Adenomyosis mungkin bukan istilah yang sering didengar, tetapi bagi banyak wanita, kondisi ini dapat menjadi sumber ketidaknyamanan yang signifikan. Nyeri menstruasi yang semakin parah, pendarahan berlebihan, dan perasaan tertekan di area perut sering kali menjadi tanda-tanda yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Meski sering disalahartikan sebagai kondisi lain seperti endometriosis atau fibroid, adenomyosis memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri. Mati kenali lebih dalam tentang apa itu adenomyosis, gejala yang harus diwaspadai, serta bagaimana diagnosis dan pengobatan yang tepat bisa membantu meredakan dampaknya.
Apa Itu Adenomyosis?
Adenomyosis adalah kondisi medis di mana jaringan endometrium, yang biasanya melapisi bagian dalam rahim, tumbuh ke dalam dinding otot rahim. Akibatnya, lapisan ini menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembesaran rahim. Kondisi ini sering terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama pada usia 40-an atau setelah memiliki anak.
Gejala Adenomyosis
1. Nyeri Menstruasi Parah (Dismenore)
Nyeri menstruasi adalah gejala paling umum dari adenomyosis, tetapi berbeda dari nyeri haid biasa. Pada adenomyosis, rasa sakit sering kali lebih intens dan berlangsung lebih lama, bahkan bisa meningkat seiring waktu. Hal ini disebabkan oleh peradangan pada dinding otot rahim, yang memicu kram hebat. Beberapa wanita menggambarkan rasa sakit ini seperti ditusuk atau diremas, yang bisa mengganggu aktivitas harian.
2. Menstruasi Berat atau Berkepanjangan (Menoragia)
Wanita dengan adenomyosis sering mengalami perdarahan menstruasi yang lebih berat dari biasanya. Perdarahan ini bukan hanya lebih banyak, tetapi juga bisa berlangsung lebih lama, melebihi durasi normal siklus menstruasi. Akibatnya, banyak penderita mengalami anemia atau kekurangan zat besi, yang ditandai dengan kelelahan, pusing, dan kulit pucat.
3. Nyeri Saat Berhubungan Seks (Dispareunia)
Peradangan dan pembengkakan pada dinding rahim yang disebabkan oleh adenomyosis dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual. Nyeri ini bisa terasa tajam atau tumpul, bergantung pada seberapa parah kondisi peradangan. Ini adalah salah satu gejala yang dapat memengaruhi kualitas hidup, karena bisa menimbulkan stres emosional dan fisik bagi penderita.
4. Pembesaran Rahim
Adenomyosis sering menyebabkan rahim membesar dan berubah bentuk, mirip dengan kehamilan awal. Pembesaran rahim ini bisa dirasakan sebagai tekanan di perut bagian bawah atau panggul. Pada beberapa kasus, pembesaran ini membuat perut terlihat lebih buncit atau terasa berat, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan saat beraktivitas.
5. Pendarahan di Luar Menstruasi (Spotting)
Selain menstruasi yang lebih berat, beberapa wanita dengan adenomyosis juga mengalami pendarahan di luar siklus menstruasi. Pendarahan ini bisa berupa bercak ringan (spotting) atau perdarahan yang lebih signifikan, dan sering kali terjadi tanpa pola yang jelas. Hal ini disebabkan oleh lapisan endometrium yang tumbuh secara tidak normal ke dalam otot rahim.
Setiap gejala ini bisa bervariasi dari ringan hingga berat, dan sering kali berkembang seiring waktu. Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari gejala ini secara berkelanjutan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis lebih lanjut.
Baca juga: Apa Itu Menoragia? Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Penyebab Adenomyosis
Adenomyosis masih menjadi teka-teki dalam dunia medis, karena penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa teori dan faktor yang dianggap berperan dalam perkembangan kondisi ini. Berikut adalah beberapa penyebab yang mungkin:
1. Perubahan Hormonal
Salah satu faktor utama yang dianggap memicu adenomyosis adalah perubahan hormon, terutama estrogen. Estrogen dikenal sebagai hormon yang memainkan peran penting dalam siklus menstruasi dan kesehatan reproduksi wanita. Pada adenomyosis, jaringan endometrium yang seharusnya hanya berada di dalam rahim mulai menembus dinding otot rahim. Kelebihan estrogen dapat merangsang pertumbuhan jaringan ini, menyebabkan peradangan dan pembesaran rahim. Setelah menopause, ketika kadar estrogen alami tubuh menurun, gejala adenomyosis cenderung mereda atau bahkan menghilang.
2. Riwayat Melahirkan atau Operasi Rahim
Wanita yang memiliki riwayat kehamilan, terutama mereka yang telah melahirkan melalui operasi caesar, berada pada risiko yang lebih tinggi terkena adenomyosis. Selama kehamilan dan persalinan, rahim mengalami peregangan dan trauma, yang dapat menyebabkan mikro-cedera pada dinding rahim. Trauma ini bisa memudahkan jaringan endometrium menembus otot rahim dan berkembang menjadi adenomyosis. Selain operasi caesar, prosedur bedah lain pada rahim, seperti pengangkatan fibroid atau kuretase, juga dapat meningkatkan risiko adenomyosis.
3. Peradangan dan Cedera
Infeksi atau peradangan yang mempengaruhi dinding rahim mungkin berperan dalam perkembangan adenomyosis. Proses peradangan dapat memicu respons penyembuhan yang mengarah pada pertumbuhan abnormal jaringan endometrium ke dalam lapisan otot rahim. Cedera fisik pada rahim, yang disebabkan oleh operasi atau persalinan, juga bisa membuka jalan bagi jaringan endometrium untuk menembus lapisan otot rahim.
Selain tiga faktor di atas, ada teori lain yang menyebutkan bahwa adenomyosis mungkin berasal dari sel-sel embrionik yang tidak teratur atau disfungsi sistem imun. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme pasti yang menyebabkan adenomyosis berkembang pada beberapa wanita.
Walaupun penyebab pasti adenomyosis masih belum jelas, kombinasi faktor hormonal, trauma fisik, dan peradangan ini dapat memicu perkembangan kondisi tersebut. Mengetahui faktor-faktor risiko ini dapat membantu wanita lebih waspada terhadap gejala yang mungkin muncul dan mencari perawatan medis yang tepat sejak dini.
Diagnosis Adenomyosis
Mendiagnosis adenomyosis bisa menjadi tantangan karena gejalanya sering mirip dengan kondisi lain seperti endometriosis atau fibroid. Biasanya, diagnosis adenomyosis dilakukan melalui:
- Ultrasonografi (USG): USG transvaginal dapat membantu mendeteksi pembesaran rahim atau ketebalan dinding rahim yang abnormal.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging): MRI adalah alat yang lebih akurat untuk mendiagnosis adenomyosis karena dapat menunjukkan dengan jelas penebalan dinding rahim dan keberadaan jaringan endometrium di otot rahim.
- Biopsi: Dalam beberapa kasus, biopsi endometrium mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan lain seperti kanker.
Pengobatan Adenomyosis
Tidak ada satu pengobatan yang cocok untuk semua pasien adenomyosis. Perawatan biasanya tergantung pada usia, gejala, dan keinginan untuk hamil di masa depan. Berikut adalah beberapa opsi perawatan yang umum:
- Pengobatan Nyeri: Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen sering direkomendasikan untuk meredakan nyeri menstruasi.
- Terapi Hormonal: Pil kontrasepsi atau terapi hormon lainnya dapat membantu mengurangi kadar estrogen dalam tubuh, yang membantu mengurangi gejala.
- Ablasi Endometrium: Prosedur ini menghancurkan lapisan endometrium untuk mengurangi perdarahan menstruasi.
- Histerektomi: Bagi wanita yang tidak lagi ingin memiliki anak, histerektomi (pengangkatan rahim) mungkin menjadi pilihan terakhir, karena ini satu-satunya cara untuk sepenuhnya menyembuhkan adenomyosis.
Baca juga: Inilah 4 Siklus Menstruasi yang Perlu Anda Ketahui
Perbedaan Adenomyosis dengan Endometriosis
Meski keduanya melibatkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar tempatnya, adenomyosis dan endometriosis adalah dua kondisi yang berbeda. Pada adenomyosis, jaringan tumbuh di dalam dinding otot rahim, sementara pada endometriosis, jaringan ini tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium atau saluran tuba.
Komplikasi Adenomyosis
Jika tidak ditangani, adenomyosis dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Anemia: Perdarahan menstruasi yang berat bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.
- Kualitas Hidup Menurun: Nyeri kronis dan menstruasi yang berat dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari.
Pencegahan Adenomyosis
Tidak ada cara pasti untuk mencegah adenomyosis, namun mempertahankan gaya hidup sehat dengan diet seimbang dan olahraga teratur dapat membantu mengelola gejala.
Adenomyosis adalah kondisi yang sering kali tidak terdeteksi, tetapi pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- WebMD. (2023). Adenomyosis: Symptoms, Causes, and Treatments. Diakses pada 23 September 2024.
- Medscape. (2023). Adenomyosis: Overview. Diakses pada 23 September 2024.
- American Family Physician. (2022). Adenomyosis: Clinical Presentation and Management. Diakses pada 23 September 2024.
- Women’s Reproductive Health, University of Oxford. (2023). Adenomyosis: From Symptoms to Treatment. Diakses pada 23 September 2024.
- The Center for Innovative GYN Care. (2023). Adenomyosis: Causes, Symptoms, and Treatments. Diakses pada 23 September 2024.