Gangguan tidur berupa insomnia merupakan salah satu hal yang wajar dialami ibu hamil. Dampak insomnia pada ibu hamil tidak bisa disepelekan dan harus ditangani dengan baik. Dampak yang ditimbulkan dari insomnia pun juga bisa mengenai fisik dan psikologi ibu hamil. Sementara itu, penyebab insomnia sangat beragam baik disebabkan oleh kondisi fisik maupun psikologis.
Dampak Insomnia Pada Ibu Hamil
Insomnia yang terjadi pada ibu hamil bukan merupakan hal yang disengaja. Meskipun disengaja, insomnia merupakan hal yang tidak baik bagi kesehatan ibu hamil dan janin. Oleh sebab itu, Anda harus segera menangani insomnia dengan baik agar tidak terkena dampak buruknya. Berikut ini dampak insomnia yang dapat terjadi pada ibu hamil.
1. Daya Tahan Tubuh Menurun
Insomnia dapat menyebabkan ibu hamil kurang tidur karena pagi harus kembali beraktivitas. Jika ibu hamil kurang tidur, daya tahan tubuhnya akan melemah sehingga ia akan merasa lemas. Oleh sebab itu, ibu hamil yang mengalami insomnia sering merasa ingin pingsan atau bahkan telah pingsan. Selain itu, menurunnya daya tahan tubuh dapat menyebabkan ibu hamil rentan terkena penyakit.
2. Preeklampsia
Penelitian yang dilakukan oleh Center For Perinatal studies, Swedish Medical menerangkan bahwa ibu hamil harus tidur malam minimal 6 jam setiap hari. Jika kurang 6 jam, tekanan darah sistolik akan meningkat 4 mmHg lebih tinggi.
Peningkatan tekanan darah sistolik tersebut dapat meningkatkan sembilan kali lebih tinggi risiko preeklamsia. Selain preeklamsia, tekanan darah tinggi menyebabkan gangguan jantung dan penyakit stroke. Hal ini dapat terjadi apabila insomnia yang terjadi pada ibu hamil sudah sangat akut.
3. Komplikasi Kehamilan
Tidak hanya berdampak negatif pada ibu hamil. Kurang tidur yang disebabkan insomnia dapat menyebabkan proses regenerasi dan pertumbuhan sel-sel tubuh ibu hamil dan janin berkurang. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi kehamilan sehingga salah satu dampaknya membuat berat badan lahir rendah.
4. Meningkatkan Risiko Kelahiran Prematur
Kekurangan tidur akibat insomnia dapat menyebabkan produksi sitokin berlebih. Hal itu dapat mempengaruhi produktivitas pembuluh darah di tulang belakang yang menuju ke arah plasenta. Sehingga meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
5. Memperlambat Persalinan Normal
Jam tidur ibu hamil yang mengalami insomnia biasanya kurang dari 6 jam. Kekurangan jam tidur yang terlalu sering dapat memperlambat persalinan normal. Menurut World Health Organization (WHO), apabila persalinan terjadi sangat lambat melebihi persalinan normal akan berisiko bayi mengalami infeksi. Akibat dari hal itu, ibu hamil harus melakukan operasi caesar.
Depresi Pasca Persalinan
Gangguan tidur berupa insomnia juga dapat meningkatkan risiko depresi pasca persalinan. Hal itu disebabkan oleh ibu hamil telah mengalami depresi sebelumnya, yakni selama masa kehamilan karena kurang tidur. Episode depresi pasca persalinan akan muncul dalam 4 minggu usai melahirkan yang dapat berlangsung hingga 6 bulan.
Lantas, seperti apa gejala depresi yang dapat dialami ibu hamil? Simak tanda-tandanya di bawah ini.
- Suasana hati tidak menentu dan terus bersedih
- Perubahan drastis terhadap berat badan
- Gangguan tidur
- Berpikiran untuk bunuh diri
- Kehilangan minat terhadap hobi
Sebenarnya beberapa instrumen menyimpulkan bahwa depresi pasca persalinan terjadi berhubungan dengan kadar hormon progesteron dan estrogen selama kehamilan, serta penurunan secara drastis hormon tersebut dalam beberapa hari setelah melahirkan. Namun, risiko depresi lebih meningkat karena riwayat insomnia ibu hamil selama kehamilan.
Inilah 6 dampak insomnia pada ibu hamil yang wajib Anda ketahui. Dengan mengetahui hal tersebut, Anda diharapkan dapat menjaga pola tidur. Secara umum, ibu hamil membutuhkan waktu tidur selama 7 hingga 9 jam. Jika kurang dari angka tersebut, dampak yang ditimbulkan dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Anda juga bisa berkonsultasi pada dokter kandungan seputar penanganan pada insomnia ibu hamil selengkapnya.