Epididimitis atau yang juga dikenal sebagai radang epididimis banyak menyerang pria dengan range usia 19-35 tahun. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengurangi faktor-faktor risikonya. Lalu, apa sajakah faktor risiko yang dimaksud? Bagaimana tanda dan gejalanya?
Pengertian Radang Epididimis
Secara garis besar, epididimitis merupakan kondisi ketika epididimis meradang akibat infeksi atau karena kondisi lainnya. Epididimis sendiri merupakan saluran yang terletak di bagian belakang testis yang berperan membawa sperma dari testis ke uretra. Peradangan pada epididimis umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual atau infeksi bakteri. Jika testis turut terinfeksi, kondisi ini bisa disebut sebagai epididymo-orchitis. Jika dilihat dari kondisi radang yang dialami, epididimitis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Akut
Terjadi radang saluran sperma secara tiba-tiba dan berkembang secara cepat. Biasanya jenis radang epididimis ini bakal lebih cepat sembuh karena terjadi kurang dari 6 minggu.
2. Kronis
Merupakan radang saluran sperma yang berkembang secara perlahan dan mampu menimbulkan nyeri tumpul. Dibandingkan dengan jenis sebelumnya, epididimitis kronis akan berlangsung lebih lama, yakni lebih dari 6 minggu.
Tanda dan Gejala
- Demam ringan
- Merinding
- Epididimis terasa nyeri dan bengkak
- Keluar cairan dari penis
- Rasa nyeri pada testis
- Lebih sering buang air kecil
- Merasa sakit saat buang air kecil
- Air mani bercampur darah
- Hubungan intim terasa sakit
- Rasa tidak nyaman pada area perut bawah
- Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan
Penyebab Radang Epididimis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyakit ini bisa disebabkan oleh masuknya bakteri ke prostat, uretra, atau kandung kemih yang menuju saluran sperma dan epididimis. Selain itu, ada pula beberapa kondisi lain yang dapat menimbulkan radang epididimis sebagai berikut:
1. Penyakit Kelamin
Penyakit kelamin seperti klamidia dan gonore dapat menjadi penyebab radang epididimis yang paling umum pada pria berusia 35 tahun ke bawah. Risiko ini dimungkinkan timbul jika penderitanya sering gonta-ganti pasangan dan tidak menggunakan alat pengaman ketika berhubungan intim.
2. Infeksi Saluran Kencing
Umumnya, radang epididimis yang disebabkan oleh infeksi saluran kencing dialami oleh anak-anak dan pria dewasa di usia 35 tahun ke atas. Risiko ini bisa meningkat jika Anda mengalami:
- Memasukkan kateter ke penis.
- Pembengkakan prostat yang menekan kandung kemih.
- Melakukan operasi pada area selangkangan, kelenjar prostat, atau kandung kemih.
3. Radang Epididimis Kimia
Penumpukan urine pada bagian epididimis terjadi ketika aliran urine mengarah sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi apabila Anda mengejan terlalu keras atau kerap mengangkat beban berat. Timbulnya tekanan pada perut bagian bawah akan memaksa urine dari kandung kemih ke epididimis. Akibatnya, muncul iritasi kimiawi oleh urine yang dapat memicu penyakit radang epididimis.
4. Trauma
Cedera atau trauma yang terjadi pada daerah kelamin, terutama di sekitar selangkangan, juga bisa memicu perkembangan radang epididimis. Bersepeda dan olahraga lari menjadi aktivitas yang berpotensi menyebabkan trauma selangkangan.
5. Efek Samping Amiodarone
Pria yang mengalami gangguan irama jantung dan sering mengkonsumsi obat amiodarone, baik itu pacerone atau cordarone, dalam dosisi tinggi berpotensi menimbulkan efek samping penumpukan pada organ epididimis.
6. Tuberkulosis
Tuberkulosis epididimis adalah salah satu bentuk infeksi virus TBC yang terjadi di luar paru-paru. Kondisi seperti ini umumnya menimpa pria dewasa muda, meski sangat jarang terjadi.
Itulah sekilas informasi mengenai epididimitis berikut tanda dan gejala, beserta penyebab yang perlu Anda ketahui. Ragam informasi lainnya bisa Anda akses melalui https://www.morulaivf.co.id