Aspermia adalah sebuah kondisi langka pada organ reproduksi pria, di mana pria tidak dapat mengeluarkan semen saat merasakan orgasme dan ejakulasi. Aspermia berbeda halnya dengan azoospermia. Azoospermia merupakan kondisi dimana meskipun pria dapat mengeluarkan air mani, tetapi jumlah sel sperma yang ada di dalamnya sedikit. Sedangkan pada kondis aspermia, pria bahkan tidak dapat mengeluarkan air mani sama sekali.
Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria. Aspermia akan menjadi hambatan saat melakukan hubungan suami istri, karena pria tidak dapat mengeluarkan sperma yang cukup untuk membuahi sel telur. Sehingga, kemungkinan terjadinya kehamilan akan sangat kecil.
- Vaginosis Bakterialis: Memahami dan Mengatasi Masalah Kesehatan Intim Wanita
- Menopause Dini: Pengertian dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
- Makanan Pelancar Menstruasi: 6 Pilihan Terbaik untuk Siklus yang Lancar dan Sehat
- Berikut 3 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma
- Apa Itu Andropause? Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Jenis Aspermia
Perlu diketahui, aspermia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Beberapa jenis kondisi aspermia adalah sebagai berikut:
- Aspermia Obstruktif : Terdapat penyumbatan pada saluran ejakulasi akibat penyakit atau gangguan pada kelenjar prostat dan uretra posterior.
- Aspermia Iatrogenik : Adanya incompetent leher kandung kemih sehingga hasil ejakulasi masuk ke kandung kemih karena karena sumbatan pada saluran epididimis mis pasca trauma daerah panggul dan tulang belakang, kel. kongenital, komplikasi pembedahan misalnya pada waktu usia bayi sebagai dampak dari prosedur pembedahan mengatasi anus imperforata.
- Aspermia Psikogenik : Adanya gangguan psikologis seperti stress dan depresi, sehingga mempengaruhi produksi air mani dan sistem ejakulasi.
- Aspermia Idiopatik : Tidak adanya sel sperma yang penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Penyebab Aspermia
Meskipun kondisi aspermia belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun beberapa hal ini diduga kuat sebagai faktor pemicu terjadinya aspermia. Diantaranya adalah
1. Kegagalan Fungsi Saluran Ejakulasi
Kondisi aspermia dapat terjadi karena ejakulasi retrograde, yaitu ketika air mani tidak dapat keluar melainkan justru terdorong kebelakang. Cedera tulang belakang adalah salah satu penyebab mengapa hal tersebut dapat terjadi. Selain itu, kemoterapi vena pelvis, struktur kandung kemih dan dinding uretra yang rusak juga berpotensi menjadi penyebabnya.
2. Defisiensi Hormon Androgen
Hormon androgen adalah steroid pengendali perkembangan karakteristik pria, dimana testosteron merupakan hormon androgen yang paling aktif dan dominan pada pria. Hormon ini berperan dalam proses reproduksi dan seksual, termasuk timbulnya karakteristik pubertas pada pria, seperti kumis, jenggot, serta suara yang berat.
Ketika dalam fasa pubertas namun tidak disertai perkembangan alami tersebut, maka kelenjar prostat dan vesikula seminalis tidak berkembang dan tetap kecil. Apabila terjadi hal demikian, maka pria juga tidak dapat memproduksi air mani secara normal.
3. Faktor Bawaan
Aspermia juga diketahui dapat terjadi akibat kelainan kromosom. Beberapa kondisi yang erat kaitanya dengan kelainan kromosom pada aspermia adalah sebagai berikut:
- Cystic Fibrosis, adalah kondisi mengentalnya lendir-lendir dalam tubuh.
- Sindrom Serotoli.
- Sindrom Klinefelter
- Polimorfisme nukleotida tunggal yang terjadi pada gen UBR2
Gejala Aspermia
Aspermia umumnya dapat diketahui ketika pria merasakan sensasi orgasme yang cukup kuat, namun tidak terdapat air mani yang keluar. Beberapa gejala aspermia adalah:
- Merasakan nyeri saat buang air kecil, tepatnya setelah berhubungan intim
- Area skrotum atau genital terasa nyeri
- Seusai ejakulasi terasa nyeri di daerah panggul
- Sedikitnya cairan yang keluar saat ejakulasi
- Orgasme kering atau tidak mengeluarkan air mani saat ejakulasi
- Urine tampak keruh dan gelap atau disertai darah
- Mengalami infertilitas atau kemandulan
Apabila Anda mengalami hal-hal yang berkaitan dengan kondisi aspermia, maka disarankan bagi Anda melakukan konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter untuk penanganan lebih lanjut. Hal yang mungkin dapat Anda lakukan untuk menghindari penyakit aspermia adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, mengonsumsi makanan-makanan yang sehat dan rajin berolahraga.