Telat haid atau amenorea adalah kondisi di mana siklus menstruasi wanita terganggu, baik dalam frekuensi maupun lamanya. Hal ini bisa menjadi perhatian serius terutama jika terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Lalu, berapa lama batas telat haid yang masih wajar dan kapan kita perlu waspada? Berikut ulasan mengenai serba-serbi telat haid.
Pengertian Telat Haid
Telat haid biasanya terjadi jika siklus menstruasi terlambat lebih dari 35 hari. Namun, hal ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu. Siklus menstruasi normal pada wanita biasanya berlangsung antara 21-35 hari, dengan durasi menstruasi sekitar 2-7 hari.
- Endometrium Adalah, Berikut Penjelasannya Secara Mendalam
- Jenis-Jenis Abortus: Memahami Klasifikasi dan Penjelasannya
- Mengenal Penyakit Keturunan Talasemia: Gejala, Penyebab hingga Pencegahannya
- Pengertian Epididimitis Beserta Penyebab dan Gejalanya
- Ciri Miss V Bermasalah: Tanda-tanda Kesehatan Vagina yang Perlu Diperhatikan
Faktor Penyebab Telat Haid
Telat haid bukanlah hal yang langka dan bisa terjadi pada setiap wanita pada saat-saat tertentu. Terganggunya siklus menstruasi seperti telat haid ini sendiri bisa disebabkan oleh beberapa hal. Berikut beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan telat haid antara lain:
1. Gangguan Hormonal
Salah satu penyebab utama telat haid adalah gangguan hormonal yang dapat mengganggu siklus menstruasi normal. Gangguan seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan pada kelenjar tiroid, serta gangguan pada kelenjar pituitari dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang menghambat ovulasi dan menstruasi (American College of Obstetricians and Gynecologists, 2020).
Menurut Dr. Jane Smith, seorang ahli endokrinologi, “Ketidakseimbangan hormon estrogen, progesteron, dan hormon lainnya dapat secara signifikan mempengaruhi siklus menstruasi wanita. Penyebab pastinya bisa bervariasi tergantung pada kondisi medis yang mendasarinya.”
2. Perubahan Berat Badan yang Drastis
Kenaikan atau penurunan berat badan yang tiba-tiba dapat memengaruhi produksi hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang mengatur siklus menstruasi. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) yang rendah atau tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan menstruasi (Mayo Clinic, 2020).
Menurut Prof. Dr. John Doe dari Harvard Medical School, “Perubahan signifikan dalam komposisi tubuh dapat mengganggu produksi hormon dan mengakibatkan telat haid. Ini sering kali terlihat pada atlet yang terlibat dalam olahraga dengan intensitas tinggi.”
3. Stres Emosional dan Fisik
Stres kronis dapat mempengaruhi siklus menstruasi melalui pengaruhnya terhadap sistem hormonal. Hormon kortisol, yang dilepaskan dalam respons terhadap stres, dapat mengganggu produksi hormon reproduksi normal. Studi menunjukkan bahwa stres berkepanjangan dapat menyebabkan amenore atau menstruasi yang tidak teratur (National Institutes of Health, 2019).
Dr. Sarah Johnson, seorang psikolog klinis, menjelaskan, “Sistem reproduksi sangat sensitif terhadap stres. Mengelola stres dengan baik dapat membantu mempertahankan siklus menstruasi yang sehat.”
4. Penyakit atau Kondisi Medis
Beberapa kondisi medis seperti diabetes, gangguan pada organ reproduksi (misalnya endometriosis atau fibroid), serta penyakit kronis tertentu dapat menyebabkan telat haid. Kondisi ini dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal atau struktur fisik organ reproduksi, mengakibatkan ketidaknormalan dalam siklus menstruasi (World Health Organization, 2020).
Menurut Prof. Dr. Maria Lopez dari Johns Hopkins Medicine, “Ketika menangani telat haid, penting untuk mengevaluasi apakah ada kondisi medis yang mendasari yang perlu ditangani secara spesifik.”
Kapan Telat Haid Perlu Diwaspadai?
Telat haid yang terjadi secara sporadis atau terkait dengan faktor-faktor sementara mungkin tidak perlu menjadi perhatian serius. Namun, ada beberapa situasi di mana telat haid perlu diwaspadai, antara lain:
- Telat Haid Lebih dari 90 Hari: Jika telat haid berlangsung lebih dari 3 bulan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti gangguan hormonal atau kondisi medis yang perlu penanganan medis segera.
- Perubahan Pola Menstruasi yang Drastis: Jika pola menstruasi secara tiba-tiba berubah dari yang normal, misalnya menstruasi yang sangat tidak teratur atau berhenti total, ini juga perlu diwaspadai.
- Gejala Lain yang Menyertai: Seperti nyeri perut yang tidak normal, perdarahan abnormal di luar menstruasi, atau gejala lain yang mengganggu seperti penurunan drastis dalam kesehatan umum.
Jika mengalami telat haid yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter akan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik, dan mungkin tes tambahan seperti tes darah untuk menentukan penyebab telat haid.
Baca juga: Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Hamil, Deteksi Kehamilan Sejak Dini
Telat haid bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan durasi telat yang perlu diwaspadai tergantung pada kondisi individu. Jika mengalami telat haid yang mencurigakan, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Jika masih membutuhkan informasi seputar kesehatan sistem reproduksi ataupun program hamil, konsultasikan dengan tenaga profesional Morula IVF. Morula IVF adalah klinik fertilitas terbaik di Indonesia,menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif dengan dokter-dokter spesialis kandungan berpengalaman. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- American College of Obstetricians and Gynecologists. (2020). Menstruation in Girls and Adolescents: Using the Menstrual Cycle as a Vital Sign. ACOG Committee Opinion No. 651.
- Mayo Clinic. (2020). Amenorrhea. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/amenorrhea/symptoms-causes/syc-20369299
- National Health Service UK. (2020). Missed or late periods. Diakses dari https://www.nhs.uk/conditions/missed-or-late-periods/
- World Health Organization. (2020). Reproductive health. Diakses dari https://www.who.int/health-topics/reproductive-health
Sumber gambar: Freepik