Pengertian fibroid adalah pertumbuhan massa yang bersifat non-kanker, baik di dalam rahim maupun di luar rahim. Fibroid atau leiomyoma merupakan kondisi pada rahim yang bila fatal dapat menyebabkan infertilitas. Fibroid ini tidak berkaitan sama sekali dengan peningkatan risiko kanker atau bahkan menjadi kanker. Ukuran fibroid pun beragam, mulai dari yang paling kecil seperti benih sehingga tak terlihat oleh mata hingga paling besar sehingga dapat memperbesar sekaligus menekan rahim.
Faktor Risiko Fibroid atau Leiomyoma
- Usia pengidap. Usia wanita paling sering mengalami fibroid berusia 40 tahun.
- Hormon estrogen dipercaya berperan dalam pembentukan fibroid.
- Wanita yang mengalami menstruasi pertama kali saat berusia 10 tahun.
- Wanita yang memiliki ras Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan mengidap mioma 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan wanita Kaukasia.
- Berat badan. Menurut sebuah studi, risiko wanita mengidap fibroid atau leiomyoma meningkat sebesar 21% untuk setiap kenaikan 10 kg berat badan dengan diikuti peningkatan indeks massa tubuh.
- Mengonsumsi daging merah berlebihan.
- Wanita yang sudah memiliki anak cenderung lebih jarang mengalami fibroid.
- Perokok aktif.
- Riwayat keluarga.
Penyebab Fibroid atau Leiomyoma
Sementara itu, penyebab dari fibroid adalah:
- Faktor hormonal yaitu faktor yang dipicu oleh fluktuasi kadar hormon estrogen maupun progesteron.
- Faktor genetik (berdasarkan riwayat keluarga/keturunan).
Gejala Fibroid atau Leiomyoma
Beberapa gejala dari fibroid adalah:
- Menstruasi berkepanjangan.
- Perdarahan antar periode.
- Anemia.
- Dispareunia.
- Sakit atau tekanan di perut bagian bawah atau punggung bawah.
- Sering buang air kecil, hal ini disebabkan oleh tekanan tumor pada kandung kemih.
Diagnosis Fibroid atau Leiomyoma
Tahap pertama dalam diagnosis fibroid adalah dengan melakukan wawancara. Dokter akan menanyai pasien apakah pengidap sering mengeluh rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah, serta mempunyai gangguan haid yang disertai rasa nyeri. Usai wawancara, akan dilakukan pemeriksaan fisik dengan cara bimanual yang akan menunjukkan tumor pada uterus. Tahap selanjutnya adalah dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung hasil akhir melalui USG atau MRI.
Pengobatan Fibroid atau Leiomyoma
Fibroid atau Leiomyoma lebih sering tidak membutuhkan pengobatan. Cukup dengan melakukan pengobatan secara rutin untuk memastikan fibroid tidak berkembang lebih besar sehingga menimbulkan masalah lain. Obat-obatan bisa digunakan sebagai pengobatan untuk menghambat kinerja hormon. Jika gejala tak kunjung selesai, maka dokter bisa menyarankan agar pasien melakukan operasi pengangkatan fibroid.
Pencegahan Fibroid atau Leiomyoma
Ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa Anda lakukan. Pencegahan fibroid adalah:
- Melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin. Dengan begitu kalori akan banyak terbakar ketika badan bergerak lebih sering. Berkurangnya kalori bisa mencegah fibroid atau leiomyoma
- Atur pola makan sehat setiap hari. Makanlah makanan yang rendah kalori, makan sayur dan buah, dan minum minuman yang rendah gula. Dengan begitu, fibroid atau leiomyoma bisa dicegah sejak dini.
- Hindari merokok. Merokok memiliki banyak dampak negatif salah satunya menyebabkan fibroid atau leiomyoma. Bagi Anda yang sudah terlanjur merokok, kurangi merokok secara perlahan dari sekaran.
Demikianlah penjelasan mengenai fibroid atau leiomyoma yang harus Anda pahami. Meskipun jinak, pada dasarnya fibroid adalah tumor yang menganggu dan bisa membuat Anda merasa tidak nyaman. Jika gejala yang Anda rasakan tak kunjung selesai, segera konsultasikan ke dokter spesialis untuk memastikan penyakit tersebut dan cara penanganan yang tepat. Selain itu, jangan lupakan upaya pencegahan agar tidak timbul fibroid atau leiomyoma sepert yang dijelaskan sebelumnya. Dengan pencegahan dan konsultasi ke dokter, kondisi fibroid bisa dicegah dan diantisipasi dengan lebih baik. Jadi, jangan pernah abaikan hal ini ya!