengurangi risiko komplikasi. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang akurat.
Untuk Anda yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilias, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2022). Abortus. Itjen Kemdikbud. Diakses pada Oktober 2024.
- MSD Manuals. (2024). Classification of Abortion. Diakses pada Oktober 2024.