Bayi sungsang merupakan kondisi di mana bayi berada dalam posisi terbalik saat akan dilahirkan, dengan kepala bayi menghadap ke atas dan kaki ke bawah. Kondisi ini dapat memicu risiko komplikasi selama persalinan dan mempengaruhi kesehatan bayi setelah lahir. Sebelum membahas lebih jauh tentang bayi sungsang, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu bayi sungsang dan bagaimana kondisi ini dapat terjadi.
Apa itu bayi sungsang?
Bayi sungsang adalah kondisi di mana bayi berada dalam posisi terbalik di dalam rahim ibunya, sehingga kepala bayi berada di bagian atas dan kaki berada di bagian bawah. Secara ilmu medis, bayi sungsang terjadi karena posisi bayi yang tidak tepat di dalam rahim, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti riwayat kehamilan sebelumnya, kondisi rahim yang tidak normal, atau plasenta yang tidak berada di tempat yang seharusnya.
Pada umumnya, bayi akan berada dalam posisi kepala di bawah sebelum persalinan, sehingga memudahkan keluarnya bayi dari rahim ibu. Namun, ketika bayi berada dalam posisi sungsang, proses persalinan dapat menjadi lebih sulit dan berisiko. Bayi sungsang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti bayi terjepit di dalam rahim, perdarahan, atau bahkan kematian janin.
Untuk mengatasi kondisi bayi sungsang, ada beberapa metode yang dapat dilakukan, seperti melakukan teknik perputaran janin untuk memutar bayi ke posisi yang benar, melakukan persalinan secara operasi sesar jika diperlukan, atau melakukan persalinan alami dengan pengawasan yang ketat dari tenaga medis.
Bagi para ibu hamil, penting untuk memperhatikan posisi bayi selama kehamilan dan memperhatikan gejala-gejala yang mungkin terjadi, seperti nyeri atau kontraksi yang tidak normal. Jika ada tanda-tanda yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Selain itu, hindari melakukan tindakan yang dapat meningkatkan risiko bayi sungsang, seperti terlalu banyak duduk, tidur dengan posisi telentang, atau mengangkat benda yang terlalu berat.
Baca juga: Waspadai Mirror Syndrome pada Kehamilan, Apa Saja Tanda dan Penyebabnya?
Mengapa bisa terjadi bayi sungsang?
Bayi sungsang adalah kondisi di mana bayi berada dalam posisi terbalik di dalam rahim ibunya, sehingga kepala bayi berada di bagian atas dan kaki berada di bagian bawah. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi posisi bayi di dalam rahim dan menyebabkan bayi sungsang.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan bayi sungsang adalah riwayat kehamilan sebelumnya. Jika sebelumnya ibu pernah mengalami kehamilan sungsang maka kemungkinan besar akan terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. Selain itu, kondisi rahim yang tidak normal seperti mioma atau adanya jaringan parut dari operasi sebelumnya juga dapat mempengaruhi posisi bayi di dalam rahim.
Faktor lainnya adalah ukuran bayi yang terlalu besar atau terlalu kecil. Bayi yang terlalu besar dapat membuat posisi kepala sulit untuk masuk ke panggul ibu, sehingga bayi lebih memilih posisi sungsang. Sedangkan bayi yang terlalu kecil mungkin tidak memiliki cukup ruang untuk bergerak di dalam rahim dan membuat posisi bayi menjadi sungsang.
Selain itu, kondisi plasenta juga dapat memengaruhi posisi bayi. Jika plasenta berada di dekat leher rahim, bayi mungkin tidak dapat bergerak ke posisi kepala bawah dan memilih posisi sungsang.
Ada juga faktor lain seperti kehamilan kembar, usia ibu yang lebih tua, atau adanya kelainan pada janin yang dapat memengaruhi posisi bayi di dalam rahim.
Bayi sungsang tidak selalu dapat dicegah, tetapi ada beberapa teknik perputaran janin yang dapat dilakukan oleh tenaga medis untuk memutar bayi ke posisi yang benar. Jika teknik tersebut tidak berhasil maka persalinan secara operasi sesar mungkin diperlukan untuk menghindari komplikasi yang berisiko bagi bayi dan ibu.
Apakah bisa ibu hamil mencegah supaya bayi tidak sungsang?
Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah bayi sungsang, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan posisi tidur. Ibu hamil sebaiknya tidak tidur dengan posisi telentang karena dapat membuat bayi lebih cenderung untuk berada dalam posisi sungsang. Sebaliknya, ibu hamil disarankan untuk tidur dengan posisi miring atau dengan bantal di bawah pinggang untuk memastikan bayi berada dalam posisi kepala bawah.
Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk tidak mengangkat benda yang terlalu berat atau melakukan aktivitas yang berisiko mengalami kecelakaan, karena hal tersebut dapat memicu terjadinya bayi sungsang.
Konsultasikanlah dengan dokter kandungan mengenai keadaan kehamilan, terutama jika ibu hamil memiliki riwayat kehamilan sungsang sebelumnya. Dokter kandungan dapat memberikan saran mengenai aktivitas yang aman selama kehamilan dan mungkin merekomendasikan metode perputaran janin jika bayi sudah berada dalam posisi sungsang.
Terakhir, ibu hamil juga disarankan untuk mengikuti kontrol kehamilan secara teratur untuk memastikan kondisi bayi dan ibu selalu dalam keadaan sehat dan menghindari risiko terjadinya bayi sungsang.
Apa risiko jika bayi sungsang?
Bayi sungsang dapat memicu risiko komplikasi selama persalinan dan mempengaruhi kesehatan bayi setelah lahir. Letak sungsang juga menyebabkan prognosis yang buruk pada ibu maupun bayi, pada ibu bisa berupa robekan pada perineum lebih besar, ketuban lebih cepat pecah, dan partus lebih lama sehingga akan mudah terkena infeksi.
Prognosis tidak begitu baik bagi bayi karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat yang terjepit antara kepala dan panggul, bayi dimungkinkan bisa menderita asfiksia (Manuaba, 2010).
Beberapa risiko yang mungkin terjadi pada bayi sungsang antara lain:
- Risiko persalinan sulit, persalinan bayi sungsang seringkali memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dan mungkin memerlukan operasi sesar untuk memastikan kelangsungan hidup bayi dan ibu. Risiko komplikasi selama persalinan bayi sungsang lebih tinggi dibandingkan persalinan normal.
- Risiko cedera tulang, bayi sungsang lebih rentan mengalami cedera tulang selama persalinan karena posisi bayi yang tidak normal dan penanganan yang lebih sulit. Cedera tulang ini dapat memengaruhi perkembangan dan kesehatan bayi setelah lahir.
- Risiko gangguan pernapasan, posisi bayi sungsang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru, sehingga bayi sungsang lebih rentan mengalami gangguan pernapasan setelah lahir.
- Risiko gangguan neurologis, bayi sungsang juga dapat mengalami gangguan neurologis seperti kelumpuhan saraf atau kejang akibat tekanan pada saraf selama persalinan.
- Risiko masalah kesehatan lain, bayi sungsang juga lebih rentan mengalami masalah kesehatan lain seperti infeksi, hipoglikemia, dan masalah kardiovaskular.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu memperhatikan kondisi kehamilan dan melakukan kontrol kehamilan secara teratur dengan dokter kandungan untuk menghindari risiko terjadinya bayi sungsang dan memastikan kesehatan bayi dan ibu selalu terjaga. Selain itu, persalinan bayi sungsang harus dilakukan di rumah sakit dengan tim medis yang berpengalaman dan fasilitas yang memadai untuk meminimalkan risiko komplikasi selama persalinan dan memastikan kelangsungan hidup dan kesehatan bayi.
Baca juga: Hipertensi pada Ibu Hamil: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Kelangsungan hidup bayi sungsang
Kelangsungan hidup bayi sungsang sangat tergantung pada kondisi bayi dan cara persalinan yang dilakukan. Bayi sungsang dapat mengalami risiko komplikasi selama persalinan dan setelah lahir, terutama jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Pada umumnya, persalinan bayi sungsang memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dan seringkali memerlukan operasi sesar. Hal ini karena risiko bayi mengalami cedera dan gangguan oksigen yang lebih tinggi selama persalinan normal.
Selain itu, bayi sungsang juga dapat mengalami masalah pernapasan, terutama jika posisi bayi memengaruhi fungsi paru-paru. Bayi sungsang juga dapat mengalami cedera tulang selama persalinan jika tidak ditangani dengan hati-hati.
Baca juga: Postmatur: Pengertian, Ciri-Ciri, Penyebab dan Perbedaannya dengan Prematur
Namun, dengan penanganan yang tepat dan cepat, bayi sungsang dapat selamat dan tumbuh kembangnya seperti bayi pada umumnya. Penting untuk melakukan persalinan bayi sungsang di rumah sakit dengan tim medis yang berpengalaman dan fasilitas yang memadai untuk meminimalkan risiko komplikasi.
Setelah lahir, bayi sungsang akan tetap memerlukan perawatan khusus, terutama jika mengalami masalah pernapasan atau cedera selama persalinan. Tim medis akan memantau kondisi bayi secara ketat dan memberikan perawatan yang dibutuhkan untuk memastikan kelangsungan hidup dan kesehatan bayi sungsang.
Meskipun bayi sungsang dapat memicu risiko komplikasi selama persalinan dan mempengaruhi kesehatan bayi setelah lahir, namun jangan khawatir terlalu berlebihan. Saat ini, persalinan bayi sungsang dapat dilakukan dengan teknologi medis yang semakin canggih dan tenaga medis yang berpengalaman.
Penting bagi ibu hamil untuk selalu memperhatikan kondisi kehamilan dan melakukan kontrol kehamilan secara teratur dengan dokter kandungan untuk menghindari risiko terjadinya bayi sungsang dan memastikan kesehatan bayi dan ibu selalu terjaga.
Jangan stres, takut, dan cemas karena itu bisa memengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Percayalah pada tim medis dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran atau pertanyaan terkait kehamilan dan persalinan bayi sungsang. Karena setiap ibu dan bayi berbeda, maka penanganan terbaik adalah yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Morula IVF Indonesia adalah klinik fertilitas yang menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan lebih dari 26 tahun pengalaman, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami atau telusuri website resmi kami untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Sumber: