Pernah mendengar istilah kehamilan kimiawi atau chemical pregnancy? Kehamilan kimiawi yang juga dikenal dengan keguguran dini biasa terjadi ketika Anda mengalami menstruasi seminggu setelah tes kehamilan positif.
Pemeriksaan kehamilan secara mandiri menggunakan test pack sebenarnya cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan. Namun, sebelum melalui pemeriksaan USG hal ini belum bisa 100% dijadikan sebagai patokan. Nah, kehamilan kimiawi adalah kondisi yang bisa terjadi pada saat sebelum pemeriksaan USG.
- Ketahuilah 5 Penyebab Bayi Prematur Guna Mencegahnya
- Tanda dan Gejala Gangguan Kehamilan yang Perlu Diwaspadai
- Cara Merapatkan Miss V Secara Alami: Panduan Praktis dan Aman
- Ciri Menopause Dini: Kenali Tanda-Tanda dan Cara Menghadapinya
- Keluar Lendir Seperti Putih Telur dari Vagina: Apa Artinya dan Kapan Harus Khawatir?
Pengertian Kehamilan Kimiawi
Apakah mungkin terjadi keguguran tanpa disadari? Jawabannya, ya. Apabila pasangan melakukan hubungan seksual secara rutin tanpa kontrasepsi, kehamilan dapat terjadi kapan saja. Bisa saja Anda tidak sadar bahwa sudah hamil sebelum adanya tanda kehamilan.
Akan tetapi, kehamilan merupakan proses panjang dimana mungkin ada fase yang tidak berjalan dengan baik. Nah, inilah yang bisa menyebabkan terjadinya kehamilan kimiawi pada fase awal kehamilan.
Kehamilan kimiawi merupakan kondisi dimana hasil pembuahan tidak melekat dengan baik di rahim dan akhirnya keluar (gugur). Biasanya Anda akan memperoleh hasil positif pada tes darah atau urin namun pada pemeriksaan ultrasonografi, kandungan tidak tampak kantung dan bakal janin pada rahim.
Hal ini biasanya terjadi pada minggu keempat hingga kelima siklus menstruasi. Bisa saja Anda mengalami gejala kehamilan kimiawi seperti menstruasi yang terlambat dan diikuti kram perut dan pendarahan yang sering dianggap seperti mestruasi. Namun umumnya, wanita tidak sadar ia mengalami kehamilan kimiawi hingga mendapati hasil test pack positif namun selang beberapa hari kemudian test pack berubah negatif.
Penyebab Kehamilan Kimiawi
Umumnya, penyebab terjadinya kehamilan kimiawi adalah karena janin dalam kandungan gagal berkembang. Namun terdapat banyak faktor yang bisa mendasari kehamilan kimiawi terjadi, diantaranya:
1. Kelainan gen atau kromosom
Kelainan gen atau kromosom dapat terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan ketika embrio tumbuh. Kelainan gen atau kromosom ini mengakibatkan janin tidak berkembang dan berakibat keguguran.
Pada fase awal kehamilan normal, sel telur dan sperma menggabungkan 23 kromosom dari pria dan wanita yang kemudian membentuk zigot dengan 46 kromosom. Zigot akan tumbuh dengan melakukan pembelahan sel yang cepat, berkembang menjadi blastokista, selanjutnya akan menempel di dinding rahim.
Sedangkan dalam kasus kehamilan kimia, sperma atau sel telur memiliki memiliki jumlah atau struktur kromosom yang tidak normal. Selanjutnya zigot juga akan memiliki jumlah kromosom yang tidak normal dan tidak bisa berkembang secara normal. Alih-alih menempel di dinding rahim, sel telur yang telah dibuahi justru dilepaskan dari tubuh saat menstruasi.
2. Terjadinya infeksi
Selain karena kelainan kromosom, kehamilan kimiawi juga bisa terjadi akibat infeksi pada rahim seperti seperti sifilis atau infeksi bakteri chlamydia. Riwayat infeksi pada rahim mengakibatkan proses kehamilan tidak bisa terjadi secara normal. Sehingga menyebabkan terjadinya keguguran dini atau kehamilan kimiawi segera setelahnya.
3. Menjalani program IVF
Kehamilan kimiawi juga bisa terjadi ketika menjalani program fertilisasi in vitro (IVF). Biasanya obat-obatan serta tindakan yang dilakukan saat program IVF mempengaruhi hasil HCG yang menyebabkan hasil tes pack positif padahal tidak hamil.
Ketika menjalani program IVF, sel telur dikeluarkan dari indung telur kemudian dicampur dengan sperma. Selanjutnya embrio akan dipindahkan ke rahim setelah pembuahan. Biasanya penggunaan test pack setelah tindakan ini akan memberikan Anda hasil positif padahal ini bisa saja terjadi karena kehamilan kimiawi.
Untuk memastikan keberhasilan program IVF yang Anda lakukan, biasanya Anda akan diminta tes darah dalam waktu 9 hingga 14 hari setelah proses IVF selesai untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.
Gejala Kehamilan Kimiawi
Dapat dikatakan mengalami kehamilan kimiawi jika Anda mengalami gejala-gejala seperti menstruasi yang terlambat selama 10 hari atau lebih dan mendapatkan hasil test pack positif, namun berubah negatif ketika dites ulang beberapa hari kemudian.
Gejala lain dari kehamilan kimiawi ini bisa juga terjadi ketika adanya bercak atau gumpalan darah sekitar satu minggu sebelum periode haid berikutnya disertai dengan kram perut ringan, dan tidak adanya kantung kehamilan ketika Anda melakukan USG.
Apa Yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Kehamilan Kimiawi?
Kehamilan kimiawi sering tidak disadari oleh kebanyakan wanita dan dianggap sebagai periode menstruasi biasanya. Maka dari itu, Anda juga sebaiknya lebih memperhatikan tanda dan gejalanya dan segera periksa diri ke dokter.
Umumnya memang tidak ada penanganan medis secara khusus pada kasus seperti ini. Jika kehamilan kimiawi terdeteksi ketika melakukan USG maka biasanya dokter akan melakukan pembersihan rahim atau kuretase dengan berbagai cara yang bertujuan mengeluarkan jaringan sisa yang tidak dikeluarkan secara alami oleh tubuh.
Namun jika kehamilan kimiawi terjadi berulang kali, mungkin dokter akan merekomendasikan serangkaian tes untuk mengetahui apa yang mempengaruhi faktornya. Misalnya jika Anda mengalami infeksi, maka dokter akan memberikan obat antibiotik atau perawatan lainnya agar infeksi bisa sembuh.
Untuk upaya pencegahan yang bisa dilakukan agar kehamilan kimiawi tidak terjadi lagi adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, mengelola stress dengan baik, menjaga berat badan tetap stabil, olahraga secara rutin, dan mengonsumsi asam folat untuk mempersiapkan kehamilan berikutnya.
Apakah Masih Bisa Hamil Setelah Mengalami Kehamilan Kimiawi?
Kehamilan kimiawi bisa saja terjadi dan penyebabnya bisa berbagai macam hal. Dan kondisi ini bukanlah pertanda bahwa Anda atau pasangan memiliki masalah kesuburan. Kondisi ini juga tidak menutup kemungkinan Anda untuk hamil lagi.
Umumnya pada kasus kehamilan kimiawi, hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya masalah tertentu sehingga Anda tidak perlu khawatir. Kondisi ini cukup umum terjadi pada wanita dan bukan menjadi hal yang berbahaya. Semoga bermanfaat!