Memiliki buah hati adalah idaman para orang tua. Tidak jarang pasangan yang sulit memiliki keturunan. Oleh sebab itu mereka mencari cara agar segera mendapat momongan. Salah satu cara yang dapat mereka upayakan adalah melakukan inseminasi. Inseminasi adalah salah satu teknik pembuahan yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma terbaik yang telah diseleksi dari sekian banyak sperma menggunakan alat sejenis kateter.
Alat tersebut dimasukkan melalui vagina hingga rahim sehingga sperma yang dimasukkan bisa langsung sampai ke dalam rahim tanpa melakukan hubungan seksual antara pria dan wanita. Setelah sampai di rahim, ia akan bergerak aktif ke tuba falopi dengan sendirinya untuk menemukan sel telur.
- Pentingnya Premarital Check Up Sebelum Menikah, Anda Wajib Tahu!
- Manfaat Vitamin C untuk Kesuburan: Apa yang Perlu Anda Ketahui
- Cegah Anak dari Gangguan Genetik dengan Uji Genetik Prakonsepsi
- Inilah Waktu yang Tepat Untuk Program Hamil ke Dokter
- Bagaimana Cara Memancing Kehamilan? Berikut Penjelasannya
Indikasi Inseminasi
Pemanfaatan inseminasi tidak diperkenankan untuk dilakukan oleh sembarang orang. Berikut ini beberapa kondisi yang terjadi pada pria dan wanita yang dapat memanfaatkan inseminasi agar cepat mendapat momongan.
- Kualitas sperma normal.
- Faktor wanita non tuba.
- Faktor leher rahim bisa karena kurangnya produksi mukus, ada jaringan parut, penyempitan, infeksi, dan lain-lain.
- Endometriosis ringan.
- Vaginismus.
- Hambatan berhubungan seksual misalnya cacat fisik ataupun masalah psikologis.
- Infeksi virus seperti HIV atau hepatitis yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
- Infertilitas Unexplained.
Rangkaian Pemeriksaan Sebelum Inseminasi
Sebelumnya telah dijelaskan indikasi inseminasi. Oleh sebab itu untuk mengetahui lebih dalam tentang permasalahan wanita atau pria hingga melakukan inseminasi perlu dilakukan pemeriksaan khusus. Seorang wanita akan melalui berbagai rangkaian pemeriksaan khusus terlebih dahulu. Berikut ini rangkaian yang dilakukan sebelum inseminasi.
1. Analisis Sperma
Analisis sperma dilakukan untuk menilai kualitas sperma meliputi jumlah, motilitas dan morfologi.
2. USG dan HSG (Histerosalpingografi)
USG dilakukan untuk mengecek adanya calon bakal folikel yang bisa ditumbuhkan. Tes HSG dilakukan untuk memastikan bahwa saluran atau tuba falopi tidak tersumbat sebab proses inseminasi menggunakan tuba falopi untuk menyalurkan sperma ke dalam rahim melalui kateter.
Rangkaian Proses Inseminasi
Inilah rangkaian proses inseminasi secara umum:
1. Stimulasi Ovarium
Stimulasi ovarium merupakan rangkaian sebelum melakukan inseminasi yang berfungsi untuk membantu mendorong pelepasan sel telur dan meningkatkan produksi sel telur di ovarium. Caranya adalah dengan memberikan obat kesuburan kepada wanita yang akan menjalani inseminasi sampai ukuran Folikel yang cukup besar yang dianggap akan terjadi ovulasi, yang dipantau dengan USG oleh Dokter.
2. Penyeleksian Sperma
Seleksi sperma dilakukan melalui pencucian sperma (preparasi) dengan beberapa metode seperti swim up dan gradient. Setelah sperma di preparasi akan didapatkan sperma dengan kualitas terbaik.
3. Inseminasi Intrauterine (IUI)
Usai proses penyeleksian sperma dan mendapatkan sperma terbaik, sperma dengan jumlah minimal 2 juta motil/ml di semprotkan langsung ke rahim dengan bantuan kateter.
Itulah informasi seputar inseminasi yang harus dipahami oleh setiap pasangan suami istri. Pada dasarnya, inseminasi adalah solusi untuk orang tua yang ingin segera memiliki anak. Hasil yang diperoleh tidak langsung tampak. Sekitar 2 minggu waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil inseminasi.
Tidak perlu khawatir gagal, Anda hanya perlu melakukan kegiatan sehari-hari dan menghindari stres agar proses pembuahan. Jangan lupa berdoa karena tidak selalu proses inseminasi juga tidak 100% akan berhasil.