Istilah embriogenesis atau fase perkembangan embrio memang belum begitu populer di kalangan masyarakat awam. Istilah biologi ini pada saat ini hanya populer di kalangan kedokteran, ilmu pendidikan, dan kalangan akademisi sains saja. Padahal, memahami tahapan-tahapan perkembangan pada embrio sangat penting karena hal tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dengan proses perkembangan kehamilan seseorang. Oleh sebab itu, membahas bagaimana tahapan embriogenesis secara lengkap dan gamblang memanglah diperlukan.
Tahapan-Tahapan Perkembangan Pada Embrio
Fase perkembangan pada embrio memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya. Dalam setiap tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kondisi kehamilan manusia serta yang akan dirasakan bunda. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Fase Morula
Pada fase morula, zigot yang masih mempunyai sel tunggal akan memulai pembelahan. Pembelahan tersebut dinamakan pembelahan mitosis dan akan membentuk sel-sel baru yang bernama blastomer. Sel-sel ini mempunyai sifat yang padat berisi dan jumlahnya sebanyak 16 sel. Kemudian, sel blastomer yang berjumlah 16 tersebut akan berkumpul dan membentuk sebuah bola yang dinamakan sebagai morula. Hal ini disebut sebagai morula karena memang bentuknya menyerupai buah arbei yang bentuknya kecil-kecil serta tidak mempunyai rongga.
2. Fase Blastula
Setelah melewati fase morula, perkembangan berikutnya sampai pada tahapan atau fase blastula. Pada fase ini, morula yang telah terbentuk akan terus mengalami pembelahan hingga jumlahnya menjadi 100 sel. Karena jumlahnya lumayan banyak, maka bola tersebut juga akan membentuk rongga-rongga di dalamnya yang disebut sebagai blastula.
Rongga yang ada tersebut selanjutnya dinamakan kembali sebagai blastosol. Selanjutnya, massa sel yang terdiri dari asam laktat, piruvat, asam amino, dan juga glukosa akan berkembang menjadi embrio manusia. Lalu, sel terluar yang membungkus massa akan mengalami perkembangan menjadi plasenta yang mana hal tersebut memiliki fungsi sebagai makanan embrio.
3. Fase Gastrula
Dalam fase gastrula, sel-sel yang telah terbentuk dalam fase blastula akan mengalami perombakan-perombakan. Perombakan tersebut akan menghasilkan 3 buah lapisan germinal. Lapisan ini juga sering disebut sebagai lapisan embriogenik yang nantinya akan menghasilkan lapisan-lapisan yang ada di dalam embrio nantinya.
Adapun, lapisan yang akan terbentuk pada fase ini meliputi sebagai berikut:
- Lapisan ektoderm yang merupakan lapisan paling luar dari embrio.
- Lapisan mesoderm yang merupakan lapisan tengah.
- Lapisan endoderm yang merupakan lapisan inti sel dari embrio yang akan mengalami perkembangan menjadi janin.
4. Fase Organogenesis
Fase terakhir dari tahapan perkembangan pada embrio yakni fase organogenesis. Dalam fase ini, sel-sel tubuh akan mulai terbentuk secara lengkap tahap demi tahap. Pembentukan ini berasal dari tiga lapisan sel germinal yang sudah terbentuk pada tahapan gastrula. Setiap lapisan germinal akan membentuk organ yang berbeda-beda pada janin.
Diketahui secara rinci, setiap lapisan akan membentuk organ sebagai berikut:
- Lapisan ekstoderm akan membentuk lapisan epidermis, saraf, mata, dan juga telingan bagian dalam.
- Lapisan mesoderm akan membentuk berbagai macam otot, organ reproduksi, sel darah, dan sistem ekskresi.
- Lapisan endoderm akan membentuk sistem pencernaan, kelenjar tiroid, hati, paru-paru, sel pankreas, dan juga organ reproduksi manusia.
Itulah ulasan lengkap mengenai tahapan dan fase perkembangan embrio dalam kehamilan manusia. Semoga informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan seputar embrio bagi para pembaca. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan kehamilan dan juga menjaga kesehatan agar proses persalinan lancar dan bayi yang akan terlahir ke dunia sehat serta sempurna.