Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Muhammad Ardianto Airlangga, SpOG
Blighted ovum, atau yang sering disebut sebagai kehamilan kosong, adalah salah satu penyebab keguguran pada trimester pertama. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi berhasil menempel di dinding rahim, namun embrio tidak berkembang. Meski kantung kehamilan tetap terbentuk, embrio tidak pernah benar-benar berkembang menjadi janin yang lengkap. Blighted ovum merupakan salah satu bentuk kegagalan kehamilan yang umum, tetapi seringkali tidak disadari hingga pemeriksaan USG dilakukan.
Apa Itu Blighted Ovum?
Blighted ovum adalah kondisi dimana embrio tidak berkembang setelah proses pembuahan terjadi. Pada awalnya, kehamilan akan tampak normal dengan kantung gestasi yang terlihat di rahim. Namun, saat pemeriksaan lanjutan, tidak ditemukan embrio di dalam kantung tersebut. Kondisi ini biasanya diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada minggu ke-8 hingga minggu ke-13 kehamilan.
Penyebab utama blighted ovum biasanya terkait dengan kelainan kromosom yang mencegah embrio berkembang. Ini bisa terjadi karena sel telur atau sperma memiliki kelainan genetik, sehingga tubuh secara alami menghentikan perkembangan kehamilan yang tidak sehat. Namun, sangat penting untuk memahami bahwa blighted ovum tidak disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh ibu hamil, seperti olahraga, stres, atau gaya hidup tertentu.
Ciri-ciri Blighted Ovum (Kehamilan Kosong)
Salah satu hal yang membuat blighted ovum sulit dikenali adalah karena gejalanya bisa sangat mirip dengan kehamilan normal, terutama di awal masa kehamilan. Wanita yang mengalami blighted ovum sering kali merasakan gejala khas kehamilan, seperti:
- Mual dan muntah: Juga dikenal sebagai morning sickness, ini adalah gejala umum di awal kehamilan. Meski embrio tidak berkembang, tubuh tetap memproduksi hormon kehamilan (hCG), yang memicu gejala ini.
- Kelelahan: Perubahan hormon di awal kehamilan dapat membuat tubuh cepat merasa lelah. Wanita dengan blighted ovum juga bisa merasa sangat lelah, meskipun embrio tidak berkembang.
- Terlambat menstruasi: Ini adalah tanda utama yang sering kali menjadi alasan wanita melakukan tes kehamilan. Pada kehamilan kosong, tes kehamilan masih bisa menunjukkan hasil positif karena tubuh memproduksi hormon hCG.
Baca juga: Kehamilan Ektopik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab yang Perlu Anda Ketahui
Namun, seiring berjalannya waktu, ciri-ciri kehamilan kosong dapat berubah dan mulai menunjukkan tanda-tanda keguguran. Berikut beberapa tanda yang mungkin muncul:
1. Nyeri perut atau kram ringan
Kram ringan atau nyeri di bagian bawah perut bisa terjadi ketika tubuh mulai menyadari bahwa embrio tidak berkembang. Hal ini disebabkan oleh kontraksi ringan pada rahim sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan jaringan yang tidak berkembang.
2. Perdarahan ringan atau bercak darah
Perdarahan bisa menjadi tanda awal dari keguguran. Pada blighted ovum, wanita mungkin mengalami bercak darah atau perdarahan ringan, mirip dengan menstruasi, namun disertai dengan rasa kram. Jika perdarahan semakin berat atau berlangsung lama, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.
3. Hasil tes kehamilan tetap positif meskipun embrio tidak berkembang
Salah satu hal yang membingungkan tentang kehamilan kosong adalah hasil tes kehamilan yang tetap positif. Ini disebabkan oleh hormon kehamilan (hCG) yang terus diproduksi oleh tubuh, meski embrio sudah tidak berkembang. Biasanya, setelah beberapa minggu, kadar hormon hCG akan menurun, namun dalam beberapa kasus, tes kehamilan bisa tetap menunjukkan hasil positif hingga keguguran terjadi.
Penyebab Blighted Ovum
Seperti disebutkan sebelumnya, penyebab blighted ovum umumnya terkait dengan masalah kromosom. Ketika sel telur atau sperma membawa kelainan genetik, tubuh secara alami menghentikan kehamilan. Ini adalah mekanisme tubuh untuk mencegah perkembangan janin yang tidak sehat. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya blighted ovum, seperti:
- Usia ibu – Wanita di atas usia 35 tahun lebih berisiko mengalami kegagalan kromosom.
- Riwayat keguguran – Wanita yang sebelumnya pernah mengalami keguguran berisiko lebih tinggi mengalami blighted ovum.
- Kelainan genetik – Faktor genetik baik dari ibu maupun ayah dapat mempengaruhi perkembangan embrio.
Meskipun blighted ovum disebabkan oleh faktor-faktor ini, penting untuk diingat bahwa keguguran ini tidak dapat dicegah. Sebagian besar kasus terjadi secara acak, dan memiliki satu keguguran tidak berarti bahwa seseorang tidak bisa memiliki kehamilan yang sehat di masa depan.
Baca juga: Rahim Retrofleksi: Penyebab, Gejala, dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Cara Mencegah Terjadinya Blighted Ovum
Blighted ovum umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom pada embrio yang tidak bisa dicegah. Meski begitu, menjaga kesehatan kehamilan secara keseluruhan dapat mengurangi risiko komplikasi. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
- Gaya Hidup Sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, dan menghindari alkohol, rokok, serta obat-obatan terlarang dapat meningkatkan kualitas sel telur dan sperma.
- Pemeriksaan Prakonsepsi: Konsultasi dengan dokter sebelum hamil penting untuk memeriksa kesehatan reproduksi, mengkonsumsi asam folat, dan menjalani tes genetik jika diperlukan.
- Kelola Stress: Mengurangi stres dengan teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi dapat mendukung keseimbangan hormon yang penting untuk kehamilan.
- Konsultasi Setelah Keguguran: Setelah mengalami blighted ovum, konsultasi dengan dokter dapat membantu merencanakan kehamilan berikutnya dengan lebih baik.
- Usia dan Kesuburan: Usia di atas 35 tahun meningkatkan risiko keguguran. Jika diperlukan, konsultasi dengan spesialis fertilitas dapat membantu.
Meskipun tidak bisa sepenuhnya dicegah, tindakan di atas dapat meningkatkan peluang kehamilan yang sehat.
Menghadapi Blighted Ovum
Menghadapi blighted ovum bisa menjadi pengalaman emosional yang sulit bagi banyak pasangan. Rasa kehilangan dan kebingungan adalah reaksi umum, terutama bagi mereka yang tidak menyadari apa yang terjadi. Setelah diagnosis kehamilan kosong, dokter akan memberikan pilihan untuk melanjutkan keguguran secara alami atau melakukan prosedur medis seperti dilatasi dan kuretase (D&C) untuk mengangkat jaringan dari rahim.
Untuk mendukung pemulihan fisik dan emosional, penting bagi wanita untuk mencari dukungan, baik dari pasangan, keluarga, atau konselor. Setiap wanita merespon keguguran dengan cara yang berbeda, dan proses penyembuhan membutuhkan waktu.
Baca juga: 5 Terapi Kesuburan Wanita Atasi Sulit Hamil
Apakah Blighted Ovum Dapat Terulang?
Setelah mengalami blighted ovum, banyak wanita yang khawatir apakah ini akan terulang di kehamilan berikutnya. Namun, sebagian besar wanita yang mengalami keguguran akibat blighted ovum dapat memiliki kehamilan yang sehat di kemudian hari. Jika seseorang mengalami keguguran berulang, konsultasi dengan spesialis fertilitas atau genetik mungkin diperlukan untuk menemukan penyebabnya.
Untuk konsultasi dengan spesialis fertilitas atau genetik , Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter spesialis profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- American Pregnancy Association. (2023). Blighted Ovum. Diakses pada Oktober 2024.
- Government of South Australia, Women’s and Children’s Health Network. (2021). Blighted Ovum. Diakses pada Oktober 2024.
- Mayo Clinic. (2022). Blighted Ovum: Expert Answers. Diakses pada Oktober 2024.
- National Center for Biotechnology Information. (2021). Blighted Ovum. Diakses pada Oktober 2024.
- Pregnancy, Birth and Baby. (2023). Blighted Ovum. Diakses pada Oktober 2024.