Flu Singapura atau dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah penyakit menular yang umum terjadi pada anak-anak. Meski tidak membahayakan, kondisi ini sering kali menyebabkan ketidaknyamanan yang serius pada anak, terutama karena munculnya ruam dan luka yang menyakitkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang flu Singapura pada anak, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.
Apa Itu Flu Singapura?
Flu Singapura atau HFMD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, terutama dari keluarga enterovirus, seperti Coxsackievirus A16 dan Enterovirus 71. Penyakit ini sering menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun, meskipun orang dewasa juga bisa terkena dalam kasus tertentu. Disebut “flu Singapura” karena pertama kali teridentifikasi di Singapura, namun penyakit ini sebenarnya bisa ditemukan di berbagai negara di dunia.
- Berat Badan Ideal untuk Promil: Kunci Kesuburan dan Kehamilan Sehat
- Pengertian Aspermia Beserta Gejala dan Penyebabnya
- Gondongan dan Kesuburan Pria: Apakah Gondongan Bisa Buat Mandul?
- Sudden Infant Death Syndrome (SIDS): Memahami Risiko dan Cara Pencegahannya
- Ini Dia Penyebab Bayi Kuning dan Cara Mengatasinya
Baca juga: Menjemur Bayi di Pagi Hari? Ini Manfaat dan Panduannya!
Ciri-ciri dan Gejala Flu Singapura pada Anak
Flu Singapura memiliki ciri khas berupa ruam dan lepuh di area mulut, tangan, dan kaki. Berikut beberapa ciri-ciri flu Singapura pada anak yang sering muncul:
1. Ruam Merah di Tangan, Kaki, dan Mulut
Ruam merah kecil, kadang disertai lepuh berisi cairan, adalah salah satu gejala utama flu Singapura. Ruam ini bisa sangat gatal dan menyakitkan, terutama di area mulut, yang sering kali mengganggu anak saat makan atau minum.
2. Demam Ringan hingga Sedang
Gejala awal yang sering terjadi adalah demam ringan. Beberapa anak mungkin mengalami demam hingga beberapa hari sebelum ruam muncul.
3. Sakit Tenggorokan dan Nafsu Makan Berkurang
Infeksi virus ini juga sering menyebabkan tenggorokan sakit, sehingga anak mungkin merasa enggan makan atau minum. Kehilangan nafsu makan ini sering kali terjadi akibat nyeri dari luka di mulut.
4. Kelelahan
Anak yang terkena flu Singapura mungkin akan merasa lelah atau rewel, terutama jika demamnya cukup tinggi atau sedang mengalami ketidaknyamanan karena ruam dan luka.
Gejala-gejala ini biasanya akan muncul dalam waktu tiga sampai enam hari setelah anak terpapar virus penyebab flu Singapura. Bila Anda mendapati gejala flu Singapura pada anak seperti ini, pastikan untuk memantau kondisi mereka secara saksama dan segera berkonsultasi dengan dokter apabila kondisinya memburuk.
Baca juga: Daftar Vaksin Wajib Bayi: Jadwal, Manfaat, dan Urutannya
Penyebab Flu Singapura pada Anak
Penyebab flu Singapura pada anak adalah infeksi virus dari kelompok enterovirus, yang sangat menular. Virus ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti lendir dari hidung atau tenggorokan, air liur, atau cairan dari lepuh. Berikut beberapa cara penularan flu Singapura yang perlu diwaspadai:
1. Kontak Langsung dengan Penderita
Penularan paling umum terjadi melalui kontak langsung dengan penderita, terutama saat anak-anak berbagi mainan, alat makan, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus.
2. Melalui Udara atau Percikan Lendir
Flu Singapura juga bisa menyebar melalui udara saat penderita bersin atau batuk. Partikel virus dalam percikan air liur bisa menyebabkan infeksi pada anak-anak yang berada di sekitar.
3. Melalui Kontak dengan Feses Terinfeksi
Virus penyebab flu Singapura bisa ditemukan dalam feses penderita. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan tangan setelah mengganti popok anak yang sedang terinfeksi untuk mencegah penularan.
Anak-anak yang beraktivitas di tempat ramai, seperti sekolah atau tempat penitipan anak, lebih rentan tertular flu Singapura karena sering berinteraksi dan berbagi ruang dengan teman sebaya.
Cara Mengatasi Flu Singapura pada Anak
Walaupun tidak ada obat khusus untuk flu Singapura, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat pemulihan anak. Berikut adalah cara mengatasi flu Singapura pada anak yang dapat dilakukan di rumah:
1. Pastikan Anak Cukup Istirahat
Istirahat adalah kunci utama untuk membantu tubuh melawan infeksi. Pastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup agar daya tahan tubuhnya optimal dalam melawan virus.
2. Berikan Cairan yang Cukup
Menghidrasi anak sangat penting untuk mencegah dehidrasi, terutama jika anak mengalami demam. Berikan minuman yang sejuk dan tidak terlalu asam agar tidak memperparah luka di mulut. Jus buah non-sitrus atau kaldu sayuran bisa menjadi alternatif yang baik.
3. Kompres Hangat untuk Meredakan Demam
Kompres hangat di dahi atau bagian tubuh yang lain bisa membantu menurunkan demam. Namun, hindari penggunaan air yang terlalu panas atau obat-obatan tanpa persetujuan dokter.
4. Gunakan Pereda Nyeri yang Aman untuk Anak
Jika anak mengalami sakit tenggorokan atau demam tinggi, berikan pereda nyeri yang direkomendasikan oleh dokter, seperti parasetamol atau ibuprofen, dengan dosis yang sesuai.
5. Pilih Makanan Lembut dan Mudah Ditelan
Karena luka di mulut bisa menyebabkan rasa sakit saat makan, pilihlah makanan yang lunak, seperti bubur atau sup, yang tidak akan mengiritasi mulut anak. Hindari makanan pedas, asam, atau keras yang bisa memperparah luka di mulut.
Baca juga: Alergi Sperma: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Meski flu Singapura pada anak biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 7–10 hari, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis. Segera bawa anak ke dokter jika:
- Demam tidak kunjung turun selama lebih dari tiga hari.
- Anak terlihat sangat lemas atau sulit untuk minum cairan.
- Muncul tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, air mata berkurang, atau sedikit buang air kecil.
- Luka di mulut atau ruam semakin parah atau menyebabkan rasa sakit yang ekstrem.
Dokter mungkin akan memberikan nasihat lebih lanjut tentang cara penanganan dan mencegah komplikasi.
Pencegahan Flu Singapura pada Anak
Mencegah flu Singapura pada anak bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan:
1. Ajarkan Anak untuk Mencuci Tangan Secara Rutin
Cuci tangan adalah cara paling efektif untuk menghindari penyebaran virus. Ajarkan anak untuk mencuci tangan setelah bermain, sebelum makan, atau setelah menggunakan toilet.
2. Hindari Berbagi Alat Makan atau Mainan
Karena virus ini dapat menular melalui cairan tubuh, pastikan anak tidak berbagi alat makan, botol minum, atau mainan dengan teman-teman mereka yang sedang sakit.
3. Jaga Kebersihan Permukaan yang Sering Disentuh
Bersihkan permukaan seperti meja, mainan, atau gagang pintu secara rutin dengan disinfektan untuk meminimalisir risiko penyebaran virus.
4. Jangan Bawa Anak ke Tempat Ramai Jika Ada yang Terinfeksi
Hindari membawa anak ke tempat umum atau tempat penitipan anak jika ia menunjukkan gejala flu Singapura, agar tidak menularkan virus ke anak-anak lain.
Flu Singapura pada anak atau HFMD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan akibat ruam dan luka di tangan, kaki, dan mulut. Meski biasanya tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara-cara mengatasi dan mencegah flu Singapura agar tidak menyebar. Dengan menjaga kebersihan dan membangun kebiasaan hidup sehat, risiko infeksi ini dapat diminimalisir.
Jika anak mengalami gejala berat atau kondisinya tidak membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Dengan penanganan yang tepat dan pemahaman yang baik, diharapkan anak dapat pulih dengan cepat tanpa mengalami komplikasi.
Untuk Anda yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilias, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- NCBI. “Hand, Foot, and Mouth Disease“. (Diakses pada 10 November 2024).
- CDC. “Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)“. (Diakses pada 10 November 2024).
- Mayo Clinic. “Hand, Foot, and Mouth Disease: Symptoms and Causes“. (Diakses pada 10 November 2024).
- MedlinePlus. “Hand, Foot, and Mouth Disease“. (Diakses pada 10 November 2024).
- Nationwide Children’s. “Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)“. (Diakses pada 10 November 2024).