Kemandulan pada pria adalah kondisi medis yang seringkali dianggap tabu dan jarang dibicarakan di masyarakat. Padahal, kesuburan pria juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses reproduksi dan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan pasangan yang ingin memiliki keturunan.
Seiring dengan bertambahnya usia, semakin banyak pria yang mengalami masalah kesuburan dan menjadi mandul. Oleh karena itu, penting bagi pria untuk memahami lebih lanjut tentang penyebab dan tanda-tanda kemandulan, serta bagaimana mencegah atau mengobati kondisi ini.
- Ciri-Ciri Rahim Kering yang Bisa Sebabkan Mandul, Apa Saja?
- Revitalisasi Kehidupan Seksual: Cara Efektif Mengatasi Lemah Syahwat
- Mengenal Hormon Estrogen dan Cara Meningkatkannya
- Apa Itu Andropause? Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
- Berat Badan Ideal untuk Promil: Kunci Kesuburan dan Kehamilan Sehat
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kemandulan pada pria dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang masalah kesuburan pada pria.
Apakah pria bisa mandul?
Pertanyaan apakah pria bisa mandul atau tidak, sering kali menjadi perbincangan yang cukup menarik. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian orang masih beranggapan bahwa hanya wanita saja yang bisa mengalami kemandulan. Namun, kenyataannya pria juga bisa mengalami kondisi yang sama.
Mandul pada pria atau infertilitas pada pria terjadi ketika ia tidak dapat membuahi sel telur wanita. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kualitas sperma yang buruk, jumlah sperma yang sedikit, atau adanya masalah kesehatan yang mempengaruhi sistem reproduksi pria.
Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kualitas dan jumlah sperma pria antara lain adalah usia, kebiasaan merokok dan minum alkohol, konsumsi obat-obatan tertentu, terkena paparan bahan kimia berbahaya, dan memiliki masalah kesehatan tertentu seperti diabetes atau infeksi pada sistem reproduksi.
Untuk mendiagnosis apakah seorang pria mengalami infertilitas, dokter akan melakukan serangkaian tes dan pemeriksaan yang meliputi tes sperma, pemeriksaan fisik, serta wawancara mengenai riwayat kesehatan dan gaya hidup pria tersebut. Dengan melakukan diagnosa yang tepat, dokter dapat memberikan rekomendasi pengobatan yang sesuai untuk mengatasi masalah infertilitas pada pria.
Dalam beberapa kasus, pasangan suami istri yang mengalami masalah infertilitas bisa mendapatkan bantuan dari teknologi reproduksi seperti inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro. Namun, sebelum memutuskan untuk melakukan teknologi reproduksi, pasangan suami istri perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kehamilan untuk menentukan apakah teknologi reproduksi tersebut sesuai dengan kondisi mereka.
Merunut hal di atas, pria juga bisa mengalami infertilitas atau kemandulan, dan faktor-faktor seperti usia, kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta masalah kesehatan tertentu bisa memengaruhi kualitas dan jumlah sperma pada pria. Untuk mengatasi masalah infertilitas pada pria, diperlukan diagnosa yang tepat dan pengobatan yang sesuai, serta bisa dibantu dengan teknologi reproduksi jika diperlukan.
Gejala pria mandul
Seorang pria yang mandul mungkin tidak memiliki gejala yang jelas dan mungkin tidak menyadari kondisi ini sampai mencoba untuk memiliki keturunan. Namun, ada beberapa tanda yang dapat menjadi indikasi adanya masalah kesuburan pada pria, seperti:
1. Masalah ereksi atau ejakulasi
Pria yang mengalami masalah dengan ereksi atau ejakulasi dapat mengalami kesulitan dalam membuahi sel telur. Hal ini dapat disebabkan oleh masalah hormonal atau kondisi medis tertentu seperti diabetes atau gangguan saraf.
2. Kualitas sperma rendah
Sperma yang rendah atau kualitas sperma yang buruk dapat mempengaruhi kesuburan pria. Kualitas sperma yang buruk dapat disebabkan oleh faktor seperti paparan zat kimia berbahaya, penggunaan obat-obatan tertentu atau penyakit tertentu seperti infeksi saluran reproduksi.
3. Tidak ada tanda-tanda perubahan seksual
Jika seorang pria tidak mengalami tanda-tanda perubahan seksual seperti pertumbuhan rambut wajah atau alat kelamin yang lebih besar selama masa pubertas, maka mungkin ada masalah pada sistem reproduksinya.
4. Nyeri pada testis
Nyeri pada testis dapat disebabkan oleh infeksi atau masalah lain pada sistem reproduksi dan dapat mempengaruhi kesuburan pria.
5. Gangguan hormon
Masalah hormonal, seperti kadar hormon yang rendah atau tinggi, dapat memengaruhi keseimbangan sistem reproduksi dan memicu infertilitas.
Jika seorang pria mengalami salah satu atau beberapa tanda di atas, maka disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi atau andrologi untuk mengetahui kemungkinan adanya masalah kesuburan dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Baca juga: Intip Jenis-jenis Tes Kesuburan Pada Pria dan Kisaran Harganya
Mengapa pria bisa mandul?
Mandul pada pria atau infertilitas pada pria bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kualitas sperma yang buruk, jumlah sperma yang sedikit, atau adanya masalah kesehatan yang memengaruhi sistem reproduksi pria. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang sering dikaitkan dengan pria yang mengalami infertilitas:
-
Masalah ejakulasi
Pria yang mengalami infertilitas seringkali mengalami masalah pada ejakulasi seperti ejakulasi retrograde, yaitu kondisi ketika semen mengalir ke kandung kemih bukannya keluar melalui penis. Selain itu, pria yang mengalami infertilitas juga bisa mengalami ejakulasi dini atau tertunda.
-
Kualitas sperma yang buruk
Salah satu ciri-ciri pria yang mengalami infertilitas adalah kualitas sperma yang buruk. Kualitas sperma yang buruk bisa diindikasikan dengan jumlah sperma yang sedikit, bentuk sperma yang tidak normal, atau gerakan sperma yang lambat.
-
Gangguan pada organ reproduksi
Pria yang mengalami infertilitas bisa mengalami gangguan pada organ reproduksi seperti varikokel atau pembengkakan pada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke testis, atau hydrosele atau penumpukan cairan di dalam kantung buah zakar.
-
Gangguan hormonal
Kondisi hormon yang tidak seimbang pada pria juga bisa mempengaruhi kesuburan. Pria yang mengalami infertilitas seringkali memiliki kadar hormon yang tidak seimbang seperti kadar testosteron yang rendah atau kadar hormon tiroid yang tidak normal.
-
Masalah kesehatan tertentu
Beberapa masalah kesehatan tertentu seperti diabetes, penyakit autoimun, infeksi pada sistem reproduksi, atau paparan bahan kimia berbahaya juga bisa mempengaruhi kesuburan pria.
Jika seorang pria mengalami gejala atau ciri-ciri di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kehamilan. Dengan melakukan pemeriksaan yang tepat, dokter dapat memberikan diagnosa yang akurat dan rekomendasi pengobatan yang sesuai untuk mengatasi masalah infertilitas pada pria.
Pada sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang Dokter klinik, berkesimpulan bahwa kejadian infertilitas lebih sering dijumpai pada pria yang oligospermia. Hal ini bisa saja disebabkan oleh karena kelelahan, istirahat yang kurang, kegemukan, kebiasaan merokok dan minum minuman keras, stres berkepanjangan, pengaruh lingkungan (radiasi atau bekerja di lingkungan yang tinggi cemarannya, seperti kawasan industri), suhu di sekitar testis yang terlalu panas, misalnya pada orang yang bekerja terus-menerus di dekat panas seperti supir atau juru masak atau memakai celana yang terlalu ketat juga bisa mengganggu kesehatan testis.
Adanya gangguan lain sebagai penyebab dari oligospermia yaitu ketidakseimbangan hormon testosteron, varicocele (pembesaran pembuluh darah vena di buah zakar), infeksi serta kelainan kromosom (Gunawan, 2010)
Baca juga: 6 Program Hamil Untuk Suami Agar Cepat Mendapatkan Buah Hati
Apakah kemandulan pada pria bisa dicegah?
Kemandulan pada pria dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan kesehatan secara keseluruhan. Beberapa faktor tersebut mungkin sulit untuk dihindari, namun ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah kemungkinan infertilitas pada pria.
1. Menghindari paparan zat berbahaya
Paparan zat kimia berbahaya, seperti pestisida atau bahan kimia dalam lingkungan kerja, dapat mempengaruhi kualitas sperma dan memicu infertilitas. Untuk mencegahnya, pria sebaiknya menghindari paparan zat kimia berbahaya dan menggunakan alat pelindung diri ketika berada di lingkungan yang berisiko.
2. Menerapkan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat seperti makan makanan sehat, menghindari merokok, menghindari minuman beralkohol dan mengurangi konsumsi kafein dapat membantu menjaga kesehatan sistem reproduksi pria.
3. Menghindari stres berlebihan
Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kadar hormon dan kualitas sperma. Pria sebaiknya melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, dan menjaga keseimbangan emosional untuk menghindari stres berlebihan.
4. Menjaga berat badan yang sehat
Obesitas dapat mempengaruhi kualitas sperma dan meningkatkan risiko infertilitas. Pria sebaiknya menjaga berat badan yang sehat dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dan menerapkan pola makan yang seimbang.
5. Menghindari aktivitas yang berisiko pada sistem reproduksi
Beberapa aktivitas seperti mengendarai sepeda atau mengenakan pakaian yang terlalu ketat dapat mempengaruhi aliran darah ke sistem reproduksi pria dan memicu infertilitas. Pria sebaiknya menghindari aktivitas yang berisiko dan memakai pakaian yang longgar untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi.
Meskipun tidak selalu bisa dihindari, menjaga kesehatan secara keseluruhan dapat membantu mencegah kemungkinan infertilitas pada pria. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada masalah kesehatan atau infertilitas yang terjadi, sehingga dapat dilakukan penanganan dan pengobatan yang tepat.
Klinik Morula IVF adalah klinik kesehatan reproduksi dan fertilitas yang membantu menangani masalah reproduksi pada pasien. Morula menawarkan berbagai layanan kesehatan yang dapat membantu pasangan mengatasi tantangan infertilitas. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami atau telusuri website resmi kami untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi: