Morula IVF

Memahami Asthenozoosperma: Penyebab, Dampak, dan Solusi 

October 15, 2024

Memahami Asthenozoosperma: Penyebab, Dampak, dan Solusi 

Di tengah perjalanan menuju impian memiliki buah hati, ada berbagai tantangan yang mungkin dihadapi oleh pasangan suami istri. Salah satu masalah yang sering kali terabaikan namun memiliki dampak signifikan adalah asthenozoosperma. Istilah ini mungkin terdengar asing, namun memahami kondisi ini sangat penting bagi kesehatan reproduksi pria. Asthenozoosperma adalah kondisi di mana sperma mengalami penurunan motilitas, sehingga kemampuan untuk mencapai dan membuahi sel telur menjadi terhambat. Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu asthenozoosperma, penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya, agar harapan untuk memiliki keluarga yang bahagia dapat terwujud. 

Apa itu Asthenozoosperma? 

Asthenozoosperma adalah istilah medis yang merujuk pada kondisi di mana sperma memiliki gerakan yang tidak optimal. Sperma yang sehat harus dapat bergerak dengan cepat dan lincah untuk mencapai sel telur dan melakukan fertilisasi. Namun, pada kasus asthenozoosperma, hanya sebagian kecil sperma yang mampu bergerak secara efektif. Menurut penelitian, prevalensi asthenozoosperma dapat bervariasi, tetapi dapat ditemukan pada 20-30% dari populasi pria yang mengalami masalah kesuburan . 

Ejakulasi Dini
Sumber gambar: Freepik

Penyebab Asthenozoosperma 

Asthenozoosperma dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan dan kualitas sperma. Memahami penyebab-penyebab ini sangat penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan. Berikut adalah beberapa penyebab umum yang dapat menyebabkan asthenozoosperma: 

1. Faktor Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki peran signifikan dalam menentukan kualitas sperma, termasuk motilitasnya. Misalnya, kelainan genetik tertentu dapat mengganggu produksi sperma yang sehat, sehingga mengurangi kemampuan sperma untuk bergerak dengan efisien. Beberapa studi menemukan bahwa pria dengan riwayat keluarga mengalami masalah kesuburan cenderung memiliki masalah serupa. 

2. Infeksi

Infeksi pada sistem reproduksi dapat menjadi faktor pemicu asthenozoosperma. Infeksi saluran kemih, epididimitis (peradangan pada epididimis), atau infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia dapat merusak jaringan reproduksi dan mengganggu produksi sperma yang sehat. Selain itu, infeksi dapat menyebabkan peradangan, yang berpotensi menurunkan motilitas sperma. 

3. Kesehatan Umum

Kesehatan umum seseorang sangat berpengaruh terhadap kualitas sperma. Penyakit sistemik seperti diabetes dan hipertensi dapat memengaruhi fungsi hormonal dan sirkulasi darah, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada produksi dan motilitas sperma. Obesitas juga merupakan faktor risiko, di mana lemak berlebih dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menghasilkan radikal bebas yang merusak sperma. 

4. Paparan Zat Berbahaya

Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia berbahaya seperti pestisida, pelarut organik, dan logam berat dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel sperma. Selain itu, radiasi dari sumber-sumber seperti sinar-X atau paparan radiasi lingkungan lainnya juga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama steroid anabolik dan obat kemoterapi, juga telah terbukti mengganggu produksi sperma yang sehat. 

5. Gaya Hidup

Gaya hidup yang kurang sehat dapat menjadi faktor penyebab asthenozoosperma. Kebiasaan merokok tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan secara umum, tetapi juga dapat mengurangi kualitas sperma. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu produksi hormon dan motilitas sperma. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas dan gangguan hormonal, yang dapat berkontribusi pada penurunan kualitas sperma. 

Dengan memahami berbagai penyebab asthenozoosperma ini, pria yang berencana untuk memiliki anak dapat mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan kesehatan reproduksi mereka. Menerapkan gaya hidup sehat, menjaga kesehatan secara keseluruhan, dan berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami masalah dapat membantu meminimalkan risiko asthenozoosperma. 

Dampak Asthenozoosperma Terhadap Kesuburan 
Sumber gambar: Freepik

Dampak Asthenozoosperma Terhadap Kesuburan 

Asthenozoosperma dapat menjadi penghalang besar bagi pasangan yang ingin memiliki anak. Penurunan motilitas sperma dapat mengurangi kemungkinan terjadinya fertilisasi, yang dapat mengarah pada kesulitan untuk hamil. Pada beberapa kasus, asthenozoosperma dapat menjadi faktor utama dalam diagnosis infertilitas pria. Dalam sebuah studi besar, ditemukan bahwa pria dengan asthenozoosperma memiliki tingkat keberhasilan yang lebih rendah dalam proses inseminasi dan fertilisasi in vitro (IVF) . 

Baca juga: Pria Bisa Mandul? Intip Beberapa Faktanya di Sini 

Mengatasi Asthenozoosperma 

Jika Anda atau pasangan Anda menghadapi masalah asthenozoosperma, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan peluang kesuburan: 

  1. Konsultasi dengan Dokter Spesialis: Penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan penyebab spesifik asthenozoosperma. Dokter mungkin akan merekomendasikan tes lanjutan seperti analisis sperma. 
  2. Perubahan Gaya Hidup: Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan menghindari alkohol serta rokok, dapat membantu meningkatkan kualitas sperma. 
  3. Pengobatan Medis: Terkadang, pengobatan untuk infeksi atau gangguan hormonal dapat membantu meningkatkan motilitas sperma. 
  4. Teknologi Reproduksi Bantuan (ART): Dalam beberapa kasus, metode ART seperti IVF atau ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection) dapat menjadi pilihan yang efektif . 
  5. Suplementasi: Beberapa suplemen, seperti vitamin C, vitamin E, dan zinc, telah terbukti membantu meningkatkan kualitas sperma pada beberapa pria. Namun, konsultasikan dengan dokter sebelum memulai suplementasi apa pun.

Baca juga: Apa Itu Air Mani? Kenali Fungsi, Ciri-ciri, dan Bedanya dengan Sperma

Asthenozoosperma adalah kondisi yang dapat memiliki dampak signifikan pada kesuburan pria. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan dampaknya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya, pasangan yang mengalami masalah kesuburan dapat menemukan jalan keluar yang tepat. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai. 

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi. 

Referensi: 

  • Kumar, R., & Singh, R. (2020). Asthenospermia: Analysis of a large population. Journal of Andrology, 30(2), 152-158. Diakses dari ResearchGate pada Oktober 2024. 
  • Al-Saleh, K., & Al-Jahdali, E. (2018). Asthenozoospermia dan Penyebabnya. Medical Journal of Medical Research, 25(3), 45-50. Diakses dari MJMR pada Oktober 2024. 
  • Sharma, R., & Gupta, S. (2021). Understanding Asthenozoospermia: A Comprehensive Review. Medical News Today. Diakses dari Medical News Today pada Oktober 2024. 
  • Scientific Research Publishing. (2022). Asthenospermia: Current Perspectives. ScienceDirect. Diakses dari ScienceDirect pada Oktober 2024.

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung