Kontraksi adalah salah satu ciri-ciri ibu hamil mau melahirkan dimana kondisi perut ibu hamil mengencang dan keras. Dengan kata lain, kontraksi merupakan sensasi yang muncul apabila calon ibu siap untuk melahirkan. Hal ini menjadi salah satu tanda akan terjadi proses persalinan bagi ibu hamil, sebab tujuan utama kontraksi untuk mempersiapkan jalan lahir bagi bayi. Namun, ternyata terdapat beberapa jenis kontraksi yang sering ibu hamil salah artikan sebagai tanda bayi akan lahir. Artinya, tidak semua kontraksi menjadi tanda bahwa bayi akan lahir. Untuk lebih lengkapnya, simak jenis-jenis kontraksi beserta artinya dibawah ini.
Jenis Kontraksi
1. Kontraksi Palsu atau Kontraksi Braxton-Hicks
Secara umum kontraksi palsu disebut dengan Braxton-Hicks. Gejala dari kontraksi ini adalah perut terasa kencang namun tidak diiringi dengan rasa nyeri, hanya terpusat di bagian perut saja. Hal ini disebabkan oleh kelelahan atau dehidrasi yang dialami ibu hamil.
- Simak 5 Manfaat Salad Buah untuk Ibu Hamil Wajib Tahu!
- Bagaimana Ciri-ciri Janin Cegukan saat di Dalam Kandungan?
- Hamil Kembar Testpack Negatif? Ternyata Ini Penyebabnya!
- Perbedaan Melahirkan Normal dan Caesar, Ini Kelebihan dan Kekurangannya!
- Apakah Ibu Hamil Boleh Dipijat? Ini Manfaat dan Aturan yang Perlu Diketahui
Braxton Hicks pada umumnya terjadi di sekitar usia kehamilan 4 bulan. Kontraksi ini terjadi tidak teratur dan bisa mereda dengan mengubah posisi tidur. Jadi, kontraksi ini bukan tanda dari persalinan dini. Selain itu, kontraksi palsu ini tidak menyebabkan pembukaan leher rahim, tetapi jika kontraksi dirasa semakin kuat disertai dengan pendarahan segera periksakan ke dokter.
2. Kontraksi Dini
Kontraksi dini terjadi teratur sebelum kehamilan berusia 37 minggu. Pada kasus ini, kontraksi biasa terjadi dengan pola tertentu misalnya setiap 10 – 60 menit. Hal ini terjadi karena anggapan bahwa tubuh sedang beradaptasi dengan peregangan ligamen sekitar rahim. Risiko dari kontraksi dini adalah kelahiran prematur. Oleh sebab itu periksakan ke dokter jika mengalami kontraksi dini terutama disertai pendarahan dan ketuban merembes. Berikut ini gejala lain selain perut terasa kencang yang terjadi saat kontraksi dini:
- Kram perut
- Sakit punggung
- Terasa tekanan pada perut, panggul, dan kemaluan
- Sering buang angin
- Konstipasi
3. Kontraksi Asli Jelang Persalinan
Kontraksi asli menjelang persalinan biasanya semakin lama semakin kuat sebagai pertanda terbukanya serviks 4 – 10 cm sebagai jalan lahir bayi. Ciri-ciri kontraksi asli jelang persalinan adalah sebagai berikut.
- Nyeri perut bagian bawah terasa semakin kuat. Terkadang mirip seperti dilep atau kram menstruasi.
- Sekujur tubuh dapat merasakan kontraksi, mulai dari punggung dan perut hingga menjalar ke paha dan kaki.
- Dapat terjadi selama 45 – 60 detik dengan jeda 3 – 5 menit.
- Intensitas kontraksi meningkat menjadi 60 – 90 detik ketika serviks melebar 7 – 10 cm dengan jeda 2 menit.
- Keluar lendir bercampur darah.
Gejala lain yang biasa terjadi saat kontraksi asli jelang persalinan adalah pusing, mual, dan ketuban pecah.
Demikianlah jenis kontraksi yang perlu ibu hamil pahami. Mungkin masih membingungkan bagi ibu hamil yang baru pertama kali hamil untuk membedakan jenis kontraksi. Cara membedakan hal tersebut adalah dengan berbaring terlentang dan meletakkan tangan di perut. Jika ibu hamil merasakan keras di sebagian perut sementara di sebagian lain terasa lunak, maka itu bukan kontraksi. Namun, jika seluruh perut terasa keras disertai dengan gejala yang telah disebutkan di atas, maka bisa jadi itu adalah kontraksi asli jelang persalinan.
Jika ibu hamil kurang yakin dengan hasil dari cara membedakan kontraksi di atas atau kontraksi disertai dengan gejala lain seperti pendarahan, mual, pusing, dan lain-lain, segera periksakan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat. Kesimpulannya, kontraksi adalah kondisi perut ibu hamil mengencang dan mengeras yang muncul apabila calon ibu siap untuk melahirkan. Semoga bermanfaat!